Sebelumnya, Josua mengaku menjual meteor itu kepada Jared dan juga mengaku terkejut atas pemberitaan media Inggris The Sun terkait harga meteor.
The Sun menyebutnya orang kaya baru dengan harga disebutkan mencapai 757 poundsterling (Rp14,1 juta) per gram di sebuah situs jual-beli online atau bila seberat 1.800 gram setara dengan Rp26 miliar.
Joshua, 34 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati, mengaku batu meteor tersebut dijualnya dengan harga Rp200 juta. Uang itu pun sudah habis dibagi-bagi kepada keluarga, yatim piatu, gereja, dan perbaikan makam orangtua.
“Uangnya sudah habis, cuma Rp200 juta,” kata Josua seperti dilaporkan BBC News Indonesia, Rabu (18/11).

Josua mengungkap bahwa batu meteor yang menimpa rumahnya tersebut telah dijual kepada Jared Collins, orang Amerika Serikat yang tinggal di Bali pada 17 Agustus 2020. Josua menyatakan awalnya Jared mengatakan hendak membeli batu meteor untuk kepentingan penelitian dan dikoleksi.
Josua mengaku mendapat Rp200 juta untuk batu meteor. Adapun untuk perbaikan atap rumahnya yang rusak karena tertimpa batu meteor, dia menerima Rp14 juta. Sehingga total dia memperoleh Rp214 juta. Akan tetapi, Josua menolak memberikan bukti pembayaran yang telah diterimanya.
Josua mengaku tidak tahu jika batu yang dibeli Jared Collins tersebut dihargai Rp26 miliar.
“Kalau betul (harganya) Rp26 miliar, saya merasa dibohongi. Saya kecewa,” kata Josua.
Akan tetapi Jared Collins membantah hal tersebut. Dia mengaku cuma ditugaskan untuk memeriksa keaslian meteorit yang ditemukan oleh Josua Hutagalung, melindungi meteorit tersebut dari kemungkinan kerusakan dan kontaminasi yang mungkin terjadi akibat penanganan meteorit yang tidak tepat, serta menyampaikannya dengan aman kepada koleganya di Amerika.”
“Dapat dipastikan bahwa angka yang disebutkan sama sekali tidak benar dan tidak tepat,” kata jared.
Adapun keaslian, kata Jared, nilai sebenarnya adalah kerahasiaan kedua belah pihak, baik Josua Hutagalung maupun warga Amerika yang tinggal di luar negeri, yang mengambil alih meteor tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama.
“Tetapi jumlah yang dibayarkan / diterima bukanlah Rp200 juta atau harga yang terlalu dibesar-besarkan sejumlah Rp25 miliar yang dilaporkan di seluruh dunia. Saat ini tidak ada meteorit dengan nilai seperti itu, dan tentunya tidak ada kolektor yang akan membayar harga tersebut,” ujarnya.
Tidak semua dijual
Dalam keterangan sebelumnya, Josua menyebut bobot batu meteor yang jatuh menimpa atap rumahnya mencapai 2,2 kilogram, sedangkan yang dia klaim dijual ke Jared hanya 1.800 gram. Sedangkan sisanya, menurut Josua, telah dibagi-bagi ke sanak keluarga.
“Saya sendiri dapat lima gram, selebihnya saya bagi-bagi ke sanak keluarga. Ada yang dibuat batu cincin,” jelasnya.
Joshua berjanji tidak akan menjual sisa batu meteor yang dimilikinya itu, meski harga di pasar internasional cukup mahal.
Dia mengatakan, batu seberat lima gram tersebut akan disimpannya sebagai kenang-kenangan.
“Lima gram itu kan secuil, biarlah jadi kenang-kenangan.”
Bersambung (Hal 3)