TAJDID.ID-Belawan || Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat durian asal Sumatera Utara (Sumut) sangat diminati negara Malaysia dan Cina. Pada semester I 2020 ekspor durian Sumut telah mencapai 441,1 ton atau 84% dari total ekspor sepanjang tahun 2019 yang hanya mencapai 521,6 ton.
Kepala Karantina Belawan Hasrul mengatakan, dalam enam bulan terakhir, negara Cina telah mengimpor durian asal Sumut sebanyak 249,2 ton dengan total sertifikasi dokumen karantina sebanyak 19 kali. Sementara Malaysia mengimpor sebanyak 190,9 ton dengan 13 kali pengiriman.
“Durian sumut yang diekspor adalah dalam bentuk beku (pasta), yang dikemas dalam plastik yang kedap udara dan disimpan dengan suhu -15 hingga -20 derajat celcius agar kuaalitas durian tetap baik dan aman dikonsumsi,” kata Hasrul saat dihubungi di kantor Balai, Senin (21/7)
Lebih lanjut dijelaskannya, komoditas asal sub sektor hortikultura yang telah diolah sehingga memiliki nilai tambah ini telah melalui serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikannya sehat, aman dan sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan.
“Hal ini di tandai dengan diterbitkannya sertifikasi dokumen karantina berupa phytosanitary certificate, yang merupakan jaminan kesehatan bahwa durian yang di ekspor tersebut dalam kondisi sehat, bebas dari hama penyakit serta aman untuk dikonsumsi,” kata Hasrul.
Menurut Hasrul, Kabupaten Dairi, Tapanuli tengah, Tapanuli Utara dan Langkat adalah sentra durian yang terus dikembangkan pemerintah daerah melalui dinas pertanian yang berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian.
“Dengan aromanya yang khas, tidak heran, jika kota Medan terkenal dengan oleh-oleh durian. Konsumennya tidak hanya wisatawan domestik, namun juga mancanegara hingga dapat diekspor ke Cina dan Malaysia,” imbuh Hasrul.
Pacu Ekspor dengan Sinergisitas
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina pertanian, Ali Jamil, mengapresiasi pertumbuhan ekonomi dari Sumatra Utara. Begitu banyak komoditas pertanian unggulan asal Sumut yang menjadi unggulan ekspor.
Jamil menjelaskan bahwa prestasi ini tentu bukan semata hasil kerja Kementan melalui unit kerja Karantina Pertanian di seluruh tanah air. Tapi ia yakin ini hasil kolaborasi pusat dengan pemerintah daerah dan para pengusaha yang saling bersinergi untuk mengejar target peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian sesuai dengan program besutan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo –red) yaitu Gratieks.
“Dengan sinergisitas semua pihak, kita yakin target Gratieks yang menjadi semangat kita bersama dapat tercapai,” pungkas Jamil. (*)