TAJDID.ID~Jakarta || Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsuddin menyebut sikap yang diambil Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi menolak tawaran menjabat Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) adalah langkah tepat bagi seorang anggota Muhammadiyah sejati.
“Anggota Muhammadiyah itu tidak gila jabatan,” kata Din Syamsuddin melalui keterangan resminya di Jakarta pada Kamis (24/12/2020).
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini membeberkan bahwa anggota Muhammadiyah juga akan menolak jabatan yang tidak sesuai kapasitasnya.
Bahkan, menurut Din tawaran jabatan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu merendahkan marwah organisasi Muhammdiyah itu sendiri.
“Menolak jabatan yang tidak sesuai dengan kapasitas, dan jabatan yang merendahkan marwah organisasi,” ucap Din Syamsuddin.
Lebih lanjut, Din Syamsuddin mengatakan, alasan Abdul Mu’ti menolak tawaran itu karena tidak berkemampuan mengemban amanat, hanyalah sikap tawadhu’.
“Abdul Mu’ti adalah Guru Besar dan pakar pendidikan yang mumpuni. Wawasannya tentang pendidikan dan kemampuan memimpinnya sangat tinggi,” ujar Din Syamsuddin.
Din menyebut, penunjukan Abdul Mu’ti sebagai Wamendikbud bernada merendahkan organisasi Muhammadiyah yang besar, pelopor pendidikan, dan gerakan pendidikan nasional yang nyata.
“Seyogya Presiden memiliki pengetahuan kesejarahan dan kebangsaan, sehingga dapat menampilkan kebijaksanaan untuk menempatkan seseorang dan sebuah organisasi pada tempatnya yang tepat,” tutur Din.
Bagi Muhammadiyah, Kata Din, memangku jabatan di pemerintahan bukanlah masalah besar, karena Muhammadiyah cukup mandiri dan otonom untuk menjadi mitra strategis dan kritis Pemerintah.
“Dalam suatu sikap proporsional: siap mendukung Pemerintah jika baik dan benar, dan tak segan-segan mengeritik serta mengoreksi jika salah, menyimpang atau menyeleweng,” ujar dia.
Baca Juga: Urung Jadi Wamen, ini Alasan Abdul Mu’thi
Seperti diketahui, nama Abdul Mu’ti diketahui sempat tercantum dalam daftar nama yang akan dilantik Presiden Joko Widodo menjadi wakil menteri bersama lima orang lainnya.
Abdul Mu’ti masuk ke dalam daftar yang akan dilantik menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju.
Akan tetapi, di hari pelantikan menteri dan wakil menteri yang baru, Abdul Mu’ti mengungkapkan alasannya tak menghadiri acara pelantikan tersebut.
Alasan Abduk Mu’ti menolak tawaran menjadi wakil menteri itu karena merasa tidak mampu mengemban amanah yang dinilainya sangat berat.
Kendati demikian, Abdul Mu’ti mengatakan ia sempat menerima tawaran dari Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, setelah mengukur kemampuan diri, ia menolak tawaran itu. (*)