TAJDID.ID~Medan || Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Sumatera Utara, Shohibul Anshor Siregar menyarankan agar Majelis Ulama Indoneia (MUI) dan ormas Islam, terutama yang sehaluan, perlu segera pergi ke istana dan memberi pencerahan kepada Presiden soal Palestina dan Masjid Al-Aqsa, terutama dari aspek teologis dan sejarah.
“Tujuannya agar Indonesia memiliki sikap yang lebih tegas dan terukur, yang diharapkan dapat menjadi faktor penting dalam perhitungan negara-negara di dunia dan bahkan badan-badan internasional khususnya Persyarikatan Bangsa Bangsa (PBB),” ujar Shohib kepada TAJDID.ID, Senin (17/5).
Sejauh ini, kata Shohib, asupan dari orang sekitar Presiden termasuk Menteri Luar Negeri dan para diplomat terasa tak menghasilkan sikap dan pendirian yang mencerminkan jati diri Indonesia sebagaimana dimaktubkan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1845.
Menurutnya, Presiden harus diajak berkontemplasi dan secara filosofis mendiskusikan sikap Indonesia berdasarkan dokrin besar alasan pendirian Indonesia yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945 itu.
“Bahkan ormas lainnya pun bisa diikutkan, karena yang terjadi secara berkepanjangan menimpa Palestina bukanlah konflik biasa antara satu dan lain negara,” sebut dosen FISIP UMSU ini.
Disadari bahwa akibat minimnya pengetahuan, lanjut Shohib, masalah ini telah memperdalam polarisasi di Indonesia pasca keberlakuan kategorisasi kadrun dan cebong yang menyertai rivalitas dalam pemilu 2019, khususnya Pilpres. Menurutnya, tidak ada manfaatnya membiarkan polarisasi ini abadi, sehingga faktor yang potensil memperkuatnya seperti brutalitas Zionis atas Palestina.
“Sikap Indonesia tidak cukup sekadar menutup sebagaimana optimum dilakukan oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tak memiliki instrumen dalam hubungan internasional,” tutupnya. (*)