• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Selasa, November 4, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Refleksi Milad Muhammadiyah Ke-113: “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

Agus Rahmat Nugraha, M.Ag by Agus Rahmat Nugraha, M.Ag
2025/11/03
in Kemuhammadiyahan, Muhammadiyah, Nasional, Opini
0
Refleksi Milad Muhammadiyah Ke-113: “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

 

Oleh: Dr. Agus Rahmat Nugraha, M.Ag,  (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut)

 

Bersyukurlah atas segala nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita sekalian dalam besaran luas yang tak pernah bisa dihitung; “wa in tauddu nikmatallohi laa tuhsuha. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya”(Q.S. An-Nahl: 18).
Diantara nikmat yang wajib kita syukuri tersebut bagi kita warga persyarikatan di mana pun berada adalah bahwa organisasi tempat kita berkhidmat, ruang transmisi nilai-nilai Keislaman, Keindonesiaan, Keumatan, dan Kesemestaan dalam fikrah Muhammadiyah, kini rumah belajar para pembaharu negeri itu telah berusia 113 tahun di Bulan November 2025 pada kalender miladiah, sekali lagi wajib kita ucapkan: alhamdulillahiladzi; binimatihi tatImu shsholihah.

Setiap rumah berjuang memiliki ciri keunikannya tersendiri (distingsi), dan satu hal yang selalu menarik dan kerap ditunggu di setiap perhelatan milad tahunan dan atau apapun momen penting di Muhammadiyah, adalah topik yang diusung dalam momentum penting tersebut. Tahun ini ternyata tema besar milad Muhammadiyah 113 adalah “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Tema ini sangat penting (crusial) sekaligus strategis secara prinsip (principal strategic).

Tema ini krusial karena telah menjadi impian panjang yang telah lama ditunggu oleh bangsa-negara secara institusional dan juga seluruh warga masyarakat di NKRI ini. Impian yang dimaksud antara lain adalah “kesejahteraan.” Hadirnya kesejahteraan adalah sesuatu kondisi utama yang menjadi ‘the ultimate concern’ dalam bentuk rupanya secara hakiki. Kesejahteraan yang tentu tidak terjebak hanya soal material bendawi, ekonomik-duniawi atau politis semata, akan tetapi yang dimaksudkan kesejahteraan disini adalah kesejahteraan lahir dan bathin-spiritual hadir sekaligus, bersama-sama, dan dapat dinikmati semua kalangan.

Kesejahteraan menjadi ‘ jantung harapan, di saat tata nilai Ketuhanan dalam segala keesaan-Nya yang telah dikotori segala nista dan kelaliman umat manusia, terutama tak satunya kata dan perbuatan, di tempat terdekat masih jauhnya panggang dari api perihal kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan yang hanya slogan, kesejatian musyawarah yang dianaktirikan, dan keadilan sosial esensi kesejahteraan yang hilalnya saja sulit terbit dalam alam nyata, maka disinilah kesejahteraan menjadi titik krusial untuk dihadirkan. Yakni situasi nyaman secara lahir bathin, yang walau berat tak berhenti diperjuangkan oleh Muhammadiyah dalam segala yang diusahakannya.

Tata nilai ideal sedang terus berhadap-hadapan dengan kuasa destruktif yang semakin menggila dalam segala aneka perilaku korup, kolutif, manipulatif, dan nepotis di segala penjuru. Sejahtera publik, sejahtera bangsa, bahkan sejahtera kesemestaan dikooptasi oleh sejahtera kelompok, oligarki, dan kaum borjuis, yang menjelma menjadi minoritas yang mayoritas, yang terlalu lama lupa dan melupakan bahwa semua kuasa itu akan ada habisnya dan pastilah kembali kepada pemilik syahnya, inna lillahi wainna ilahi raji’un.

Prinsip strategis dalam tema sejahtera, selain diawali kata ‘memajukan’ sebagai spirit utama Muhammadiyah dalam perisai Risalah Islam Berkemajuan, juga menjadi strategis jika tema ini hidup dan dihidupkan oleh semua warga persyarikatan. Sebab “man ahyaha kaannama ahya an-nasa jami’a, barang siapa yang memelihara seorang manusia, maka seakan-akan sedang memelihara kehidupan semua manusia” (Q.S. Al-Maidah:32).

Kesejahteraan adalah menghidupkan dan dihidupkan. Ada hidup ada mati, semua yang hidup akan mati. Kematian sudah pasti, sehingga tak usah minta mati atau berkata siap mati, atau mati-matian, sebab mati tanpa diminta atau kita lari menghindarinya, maka kematian itu pasti datang menghampiri bagi siapa saja.

Berbeda dengan hidup, bahwa betul kehidupan adalah kuasa Allah, tapi kehidupan ini bisa menjadi hidup akan sangat tergantung kepada orang-orang yang telah diberi hidup tadi. Artinya kita semua, termasuk kader-kader Muhammadiyah wajib dan harus berjuang untuk menghidupkan kehidupan ini dalam makna menghidupkan nilai-nilai Islam ini sebenar-benarnya.

Sejahtera dalam kehidupan ini tak lain adalah antara lain kita secara sadar dan sistematis terus memperjuangkan hadirnya kader-kader terbaik yang selalu menghidupkan agama dan menjaganya, menghidupkan nafs dan menjaganya, menghidupkan akal dan menjaganya, menghidupkan keturunan/kaderisasi dan menjaganya, menghidupkan harta dan menjaganya, menghidupkan lingkungan dan menjaganya, dan menghidupkan serta menjaganya yang lain-lainnya.

Sejahtera tetap strategis jika ada dalam proses hidup sampai proses itu berakhir. Disinilah pentingnya hadir tenaga inti, pasukan terlatih plus terdidik, yakni manusia permanen, tak lain dan tak bukan adalah kader-kader Muhammadiyah yang akan terus membela agama, kemanusiaan, dan Kesemestaan ini

Dua hal yang perlu mendapatkan perhatian sebagai penutup agar para kaum baharu tetap konsisten memperjuangkan kesejahteraan.

Pertama, perlawanan nyata terhadap mental block. Semangat menghidupkan kehidupan secara mendasar perlu diawali dengan cara berpikir besar berjiwa besar. Makna ‘berpikir’ adalah kesadaran dan keinginan membaca pesan Ilahi, memahami alur, dan mencari hikmah di setiap kejadian. Makna ‘berjiwa’ tentu saja dimaknai sebagai beragama itu sendiri, yakni ber Islam yang progresif, dinamis, dan selalu inovatif dengan terus beradaptasi dengan arah zaman. Adapun ‘besar’ dalam makna pikiran dan jiwa lapang serta selalu mau bertumbuh berkembang, siap dikoreksi, dikritik dan mengkritik, serta selalu siap berbagi ilmu dan amal kemajuan dalam bentuk nyata kepemimpinan yang melayani (servant leadership).

Disinilah pentingnya membuka mainset dalam mengidentifikasi diri dan organisasi tentang hambatan utama saat langkah dimulai. Mental block adalah keadaan umum sekaligus spesialis yang selalu menjadi ‘barrier’ ketika memulai amal. Rasa tidak percaya diri, ragu, labil, mudah rapuh, merasa lemah, pesimis, sampai situasi reaksioner adalah anasir-anasir sikap mental yang senantiasa menggejala dan menggurita. Inilah yang paling awal untuk segera diatasi. Landasan utamanya tentu saja iman dan taqwa sebagai fondasi yang ditanam kuat dalam melahirkan ilmu, amal, dan tanggung jawab sosial secara universal.

Kedua, upaya memperkuat kesadaran kolektif.

Hal berharga di saat manusia semakin terpolarisasi, terserak di makan zaman sebagiannya, dan sebagian lagi tidak mampu melawan digitalisasi plus kultus manusia atas manusia lain. Disinilah manusia permanen dituntut tampil mengembalikan khittah manusia seutuhnya. Coba perhatikan pernyataan ini: “I am because we are”, sebuah filsafat Ubuntu (Afrika Kuno). Bahwa seseorang adalah manusia melalui orang lain.

Makna dalam filosofi ini, hikmahnya adakah ruang untuk bisa maju dan berkemajuan jika hanya sendiri, lalu mengandalkan “aku”, ego sentrisme atau sekedar berkumpul dalam kelompok penyembah fanatisme buta?. Tentu tidak. Apalagi rumah besar Muhammadiyah dengan segudang sumber daya manusia yang beragam, luas bentang wilayah yang dihadapi, dengan segenap nilai keutamaan menjangkau kesemestaan, maka piranti utama yang perlu selalu dijaga, tak lain tak bukan hanyalah kebersamaan, kerelaan, dan jiwa jembar (inklusif konstruktif) dengan keikhlasan sebagai ruhiyah-nya. Bersama saja berat, apalah pula jika bergerak sendiri. Bersama dengan satu tujuan tak mudah, apalagi ada gerak gunting dalam lipatan, ada hati yang tidak bertaut dan ada keyakinan (false believe) yang terus menggelora. Oleh karena itulah spirit kesadaran kolektif menjadi harapan bagi kukuh kuatnya semangat memajukan kehidupan, mensejahterakan hidup bangsa ini.

Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Inilah pernyataan sederhana, namun monumental agar asa tetap bisa dijaga, selalu ada harapan di masa depan, pun kesejahteraan bisa dihadirkan semampu dan sekuat kita karya kan. Akhirnya selamat bermilad Muhammadiyah, gerakan kita semuanya. Semoga berkah Ilahi melimpahi perjuangan kita sekalian.#TetapOptimis. (*)

Nasrun minallahi wa fathun qariib.

Previous Post

Baitul Arqam MPK SDI PDM Banyumas sebagai Pilar Regenerasi Kader: Kuatkan Dakwah dari Rumah Sakit hingga Panti Asuhan

Next Post

Dukung FK & FKG UMPR, PWM Kalteng Bangun Gedung RS Pendidikan Utama di Pangka Raya

Related Posts

Ethics of Care: Kedaulatan Negara Tumbang di Ruang Digital

Ethics of Care: Kedaulatan Negara Tumbang di Ruang Digital

3 November 2025
105
IMM Kota Medan Apresiasi Kinerja Kejari Medan Ungkap Sejumlah Kasus Penyidikan Tipikor

IMM Kota Medan Apresiasi Kinerja Kejari Medan Ungkap Sejumlah Kasus Penyidikan Tipikor

3 November 2025
108
Kopdar #4 SUMU Tulungagung Bahas Kunci Sukses Bisnis di Era Digital

Kopdar #4 SUMU Tulungagung Bahas Kunci Sukses Bisnis di Era Digital

3 November 2025
105
Dukung FK & FKG UMPR, PWM Kalteng Bangun Gedung RS Pendidikan Utama di Pangka Raya

Dukung FK & FKG UMPR, PWM Kalteng Bangun Gedung RS Pendidikan Utama di Pangka Raya

3 November 2025
108
Baitul Arqam MPK SDI PDM Banyumas sebagai Pilar Regenerasi Kader: Kuatkan Dakwah dari Rumah Sakit hingga Panti Asuhan

Baitul Arqam MPK SDI PDM Banyumas sebagai Pilar Regenerasi Kader: Kuatkan Dakwah dari Rumah Sakit hingga Panti Asuhan

3 November 2025
107
BI Edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah di Pasar Kamu Deli Serdang

BI Edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah di Pasar Kamu Deli Serdang

3 November 2025
106
Next Post
Dukung FK & FKG UMPR, PWM Kalteng Bangun Gedung RS Pendidikan Utama di Pangka Raya

Dukung FK & FKG UMPR, PWM Kalteng Bangun Gedung RS Pendidikan Utama di Pangka Raya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In