Oleh: Rahmi Syafina, Sekum PK IMM Mas Mansyur Unimed
IMM hadir sebagai salahsatu wadah mahasiswa untuk bergerak dan membina potensi mahasiswa Islam yang ada di Universitas. IMM ini merupakan pergerakan dari organisasi kemahasiswaan yang berinduk pada mahasiswa yang dikenal dengan organisasi Islam Modern.
Dari masa kemasa IMM terus hadir sebagai penyambung hidup generasi. Yaa..kata-kataitu yang sering dinyanyikan dalam bait lagu Mars IMM.
IMM sejak kelahirannya mendeklarasikan sebagai gerakan intelektual sekaligus gerakan sosial politik. “Anggun dalam Moral Unggul dalam Intelektual”, inilah semboyan yang dipegang terus oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Sehinngga pada saat ini keberadaan IMM penting dan dihargai dalam realitas kebangsaan dilihat dari sosial, ekonomi, politik, budaya dan paling penting dalam bidang keilmuan.
Jika pada awalnya IMM hadir dalam dinamika sosial-politik maka pada saat ini IMM sudah berada dalam zaman modern yang ditandai dengan hadirnya globalisasi, revolusi industry 4.0 dan perubahan sosial yang kompleks pada era postmodern ini. Jika dilihat lebih lagi maka persoalan saat ini merupakan persoalan baru dan tantangan baru yang sudah menjadi tugas IMM.
Dengan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi IMM tidak hanya diam tetapi IMM harus lebih banyak berbuat dan bertindak sesuai nalar Intelektual kader.
Mengenai tradisi intelektual yang salahsatunnya ialah budaya diskusi. Berdiskusi juga harus dalam lingkup dan ranah yang benar. Memilikiilmu, punya daya nalar yang kuat dan cakap dalam menyelesaikan persoalan disekitar. Sehingga mampu menghadirkan solusi untuk suatu masalah, bukan menjadi atau masuk kedalam masalah itu sendiri. Sehingga untuk saat ini yang harus IMM lakukan melalui gerakannya harus mengikuti zaman yang sedang berkembang saat ini. Gerakan nalar dan praksi yang secara umum dapat kita lakukan dalam masa-masa ini. Dengan itu yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan sebuah persoalan kita harus melakukan sebuah afirmasi positif, reffleksi ikatan dana aksentuasi ide.
Pertama. Afirmasi positif, yakni sikap dan tindakan yang positif yang dilakukan oleh seorang kader. Maka hasilnya akan positif. Jika dilihat dari konsep psikologi positif, jika kita menanamkan nilai positif dalam diri maka apa pun itu perilaku yang dikeluarkan juga akan positif.
Kedua. Refleksi gerakan. Dalam refleksi gerakan yang dilakukanakan berdampak pada setiap proses yang dilakukan, dalam hal ini kita akan melihat sebuah gerakan tersebut tepat atau tidak sasaran yang dilakukan. Memoment dari refleksi ini adalah sebuah keharusan untuk membangun kemaun membenah diri dan membangun kebijakan berpikir dan bertindaknya seorang kader.
Ketiga. Aksentuasi ide, Aksentuasiini adalah sebuah penguatan sehingga tugaskader IMM yakni merancang sebuah gerakan tepat, menghindari dari perilaku pragmatis-egosi. Gerakan ini diarahkan pada keadaan sosial, yang akan mewujudkan kemajuan bersama.
Sehingga sebagai kader IMM sudah semestinya paham dengan perangerakan Intelektualitas IMM yang notabennya adalah mahaiswa. Jadi harus mengembalikan dan menyadarkan tugas mahasiswa kearah yang ideal, antara pemerintah dan masyarakat dengan memberikan sebuah solusi untuk sebuahmasalah, bukan masuk ke dalam sebuah masalah. (*)