TAJDID.ID~Asahan || Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM ) Asahan mengkritik penggunaan anggaran Rp 2,2 miliar untuk rehab rumah dinas Bupati Asahan. IMM menilai hal itu membuang anggaran di tengah pandemi virus Corona.
“Rakyat masih butuh uluran tangan dari pemerintah Asahan, tetapi mereka malah membuang anggaran. Saya juga melihat saat ini rumah dinas dalam keadaan baik dan kokoh, tidak perlulah mewah-mewah di atas penderitaan rakyat,” kata Ketua Umum PC IMM Asahan, Yogi Ginting, kepada wartawan, Selasa (11/1).
Yogi Ginting menilai harusnya proses rehab rumah dinas Bupati bisa ditunda pelaksanaannya. Dia menilai dana itu bisa digunakan untuk membantu masyarakat Asahan ditengah pandemi Covid-19.
“Rumah dinas tersebut masih dalam kondisi layak pakai sehingga APBD yang digelontorkon untuk rehab tersebut tergolong sia-sia dan tidak ada dampak bagi masyarakat, apalagi tahun 2020 kemaren baru dilakukan rehab rumah dinas Bupati yang menghabiskan APBD hampir 600 juta. Apakah setiap tahun harus dilakukan rehab, apalagi yang mau di rehab ” ucap Ginting.
“Seharusnya diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat dalam meringankan beban mereka di tengah pandemi Covid-19 seperti bantuan sembako, bantuan peralatan medis, sehingga ada dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat,” tambahnya.
“Kami berharap kepada Bupati Asahan Tengah memakai naluri kemanusiannya untuk membatalkan niatnya membangun istananya di tengah kondisi sulit seperti ini, alokasikan saja dananya untuk masyarakat di tengah kesulitan ekonomi ini,” ungkap Yogi Ginting.
Untuk itu, ia meminta anggaran itu digeser, apalagi kondisi rumah dinas Bupati Tengah masih dalam kondisi baik.
“Toh rumah dinas juga masih bagus, geser saja anggaranya untuk penanggulangan ekonomi masyarakat, toh juga Bupati kan Orang Baik, harusnya peka terhadap kebutuhan rakyat,” tutup Yogi.
Anggaran rehab rumah dinas Bupati Asahan sebesar Rp 2,2 miliar itu diketahui dari APBD Asahan T.A 2022. Dalam draft tersebut, tertera nama paket ‘Rehab Rumah Dinas Bupati Asahan dan pendukungnya. (*)
