TAJDID.ID || Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra 2021. Ia dipuji karena penetrasi karya-karyanya yang tanpa kompromi menyoroti dan mengkritisi efek kolonialisme.”
“Luar biasa – ini (Nobel) adalah penghargaan untuk penulis hebat – saya masih menerimanya,” kata Gurnah, dikutip dari laman BBC.
“Itu benar-benar kejutan sehingga saya benar-benar harus menunggu sampai saya mendengarnya diumumkan sebelum saya bisa mempercayainya.” tutur Gurnah.
Gurnah, 73, adalah seorang novelis Zanzibari yang tiba di Inggris sebagai pengungsi pada akhir 1960-an. Dia adalah penulis 10 novel, termasuk yang paling spektakuler “Paradise and Desertion”.
Novelnya Paradise, menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh di Tanzania pada awal abad ke-20 dan dinominasikan untuk Booker Prize, menandai terobosannya sebagai seorang novelis.
“Dedikasi Abdulrazak Gurnah pada kebenaran dan keengganannya pada penyederhanaan sangat mencolok,” kata Komite Nobel untuk Sastra dalam sebuah pernyataan.
Novel-novel Gurnah dinilai mundur dari deskripsi stereotip dan membuka pandangan kita ke Afrika Timur yang beragam secara budaya yang tidak dikenal banyak orang di bagian lain dunia.
“Karakter karya-karyanya menemukan diri mereka dalam jeda antara budaya dan benua, antara kehidupan yang dulu dan kehidupan yang muncul; itu adalah keadaan tidak aman yang tidak akan pernah bisa diselesaikan.”
Muslim dan Hadiah Nobel
Gurnah adalah penulis Afrika kulit hitam pertama yang memenangkan hadiah Nobel dalam sastra sejak Wole Soyinka dari Nigeria menerima penghargaan itu pada tahun 1986.
Namun sebagai seorang muslim, dia bukanlah orang pertama yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut. Pada tahun 1988, penulis Mesir Naguib Mahfouz mendapat penghargaan atas kontribusinya pada sastra Arab.
Penulis Turki Orhan Pamuk juga menerima penghargaan pada tahun 2006.
Di bidang kimia, dua Muslim juga menerima penghargaan Nobel Prize, yaitu Mesir-Amerika Ahmed Zewail pada 1999 dan Aziz Sancar Turki-Amerika pada 2015.
Di bidang fisika, ilmuwan Pakistan Mohammad Abdus Salam juga mendapat penghargaan pada tahun 1979. (*)