Berjamaah Selamatkan Air
Ihtiar yang dilakukan Muslih 20 tahun terakhir bersama Pramuka Saka Wanabakti-nya barangkali hanya melibatkan komunitas kecil, namun sangat besar manfaatnya. Ihtiar seperti itu jika dilakukan oleh Muhammadiyah yang sebuah maskapai besar tentu memiliki efek yang lebih meluas.
Muslih juga anak Muhammadiyah, dia pernah di Tapak Suci, juga aktif di Pemuda Muhammadiyah, ayahnya juga guru ngaji Muhammadiyah (alm) Pak Amir Turmudzi. Tentu di tubuh Muhammadiyah banyak warga dan aktivisnya yang mencintai alam seperti halnya Muslih.
Sejauh ini tentang bencana krisis air penampilan Muhammadiyah dalam berpartisipasi menanggulanginya sudah sangat meyakinkan. MDMC dan LAZISMU beserta segenap elemen Muhammadiyah selalu hadir di garda depan dengan dropping air bersih serta membangun instalasi air bersih di mana-mana.
Namun demikian Muhammadiyah belum optimal memberdayakan Majelis Lingkungan Hidup-nya. Tentu menjadi lebih seru ketika MDMC, LAZISMU, Majelis Lingkungan Hidup, bisa menjadi lokomotif gerakan penyelamatan air melalui penanaman pohon sehingga Muhammadiyah menawarkan program solutif untuk perbaikan kualitas alam.
Majelis Lingkungan Hidup memiliki kompetensi menyusun konsep program dan juga akses kepada para pakar dan instansi yang kompeten. Majelis Lingkungan Hidup juga bisa menjangkau PCM hingga PRM untuk berkoordinasi menentukan kawasan mana yang perlu dihijaukan dan bersedia menerima program penanaman pohon Muhammadiyah.
MDMC sebagai lembaga taktis mengelola jaringan relawan yang bisa mendukung eksekusi program penghijauan kawasan ala Muhammadiyah. LAZISMU memiliki kemampuan memobilisasi sodakoh untuk mendukung gerakan penyelamatan sumber air melalui penanaman pohon.
Gerakan dapat menjadi lebih massif lagi dengan dukungan Majelis Dikdasmen dan Majelis Dikti yang memiliki sekian banyak sekolah dan perguruan tinggi. Tentu sangat bagus apabila semua sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah selalu memprogramkan kegiatan menanam pohon dalam kegiatan perkemahan pandu HW nya.
Perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat juga mewajibkan gerakan penanaman pohon sebagai kegiatan unggulan pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswanya.
Lebih seru lagi bila semua amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam semarak Milad-nya juga menyisipkan kegiatan penanaman pohon. Jika misalnya selama ini semarak Milad RSU PKU identik dengan khitanan massal, bolehlah suatu saat ditambahi penanaman pohon. Tapak Suci jangan mau ketinggalan, mereka bisa berpartisipasi dengan menyisipkan kegiatan penanaman pohon dalam setiap acara kenaikan tingkat siswa. Sungguh luar biasa manfaatnya jika ihtiar yang telah dilakukan Muslih itu juga dilakukan Muhammadiyah dengan koordinasi yang cantik dari semua elemen-eleman di dalamnya.