TAJDID.ID || Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan pentingnya memperkuat pemahaman manhaj tarjih bagi para mubaligh dan pimpinan Muhammadiyah.
“Jangan sampai pimpinan Muhammadiyah termasuk di cabang di wilayah apalagi sampai di pusat tidak paham manhaj ini. Dasarnya memang ruju’ quran dan sunnah tapi ada ijtihad. Agar orang Muhammadiyah tidak sempit pemahaman keagamaannya,” tegas Haedar dalam acara Memperkuat konsolidasi gerakan dakwah Persyarikatan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Sabtu (17/10)
Menurut Haedr, penguatan pemahaman itu diperlukan agar menghadapi tantangan zaman yang makin kompleks, Muhammadiyah di usia abad kedua tidak gampang terbawa arus sehingga kehilangan identitas dan pondasi gerakannya.
Mengutip riset Pew Forum, Haedar menyampaikan di ranah global demografi umat Islam diperkirakan mendominasi antara tahun 2035-2055. Di Indonesia sendiri, gairah Keislaman juga semakin tinggi setelah reformasi.
Menghadapi dampak hal tersebut di bidang kebudayaan, politik dan keagamaan, kata Haedar, ketidakpahaman terhadap manhaj tarjid dan semangat tajdid Muhammadiyah justru akan menjauhkan gerakan Muhammadiyah dari misi yang diasaskan oleh Kiai Ahmad Dahlan sendiri.
“Kita harus meneguhkan kembali pemahaman keislaman kita sebagaimana yang telah menjadi manhaj tarjih sebagai patokan kita,” pesan Haedar mewanti-wanti jangan sampai ada pegiat Muhammadiyah dengan rasa yang tidak sesuai dengan identitas garis pemikiran Muhammadiyah yang memiliki tiga unsur; Bayani (dalil), Burhani (disiplin ilmu), dan ‘Irfani (hikmah dan rasa).
“Kata ummah menjelaskan bahwa Muhammadiyah harus menjadi gerakan yang terpilih, tidak ikut-ikutan dan awam,” tambah Haedar. (*)
Sumber: muhammadiyah.or.id
Tidak ikut ikutan dan awam.
( orang maju berjuang anda mundur ya, gitu pak )
(orang maju berjuang anda mundur ya, gitu pak)
Kami sangat berharap ada pembinaan umat secara sistemik:
1. Dibuat modul2 dg kitab wajib faham bagi anggota :
a, ibadah : toharah, sholat, zakat, puasa, haji , doa2 dst.
b . Adab : beetetangga, jual beli, dst
c. Dll
2. Lembaga pembinaan utk mencetak mubalig/ kader2 / ustadz/ pengurus .dr tingkat pusat , daerah, cabang dan ranting yg betul2 faham, amanah dan bertanggungjwab atas keilmuannya.
3. Sistem pembelajaran, pembinaan yg teeprogram, menyeluruh, terstruktur, , terstandard dan terukur yg betul2 bermanhaj tarjih.
Kenyataan di lapangan : jamaah tdk punya buku tuntunan dan pegangan yg jelas.
Kurang bahkan tdk ada kader2 ,mubaligh2 yg terdidik dan faham dg kitab2 bersanad jelas atau bermanhaj tarjih.
Tdk ada / jarang ada kajian2 rutin dan tuntas tematik . Ada majelis2 tp cuma sebulan 1 x penceramahnya ganti2 , tema tdk sumber tdk jelas terserah pembicara.
Sebenarnya MD sangat mampu , kaya raya, banyak lembaga2 pendidikan hebat dan, sdm yg mumpuni .
Monggo Md bisa betul2 mencair merata bisa mewarnai dan membasahi umat dg standar ilmu, amal dan aklaq yg qur’an hadis
3 detik ago
Kami sangat berharap ada pembinaan umat secara sistemik:
1. Dibuat modul2 dg kitab wajib faham bagi anggota :
a, ibadah : toharah, sholat, zakat, puasa, haji , doa2 dst.
b . Adab : beetetangga, jual beli, dst
c. Dll
2. Lembaga pembinaan utk mencetak mubalig/ kader2 / ustadz/ pengurus .dr tingkat pusat , daerah, cabang dan ranting yg betul2 faham, amanah dan bertanggungjwab atas keilmuannya.
3. Sistem pembelajaran, pembinaan yg teeprogram, menyeluruh, terstruktur, , terstandard dan terukur yg betul2 bermanhaj tarjih.
Kenyataan di lapangan : jamaah tdk punya buku tuntunan dan pegangan yg jelas.
Kurang bahkan tdk ada kader2 ,mubaligh2 yg terdidik dan faham dg kitab2 bersanad jelas atau bermanhaj tarjih.
Tdk ada / jarang ada kajian2 rutin dan tuntas tematik . Ada majelis2 tp cuma sebulan 1 x penceramahnya ganti2 , tema tdk sumber tdk jelas terserah pembicara.
Sebenarnya MD sangat mampu , kaya raya, banyak lembaga2 pendidikan hebat dan, sdm yg mumpuni .
Monggo Md bisa betul2 mencair merata bisa mewarnai dan membasahi umat dg standar ilmu, amal dan aklaq yg qur’an hadis