TAJDID.ID || Menuju Milad perguruan pencak silat Tapak Suci (TS) yang ke-57 pada 31 Juli 2020 pekan ini, Pimpinan Pusat Tapak Suci mulai bergerak untuk menyiapkan perekaman big data keanggotaan Tapak Suci seluruh dunia.
Dengan membawa ruh Islam, perkiraan dua juta anggota Tapak Suci yang tersebar di seluruh dunia berpotensi terus bertambah. Apalagi setelah UNESCO menetapkan pencak silat sebagai “Warisan Budaya Tak Benda” pada sidang ke-14 IHC di Bogota, Kolombia 9-14 Desember 2019.
Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id (28/7), Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Afnan Hadikusumo menganggap penting dilakukannya perekaman big data, terutama untuk memetakan jumlah pelatih, siswa hingga penyelarasan kualitas, kurikulum dan potensi tiap perguruan.
Pada Kejuaraan Dunia Tapak Suci pertama di Solo tahun lalu, Afnan menyebut peserta yang hadir sejumlah 845 orang dari 14 negara.
“Itu menunjukkan bahwa Tapak Suci disukai di luar negeri,” jelasnya dalam Covid Talk “Mengukir Prestasi Tapak Suci di Tengah Pandemi”, Senin (27/7)
Kendati perencanaan persiapan rekam big data mundur akibat pandemi, termasuk Tanwir Tapak Suci dan Kejurnas Remaja TS yang batal, Afnan mengaku serius untuk menggarap Big Data, semata penegasan bahwa sifat yang dimiliki oleh TS sejak lahir hingga kini adalah mandiri.
“Perhatian pemerintah masih kurang. Bahkan tidak ada pembinaan,” sesal Afnan melihat keseriusan pemerintah dalam melestarikan budaya pencak silat. (*)
Comments 1