• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Senin, September 8, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Jamaluddin al-Afghani, “Sang Rajawali” Penggagas Pan-Islamisme

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2020/06/04
in Tokoh Dunia
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Ide lain dari pembaruan al-Afghani adalah pernyataan beliau yang mengatakan bahwa pintu ijtihad tidak pernah tertutup dan tidak ada orang yang bisa menutupnya. Reinterpretasi ajaran-ajaran al-Qur’an dan Hadis agar sesuai dengan zaman modern hanya bisa dilakukan melalui ijtihad.
Ide-ide ini dituangkan dalam tulisan-tulisannya yang dipublikasikan dalam majalah al-Urwāt al-Wutsqa.

Dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Persatuan Islam”, ia mengatakan: “Umat Islam pernah bersatu dalam kesatuan umat di bawah pemerintahan yang gilang gemilang. Pada masa itu, umat Islam mencapai kemajuan dalam ilmu dan sains. Mereka terkemuka di bidang filsafat dan ilmu- ilmu yang lain. Apa yang kita capai pada waktu itu kini menjadi pusaka dan kebanggan umat Islam sampai sekarang. Umat Islam harus sadar bahwa dalam keadaan apa pun, mereka tidak boleh berdamai dan bekerja sama dengan orang yang menjajah mereka.”

Orang-orang Eropa, yang rakus dan tamak terhadap negeri-negeri kaum Muslim berusaha memecahkan persatuan umat Islam dan mengambil keuntungan dari perpecahan itu. Pikiran yang membenarkan umat Islam berpecah, bukanlah pikiran Islam, tetapi pikiran yang dihembuskan dari luar kedalam otak kaum Muslim oleh musuh-musuhnya.

Dengan kata lain, untuk mencapai ide-idenya, al-Afghani mengusahakan dalam wacana:

  • Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketahayulan.
  • Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat/derajat budi luhur.
  • Rukun Iman harus menjadi harus betul-betul menjadi pegangan hidup dalam kehidupan manusia, bukan sekedar ikutan belaka.
  • Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pendidikan dan pengajaran pada manusia-manusia yang bodoh dan juga memerangi hawa nafsu jahat dan menegakkan disiplin.

Demikianlah, sekilas tentang sosok dan ide pemikiran pembaruan al- Afghani yang berintikan Pan-Islamisme (persatuan umat Islam). Semasa hidupnya, al-Afghani berusaha untuk mewujudkan persatuan itu yang sedikit- banyaknya membuahkan hasil. Hal ini terlihat jelas dalam ide-ide modernisme di Mesir yang menggugah kesadaran umat Islam untuk mengevalusi diri terutama pada hal-hal yang berkenaan dengan keterbelakangan yang mereka hadapi.

Selain di Mesir, ide-ide al-Afghani, juga mempengaruhi pemikir-pemikir pembaru sesudahnya. Di Turki misalnya, pada akhir abad ke 19, Abdul Hamid, Sultan Turki, melancarkan program Pan-Islamisme. Program ini dimaksudkan untuk menyelamatkan rezimnya yang goyah akibat serangan dari luar dan tumbuhnya gerakan nasionalisme dari dalam.

Beberapa tahun kemudian, semangat Pan-Islamisme timbul di kalangan umat Islam di India.

Dengan kata lain, pemikiran al-Afghani mempunyai arti yang sangat signifikan dalam dunia Islam. Signifikansi ini terletak pada daya jangkauan pemikiran al-Afghani yang “multinasional”.

Selain itu, umat Islam benar-benar merasa tercambuk untuk menyadari atas perlunya gerakan fisik material dan intelek-spiritual dalam membangun kembali obsesi kemajuan peradabannya.

 

Sang Rajawali

Buya Hamka, menilai Jamaluddin al-Afghani laksana seekor Rajawali yang selalu memiliki wawasan yang tajam, cemerlang dan sangat ditakuti lawan. “Sang Rajawali” tidak pernah memiliki sarang rendah, tempatnya pun selalu berpindah-pindah. Wibawanya terpancar dari kekuatan mata yang siap melumpuhkan lawan.

Cahaya pembaruan yang dipancarkan “Sang Rajawali”, sanggup menyinari hampir seluruh wilayah Islam, bahkan sampai ke Indonesia. Inilah mata rantai dan anak tangga yang sangat urgen, menuju bangunan peradaban Islam dalam konteks kekinian. (*)


Artikel ini disarikan dari pelbagai sumber.

Page 3 of 3
Prev123
Tags: Jamaluddin Al-AfghaniPan-IslamismeSang RajawaliTokoh Pembaharuan Islam
Previous Post

Disdik Sumut Siapkan Langkah-langkah Terkait Penerapan New Normal

Next Post

Dua Dosen UMSU Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Desa Pematang Johar

Related Posts

No Content Available
Next Post
Dua Dosen UMSU Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Desa Pematang Johar

Dua Dosen UMSU Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Desa Pematang Johar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In