Oleh : Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi PDM Surabaya
Pada 20 November 2025 sebagaimana tahun tahun sebelumnya di Peringati sebagai Hari Anak Sedunia, sebagai upaya menumbuhkan kepedulian global terhadap isu isu kehidupan anak anak untuk terpenuhinya hak hak yang harus didapatkan.
Sejarah peradaban bagaimana pemenuhan hak hak anak pasca perang dunia kedua yang kondisinya sangat memprihatinkan, butuh bantuan, perlindungan, pendidikan, keamanan dan kebahagiaan, sehingga pada 20 November 1954 Badan dunia Persyarikatan Bangsa Bangsa (PBB) mewujudkan melalui resolusi nomor 836 (XII) Majelis Umum PBB. Agar bangsa bangsa di dunia untuk benar benar memperhatikan kondisi anak anak agar bisa lepas dari keburukan, keterpurukan hingga penindasan dan pembunuhan.
Setidaknya sudah 71 tahun sejak di deklarasikan Hari Anak Universal dan menjadi Hari Anak Sedunia hingga saat ini yang seharusnya haknya dipenuhi namun masih sering terjadi anak anak menjadi korban keserakahan kebijakan politik apakah melalui peperangan seperti di Gaza Palestina akibat genosida zionis Yahudi Israel, anak anak Gaza terancam jiwanya, bantuan kemanusiaan sering terhalang, sedang letusan bom membuat trauma berkepanjangan, demikian juga diberbagai negara lainnya dengan beragam permasalahannya, pembunuhan hak dasar anak belum diberikan secara optimal.
Hari Anak Sedunia mengangkat tema “My Day, My Rights”, yang berarti Hariku, Hakku benar benar tema yang sangat aktual dan relevan agar upaya pemenuhan hak anak benar direalisasikan dan dimaksimalkan menjadi gerakan global untuk upaya penyelamatan kehidupan anak anak dari berbagai hal yang dapat mengancam kehidupannya.
Dunia anak yang menyenangkan penuh kebahagiaan sehingga tumbuh menjadi generasi bangsa yang unggul dan berprestasi untuk mampu mengisi kompetisi kehidupan yang multi kompleks.
Anak anak kita lahir dan berkehidupan yang berbeda dengan kita sebagai orangtuanya, maka penguatan spiritual, mental, fisik dan pikiran serta finansial hendaknya diperhatikan secara matang dengan program pembinaan keagamaan, pendidikan, aktivitas sosial hingga keterampilan skill yang keunggulan.
Senyum kebahagiaan anak kita hari ini menjadi daya dorong kita untuk benar benar peduli, sehingga senyum kebahagiaan itu tetap menyertai dalam kehidupan masa depannya nanti, dan jangan sampai senyum kebahagiaan saat ini berubah menjadi bencana yang merusak kehidupannya sehingga menjadi derita.
Selamatkan kehidupan anak anak kita tidak hanya berupa kepedulian saja tetapi juga keteladan dalam kebaikan. Dimana pengalaman keteladanan kehidupan orangtua selama ini bisa menjadi spirit yang tidak akan lekang oleh zaman.
Kepedulian dan keteladanan menjadikan tumbuh dan berkembangnya anak anak secara positif, kondusif dan konstruktif, mengingat tantangan global saat ini membutuhkan kerja keras dan cerdas agar anak anak tidak menjadi korban kejahatan kemanusiaan diantaranya terpapar paham radikalisme.
Dimana anak anak dijadikan obyek pelaku kekerasan yang destruktif, dengan doktrin doktrin permusuhan dan lebih membanggakan kelompoknya, selainnya dianggap musuh sehingga bebas untuk memusuhi hingga membunuhnya.
Perhatikan aktivitas anak anak kita yang tidak hanya dalam dunia nyata saja juga aktivitas di dunia maya, dimana doktrin kekerasan dilakukan banyak cara diantaranya melalui media sosial dan game online yang menjadi aktivitas kesehariannya diperkuat untuk loyalitas pada komunitasnya.
Anak anak yang santun berubah mengerikan, anak anak yang murah senyum persaudaraan berubah berwajah menakutkan dan seakan haus darah untuk melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan.
Anak anak kita adalah amanah kita, maka tanggungjawab kita semua untuk bisa menyelesaikan kehidupannya yang lebih baik dan lebih berarti. Selamat Hari Anak Sedunia, kita songsong masa depannya dengan penuh cinta. (*)








