TAJDID.ID || PDI Perjuangan menggelar demo masak tanpa minyak goreng di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (28/3/2022).
Acara ini dilaksanakan usai banyaknya komentar dari warganet yang menyebut Megawati tidak peka dengan penderitaan rakyat yang saat ini sedang kesusahan mencukupi kebutuhan hidup.
Baca juga: Dibuka Megawati, Besok PDIP Gelar Demo Masak Tanpa Minyak Goreng
“Saya tuh sampai ngelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng. Saya itu sampai mikir, ‘Jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya,'” ujarnya Megawati, beberapa waktu lalu.
Menanggapi kegiatan tersebut, warganet pun melontarkan respon, Salah satu komentar yang menggelitik datang dari aktivis media sosial, Maudy Asmara.
“Saat jadi oposisi demo kenaikan BBM… Jadi penguasa demonya demo masak.. Luar biasa partai satu ini 👏,” sindir Maudy Asmara di akun Twitter @Mdy_Asmara1701
Saat jadi oposisi demo kenaikan BBM…
Jadi penguasa demonya demo masak..
Luar biasa partai satu ini 👏 pic.twitter.com/TtcUZ7BGJz
— Maudy Asmara (@Mdy_Asmara1701) March 28, 2022
Demo BBM
Jika ditilik lagi ke jauh ke belakang, pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PDIP merupakan salah satu partai yang paling gencar melancarkan aksi demo. Tapi waktu itu bukan demo memasak, melainkan demo menolak kenaikan harga BBM.
Bahkan, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini tak segan menggelar unjuk rasa hingga ke Istana agar kenaikan dibatalkan.
Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM ini sempat dilakukan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka. Rieke dua kali berada di tengah para demonstran guna mendesak SBY membatalkan kebijakan yang disebutnya memberatkan rakyat kecil tersebut. Demo juga gelar di sejumlah kota di seluruh Indonesia.
Tidak cuma turun di jalan, upaya menggagalkan kenaikan BBM juga terjadi di dalam gedung parlemen. Dengan sekuat tenaga, para politikus PDIP berusaha mengganjal persetujuan RAPBNP 2013 yang salah satunya berisi pengurangan subsidi untuk BBM.
Bahkan, mereka memilih walkout ketika permintaannya tak diakomodir mayoritas anggota DPR saat itu. (*)