S ebagaimana ditegaskan oleh Dr. E.J. Frettingham (2019) agama telah menjadi isu yang semakin penting dalam hubungan internasional selama tiga puluh tahun terakhir. Rupanya kenyataan ini sangat berlawanan dengan ekspektasi para ahli teori sekularisasi. Lalu, ancaman apa sebetulnya yang paling menakutkan dari perkembangan baru ide agama yang mewarnai politik jika negara moderen dan maju serta kuat tetap nyaman dengan partai agamanya?
Semestinya orang sekarang perlu mengajukan pengakuan jujur bahwa masyarakat dan negara di belahan mana pun dunia ini memiliki sejarah yang sangat terkait dengan agama. Banyak sekali nama yang tak mungkin dipisahkan dari afiliasi dan pengaruh kelompok agama tertentu dalam kiprah politik dan kenegaraan mereka.
Di Asia, selain yang sudah luas dikenal berdasarkan catatan sejarah, kita memiliki catatan tokoh politik berbasis agama seperti Raul Manglapus, salah satu pendiri Gerakan Sosialis Demokrat Kristen di Filipina. Rufus Rodriguez, mantan presiden The Centrist Democratic Party of the Philippines, sebuah partai Kristen yang didirikan tahun 2010.
Pierre Gemayel, pendiri Partai Kristen Kataeb di Lebanon. Bachir Gemayel, mantan Komandan Pasukan Lebanon (milisi) dan Presiden terpilih Republik Lebanon, dan Samir Geagea, mantan Komandan Pasukan Lebanon (milisi) dan Presiden Partai Pasukan Lebanon yang berbasis Kristen.
Di Eropa ada nama Konrad Adenauer, kanselir pertama Jerman Barat setelah Perang Dunia II dan arsitek ekonomi pasar berbasis orientasi sosialis dari Christian Democratic Union (CDU). Helmut Kohl, Kanselir Jerman Barat dan kemudian untuk Jerman Bersatu yang juga dari CDU. Angela Dorothea Merkel, politikus lain dari CDU dan mantan ilmuwan peneliti Jerman yang pernah menjabat Kanselir Jerman dan Ketua CDU. Angela Merkel adalah perempuan pertama yang memegang kedua jabatan tersebut, juga dari CDU. Ludwig Windthorst, politisi Jerman dan pemimpin Catholic Centre Party. Joseph Görres, penulis dan jurnalis Jerman, salah satu pendiri ide gerakan politik Katolik.
Abraham Kuyper, pendiri Partai Anti-Revolusioner Belanda (Partai Demokrasi Kristen pertama), serta gerakan Protestan Neo-Calvinis, dan Perdana Menteri Belanda. Ruud Lubbers, perdana menteri Komisaris Tinggi Belanda dan PBB untuk Pengungsi yang adalah kader Christen-Democratisch Appèl. Dari Gerakan Demokrasi Kristen di Inggeris ada politisi David Alton, pendiri, bersama Derek Enright dan Ken Hargreaves.
Dari Italia ada Giorgio La Pira, politisi sayap kiri Democrazia Cristiana, Giulio Andreotti, Perdana Menteri tahun 1972-an hingga 1990-an, dan Alcide De Gasperi, pendiri Christian Democratic Party, Perdana Menteri dan pemimpin Italia yang terkenal pro-Eropa. Luigi Sturzo, pendeta, politisi dan salah satu pendiri Partito Popolare Italiano pada tahun 1919 yang juga tokoh sentral dalam Italian Christian Democrat movement. Aldo Moro, perdana menteri dari Democrazia Cristiana. dan dan kader dari partai yang sama, Adone Zoli, mantan Perdana Menteri. Lihat, semua mereka memiliki afiliasi keagamaan yang sangat kuat.
Iuliu Maniu, mantan pengacara untuk Gereja Katolik Yunani, mantan Perdana Menteri Rumania. Jerzy Buzek, mantan Presiden Parlemen Eropa (2009-2012) dari Platform Obywatelska yang adalah liberal-konservatif dan partai politik Kristen di Polandia.
Éamon de Valera, Presiden dan Perdana Menteri Irlandia, yang diketahui Konstitusi negaranya begitu besar dipengaruhi oleh ajaran Katolik. Eddie Fenech Adami, mantan pemimpin Partai Nasionalis (Partit Nazzjonalista) di Malta, mantan Perdana Menteri dan mantan Presiden Republik Malta dari Christian Democratic Nationalist Party.
Wilfried Martens, mantan Perdana Menteri Belgia, presiden Christian Democratic dan Partai Rakyat Eropa. Kjell Magne Bondevik, mantan Perdana Menteri Norwegia dari Christian Democratic Party. Viktor Orbán, politisi Hongaria yang berhasil menjabat Perdana Menteri Republik Hongaria pada 1998-2002 dan pemimpin Partai Rakyat Eropa (EPP) yang adalah partai politik Eropa yang konservatif dan Kristen. Juga tercatat sebagai pemimpin Partai sayap tengah-kanan, Fidesz, yang konservatif, yang meraih mayoritas kursi di parlemen dalam pemilu putaran kedua April 2010.
Xabier Arzalluz, pemimpin Partai Nasionalis Basque selama dua dekade, hingga 2004. Dia adalah seorang nasionalis dan Demokrat Kristen, dianggap selama periode salah satu politisi paling kuat. Karol Popiel, politisi dan penulis Polandia, menteri pada Pemerintah Polandia di pengasingan 1941-3 dari Democratic Christian Party yang berideologi politik ajaran sosial Katolik dan Neo-Calvinisme yang berkomitmen terhadap prinsip-prinsip pasar sosial dan intervensi yang berkualitas.
Lech Wałęsa, politisi Polandia dari Platforma Obywatelska yang berorientasi liberal-konservatif dan Christian democratic, pengurus serikat pekerja, dan aktivis hak asasi manusia. Ia seorang pemimpin yang ikut mendirikan serikat buruh independen pertama blok Soviet, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1983, dan menjabat sebagai Presiden Polandia 1990-1995. Donald Tusk, Perdana Menteri Polandia (2007-2014) dari Donald Tusk, Perdana Menteri Polandia (2007-2014) berhaluan liberalisme konservatif dari Christian democracy yang pro-Europeanisme.
Boris Trajkovski, Presiden Republik Makedonia dari Christian Democratic Party. Mariano Rajoy, mantan Perdana Menteri dari Partido Popular yang konservatif and Christian-democratic.
Herman Van Rompuy, seorang politisi yang sebagai Perdana Menteri Belgia dan kemudian sebagai Presiden pertama Dewan Eropa. Ia berlatar belakang partai Demokrat Kristen dan Flemish Belgia.
Robert Schuman, politisi Perancis yang pernah menjabat sebagai Kepala Pemerintahan dan Menteri Luar Negeri, pemimpin Gerakan Republik Populer (salah satu pendiri Uni Eropa). Ia berafiliasi dengan Demokrat Kristen (MRP).
Wolfgang Schüssel, mantan Kanselir Austria dari Partai Rakyat Austria (Österreichische Volkspartei; ÖVP), yang adalah partai demokratik Kristen dan konservatif di Austria. Diogo Freitas do Amaral, politisi Portugis dan profesor hukum, mantan Perdana Menteri sementara Portugal (1980-1981), Presiden Majelis Umum PBB (1995-1996) dan Partai Rakyat Eropa (1981-1982), Co-founder dan Presiden pertama dari Pusat Demokrat dan Sosial. Dari tahun 1982 hingga 1983 menjadi Presiden Uni Eropa dari Demokrat Kristen. Ia mendirikan Partai Demokrat Kristen Portugal pada tahun 1974 dan menjadi Presiden sampai tahun 1982.
Jean-Claude Juncker dari Christian Social People’s Party yang pernah menjadi Perdana Menteri Luksemburg (1995-2013), Presiden Eurogroup (1989–2009) dan Presiden Komisi Eropa. Vladan Batić, Presiden Partai Demokrat Kristen Serbia dan anggota Parlemen dengan mitra koalisinya dari Partai Demokrat Liberal.
Di Benua Amerika ada Patricio Aylwin, politisi dari Christian Democratic Party Chili yang menjabat sebagai presiden ketika Chili kembali ke demokrasi setelah kediktatoran Augusto Pinochet. Joaquín Balaguer, mantan Presiden Republik Dominika dari Social Christian Reformist Party. Rafael Caldera, Presiden Venezuela, Pendiri Social Christian Copei Party dan Konvergensi Nasional. Felipe Calderón, mantan Presiden Meksiko (2006-2012) berideologi Demokrasi Kristen, sebuah ideologi politik yang muncul di Eropa abad kesembilan belas di bawah pengaruh ajaran sosial Katolik dan Neo-Calvinisme yang secara kuat mendukung ideologi politik demokratik Kristen untuk komitmen terhadap prinsip-prinsip pasar sosial dan intervensi yang berkualitas.
Banyak nama tokoh berhaluan ideologi dan pandangan agama yang menghiasi pentas politik dunia, dan itu sama sekali tidak untuk dibantah dan untuk apa dibantah? Sangat penting juga dicatat bahwa di dalam tubuh pemerintahan-pemerintahan berbagai negara di dunia saat ini banyak partai agama berkibar seperti Centrist Democrat International (CDI), sebelumnya Christian Democratic International; Christian Democratic Organization of America (ODCA), Gerakan Politik Kristen Eropa (ECPM) – partai Eropa (non-CDI); Partai Demokrat Eropa (EDP) – partai Eropa (non-CDI); Partai Rakyat Eropa (EPP)- partai transnasional Eropa terbesar dari partai-partai demokrasi dan konservatif Kristen (CDI dan IDU regional).
Apa yang salah jika Christian Party di Britania Raya mengajak kerja bersama untuk menegakkan kepedulian Kristen, niat baik dan aksi nyata pada komunitas, pendidikan, perniagaan dan politik? Dengan platform itu pula ia menggagas kebijakan dalam bidang perbankan untuk mempromosikan tanggung jawab keuangan pribadi dan perusahaan, penciptaan uang oleh pemerintah untuk dikelola oleh Bank of England untuk menghindari hutang nasional kepada bank-bank komersial.
Dalam bidang hukum dan ketertiban partai ini mengajukan manifesto menuntut perubahan peran layanan sosial untuk mendukung otoritas orang tua, menentang legalisasi kontrasepsi untuk anak di bawah umur tanpa persetujuan orang tua, dan menguatkan kembali in loco parentis sebagai prinsip dasar pengajaran sekolah.
Dalam bidang kesehatan menginginkan jaminan asuransi swasta sebagai persyaratan visa bagi migran, mewajibkan perusahaan asuransi kesehatan swasta untuk memberi tahu Kantor Pusat ketika kebijakan asuransi kesehatan swasta yang dikaitkan dengan visa diizinkan untuk lewat atau kadaluwarsa, meninjau dan mengurangi undang-undang Kesehatan dan Keselamatan.
Dalam hal pemerintah dan demokrasi partai ini mendukung pemotongan yang signifikan dalam tenaga kerja sektor publik untuk mengurangi ukuran pemerintah dan ukuran pengeluaran pemerintah, mendukung program ketenagakerjaan dan pelatihan utama untuk memudahkan pekerja sektor publik untuk pindah ke sektor swasta, dan menyerukan referendum tentang Perjanjian Lisbon dalam tahun pertama Parlemen baru.
Manifesto penghormatan terhadap pribadi manusia ditunjukkan dengan sikap menentang aborsi dan pengakuan hukum atas pernikahan sesama jenis, serta dalam bidang pertahanan partai ini ingin mengembangkan pertahankan militer dengan sumber daya yang baik dengan pencegah nuklir, mendukung doktrin perang yang adil, tetapi bukan petualangan militer, dan menarik pasukan Inggeris dari Afghanistan
Juga telah disinggung pokok pikiran Adeney-Risakotta dalam bukunya Living in a Sacred Cosmos: Indonesia and the Future of Islam bahwa muslim Indonesia memiliki kejeniusan untuk mematuhi bentuk religiusitas yang terbuka dan toleran. Ada kemampuan mempraktikkan agama pada tingkat yang menempatkannya di luar jangkauan klaim kebenaran filosofis.
Sebagaimana pernah dikemukakan sayup-sayup oleh para teoritisi terkemuka, bagi muslim Indonesia agama adalah perekat yang menyatukan masyarakat dengan tingkat kemampuan berdifferensiasi yang nyaman bagi semua. Sebuah peradaban Islam yang unik terus menerus diijtihadkan berkembang untuk tetap modern, dengan kemampuan untuk hidup dalam kosmos yang sakral dan percaya bahwa masa depan terletak di tangan Tuhan.
Jadi mengapa terus berkembang wacana yang bertendensi yang tak bersahabat dan bahkan tak jarang dalam permusuhan serius yang dibungkus dengan berbagai cara terhadap umat Islam di Indonesia? Ini tentu menjadi tantangan besar, terutama bagi para pemimpin dan organisasi-organisasi besar seperti Muhammadiyah dan NU.
Aneh juga jika dalam kekerapan para pemimpin Indonesia bertemu dengan pemerintahan dari berbagai negara, khususnya dari belahan Barat, kesenangan berucap tegas selalu mengemuka: “umat Islam di Indonesia amat toleran dan mampu mengartikulasikan demokrasi yang kompatibel dengan ajaran agamanya”. Ini perlu evaluasi serius. (*)
Sumber: https://nbasis.wordpress.com
Penulis adalah Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)