• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Sabtu, Juli 5, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Lahirnya Pers Islam di Indonesia

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2019/07/23
in Esai, Keislaman
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

 

Sarekat Islam, semenjak di bawah kemudi Hadji Omar Said Tjokroaminoto memainkan peran besar dalam pergerakan Islam di tanah air. Dengan karisma dan pidatonya yang memukau Tjokroaminoto memiliki banyak pengikut, bahkan tak sedikit yang menanggapnya sebagai Ratu Adil. Namun kepiawaian Raja Jawa tanpa mahkota ini tak hanya di mimbar rapat-rapat umum. Tetapi juga di media massa. Oetoesan Hindia adalah media massa pertama yang menjadi corong Sarekat Islam. Terbit tahun 1913, Oetoesan Hindia adalah harian yang di gawangi oleh Tjokroaminoto. Beberapa bulan kemudian Sarekat Islam (SI) cabang Bandung menerbitkan Hindia Serikat yang salah satunya dibidani oleh Abdul Muis. Di Batavia, SI menerbitkan Pantjaran Warta yang dikemudikan oleh Goenawan. Di Semarang, SI Semarang mulai menerbitkan Sinar Djawa.[10]

Sarekat Islam semakin bergerak maju ketika pada tahun 1916, mereka menerbitkan Al Islam. Di kemudikan oleh Tjokroaminoto dan Haji Abdullah Ahmad (Al Munir), Al Islam bersuara lebih kencang dalam hal politik. Ia menjadi jembatan bagi gerakan politik Islam. Al Islam menyatakan dirinya sebagai, ‘ Tempat soeara anak Hindia yang tjinta igama dan tanah ajernjya.’[11]Dengan darah pembaruan agama yang dibawa Haji Abdullah Ahmad serta kecenderungan politik radikal Tjokroaminoto, Al Islam menggelorakan pembaruan agama dan politik. Al Islam semakin merangsek wacana di Hindia Belanda saat itu, dengan berani menyuarakan hak untuk memerintah bagi bangsa sendiri. Untuk menyuarakannya, Al Islam menggulirkan istilah Bangsa Islam tanah Hindia.[12]

Al Islam tidak sendirian, tokoh SI lainnya, Haji Agus Salim, bersama Abdul Muis menerbitkan harian Neratja, yang juga berorientasi politik. Haji Agus Salim pun nantinya dikenal sebagai orang dibalik Hindia Baru (1925-1926), Bendera Islam (bersama Tjokroaminoto) dan Fajar Asia (Tjokroaminoto-H. Agus Salim kemudian Kartosuwirjo; 1927-1930 ).[13] Harian Fajar Asia, saat itu adalah kerikil tajam bagi pemerintah kolonial. Harian itu terkenal gigih membuka kebusukan praktek poenale sanctie (yang menggiring puluhan ribu anak bangsa bekerja sebagai kuli kontrak di perkebunan Sumatera), heerendienst (kerja rodi) dan erfpacht (yang mengeksploitasi tanah dengan system sewa kontrak), dimana buruh dihisap, tenaganya diperas habis-habisan serta berbagai kebiadaban yang mengiringinya. Tajamnya kritik H. Agus Salim melalui Fajar Asia (kemudian) Mustika, membuatnya dikenal sebagai pembela hak-hak buruh. [14]

Di Jogjakarta, muncullah nama tokoh Muhammadiyah, H. Fachrodin. Ia adalah diantara murid-murid langsung KH Ahmad Dahlan dan merupakan saudara kandung dari Ki Bagus Hadikusumo. Nama H. Fachrodin malang melintang di berbagai media massa saat itu. Ia pernah menjadi koresponden tetap dari Doenia Bergerak (terbit 1914), sebuah surat kabar berhaluan kiri. Selain itu H. Fachrodin pernah menjadi redaktur Medan Muslimin (1915), sebuah surat kabar radikal dibawah pimpinan, ‘Haji Merah’ Haji Misbach. Berikutnya H. Fachrodin menjadi hoofdredacteur (pemimpin redaksi), Srie Diponegoro (1918), Soewara Moehammadijah, dan Bintang Islam. [15]

Di tengah Bintang Islam-lah, nama H. Fachrodin banyak meninggalkan kesan. Berdiri tahun 1922, Bintang Islam menjadi majalah dwi mingguan Islam yang dikelola secara professional. Tirasnya mencapai 1500 eksmeplar dan menjangkau hingga Singapura, Perak dan Johor. Bintang Islam memuat berita seputar Islam di tanah air dan luar negeri. Bahkan Bung Hatta pernah menjadi koresponden Bintang Islam, saat ia masih di Amsterdam. Sampai meninggalnya, H. Fachrodin menjabat selaku hoofdredacteur Bintang Islam. [16]

Tulisan H. Fachrodin menyebar di berbagai media saat itu, merentang pembahasannya, mulai dari agama Islam, Kristen, hingga kepeduliannya terhadap nasib rakyat yang begitu menderita. Ia misalnya pernah menulis tentang ‘Christen dan Moehammadijah’ dan ‘Islam Njawa Kemadjoean’ (di Soewara Moehammadijah), Verslag saja selama bepergian ke Mekkah (di Soewara Moehammadijah & Islam Bergerak), dan sebuah kritik yang tajam, dan mengantarkannya meringkuk dibalik terali besi oleh pemerintah kolonial. Penyebabnya karena kala itu Ia menulis nasib rakyat yang menderita,

“Kebon tebu jang ditanam diatas tanah kita dengan djalan jang koerang menjenangkan, sehingga menjebabkan kelaparannja anak-anak boemi…” (Srie Diponegoro).[17]

Selepas wafatnya H. Fachrodin, Majalah Bintang Islam kemudian mengenang beliau dalam edisi khusus ‘Fachrodin Nummer.’

“Pandai beliau menoelis dan mengarang pada kemoediannja itoe, ialah dari kawan-kawannja jang selaloe bergaoelan dan bermain-main…, Begitoe joega, kerap sekali beliaoe membawa pertanjakan kepada orang jang lebih pandai, tentang apa sahadja, sehingga dimengertilah matjam-matjam pengetahoean.” (Bintang Islam no 14-15 th 1930).

Page 3 of 5
Prev12345Next
Tags: pers islamsejarahSejarah Pers IslamSejarah Pers Islam di Indonesia
Previous Post

Sindir Ada Gubernur Hampir Tiap Pekan LN, Mendagri Disemprot Netizen

Next Post

Peduli Lansia, FK UMSU Gelar Pengabdian Masyarakat

Related Posts

Ini 5 Penemuan Muslim yang Mengubah Dunia

8 Juni 2023
101

Matarantai Islam dan Muhammadiyah dari Bali hingga Banyuwangi

3 Maret 2022
442
Ketika Orang-orang Baik Diam!

Sadar Sejarah: Pancasila vs Komunisme

2 Oktober 2021
778
Al~Qur’an sebagai Sumber Utama Sejarah

Al~Qur’an sebagai Sumber Utama Sejarah

5 Desember 2020
101

AGSI Aceh: Mendegradasi Mata Pelajaran Sejarah Berpotensi Hancurkan Bangsa

24 September 2020
330
Prof Abdul Mu’ti: Saatnya Membangun Kejujuran Sejarah

Prof Abdul Mu’ti: Saatnya Membangun Kejujuran Sejarah

23 Agustus 2020
260
Next Post
Peduli Lansia, FK UMSU Gelar Pengabdian Masyarakat

Peduli Lansia, FK UMSU Gelar Pengabdian Masyarakat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In