TAJDID.ID-Jakarta || Menjadi pemimpin tidak cukup hanya dengan memiliki wawasan yang luas saja, tetapi harus diperhatikan juga nilai spiritualitasnya.
Demikian dikatakan Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod al-Barbasy dalam diskusi publik bertajuk “Basis Spiritual Studi, Sukses Memimpin Negeri” yang diselenggarakan Al-Wasth Institute berkerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (HIMAPOL UMJ) di aula Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (17/10).
Kegiatan tersebut diikuti dari berbagai aktifis organisasi intra dan ekstra kampus dan kelompok Cipayung Plus tersebut menghadirkan Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah , Faozan Amar, Wakil Dekan FISIP UMJ, Djoni Gunanto, Ketua Umum DPP IMM, M Najih Prasetyo, Ketua HIMAPOL UMJ, Dhiki Ramandha Putra sebagai narasumber.
Ma’mun mengatakan, dalam mengimplementasikan kepemimpinan mulai dari hal yang terdekat contoh di lingkungan kampus.
“Di Kampus ada banyak organisasi yang menyediakan pelatihan kepemimpinan dari situ kita bisa belajar”, jelasnya
Sementara itu, Djoni memaparkan tentang 2 teori kepemimpinan, yaitu kepemimpinan yang dilahirkan dari kalangan golongan berdarah biru dan kepemimpinan yang diciptakan melalui organisasi seperti organisasi kemahasiswaan.
“Karena itu basis kepemimpinan harus diimbangi dengan pengalaman dan basis spiritual”, ujarnya
Sedangkan Faozan dalam paparannya menjelaskan, bahwa kepemimpinan juga harus memiliki rujukan seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Menurutnya, basis profetisitas harus sebagai landasan kepemimpinan.
“Pemimpin itu harus memiliki empat sifat yaitu Sidiq, tabligh, amanah, fathonah sebagai basis seorang pemimpin,” tegasnya. (*)
Sumber: muhammadiyah.or.id