Perasaan ngeri atau horor kepada truk pembawa bahan bakar minyak (BBM) pasti sering dialami oleh setiap pengendara di jalanan.
Bayangkan kalau tiba tiba saja truk pengangkut BBM meledak di pertengahan jalan, tentu berakibat fatal, bukan hanya pada pengendara tetapi dapat juga terdampak kepada penududuk sekitar karena di Indonesia terdapat rumah yang berdekatan langsung dengan jalan dengan model rumah yang saling berdempetan.
Jauh di luar negeri (Sudan Selatan),truk pembawa BBM memakan korban tewas sebanyak 176 orang. Sebelum terjadi ledakan, minyak dari kendaraan tersebut menyebar ke jalanan. Warga lokal kemudian menyedot minyak tersebut di saat ada kendaraan yang meledak.
Pada hari Kamis tanggal 6 Agustus di Jalan Titi Pahlawan Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan truk tangki BBM Pertaminan terbakar diduga adanya indikasi penyelewengan dalam penyaluran BBM.
Dari hasil pemeriksaan internal ditemukan bahwa awak mobil tangki (AMT) BK 9229 CN diduga melakukan tindak penyelewengan “kencing BBM “ kata Manager Communication Relation & CSR MOR I, Roby Hervindo kepada wartawan.
Memang tak ada korban jiwa dalam insiden itu, tetapi kebakaran dan asap yang mengepul terpantau menakutkan.
Sebelumnya, pada hari Selasa tanggal 7 Juli seorang bocah berusia 11 tahun tewas terlindas truk tangki BBM Pertamina setelah jatuh dari sepedanya di Jalan Titi Pahlawan Kecamatan Medan Marelan. Warga mengetahui peristiwa tersebut melaporkan kepada orang tua korban yang langsung datang ke lokasi kejadian. Mereka tak kuasa menahan tangis melihat anak laki-lakinya sudah tak bernyawa. Sang ayah bahkan hanya duduk lemas tak jauh dari lokasi kecelakaan karena tidak sanggup melihat jenazah putranya.
Dalam beberapa peristiwa di atas, truk pengangkut BBM mengundang rasa takut. Maka dari itu kewaspaan pengedara terhadap truk pengangkut BBM agar lebih ditingkatkan.
Sopir pengangkut BBM juga diharapkan agar lebih waspada terhadap bahaya yang dikibatkannya ketika lalai amanah.
Namun alangkah lebih baik kendaraan di atas sumbu enam jangan beredar di tengah tengah pemukiman padat penduduk (perkotaan) dan kendaraan. (*)
Roni Jambak, Redaktur TAJDID.ID