Syahdan. Satu ketika, sufi dan pujangga besar Islam Maulana Jalaluddin Rumi dijejali sejumlah pertanyaan. Sang Darwis pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan lugas dan cerdas.
Pertanyaan pertama: “Apakah racun itu?
Beliau menjawab : “Segala sesuatu yang melebihi kebutuhan kita adalah racun. Bisa kekuasaan, kekayaan, kemiskinan, ego, kekikiran, kemalasan, cinta, ambisi, benci atau apapun juga.
Pertanyaan kedua: “Apakah ketakutan itu?”
Beliau menjawab : “Tidak mampu ridha akan ketidakpastian. Jika kita rela (menerima) akan ketidakpastian, maka itu akan menjadi petualangan yang mengasyikkan”
Pertanyaan ketiga: “Apakah dengki itu?”
Beliau menjawab : “Tidak ridha atas kebaikan yang didapat oleh orang lain. Jika kita rela kebaikan (bagi orang lain), maka itu akan menjadi inspirasi (bagi kita untuk meneladaninya)”
Pertanyaan keempat: “Apakah kemarahan itu?”
Beliau menjawab : “Tidak ridha akan hal-hal yang di luar kendali kita. Jika kita mampu rela (menerima) hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, maka itu namanya toleransi “
Pertanyaan kelima: “Apa itu dendam?”
Beliau menjawab: “Tidak bisa menerima orang lain apa adanya. Jika kita menerima orang lain apa adanya(tanpa syarat) maka itulah cinta”
