• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Rabu, Oktober 8, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Kebodohan Buatan

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2025/10/08
in Nasional, Opini, Tilikan
0
Kebodohan Buatan
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: M. Risfan Sihaloho

“Tidak ada yang lebih tragis daripada kebodohan yang disertai keyakinan tinggi.”  🪶 Seneca

 

Kebodohan, di negeri ini, tidak lagi lahir dari ketidaktahuan. Ia kini tumbuh subur dari kesengajaan. Sebuah kebodohan buatan — artificial stupidity — yang diproduksi massal melalui propaganda, dikemas dengan retorika politik, disebarkan lewat algoritma media sosial dan dibela dengan fanatisme buta.

Kita menyaksikan bagaimana di panggung politik, logika kerap dikorbankan demi loyalitas. Sekonyol, seabsurd, bahkan sebangsat apa pun ucapan dan tindakan seorang elit, selalu ada pasukan yang siap membelanya. Mereka bekerja cepat: memelintir konteks, membolak-balik fakta, menafsir ulang kebenaran. Di tangan mereka, kebodohan bisa terlihat cerdas, dan kesesatan bisa terdengar ilmiah.

Ironisnya, tak sedikit orang cerdas ikut terseret ke dalam pusaran ini. Banyak yang rela mendegradasi nalar dan intelektualitasnya hanya demi membela figur politik yang dianggap junjungan. Rasionalitas dikorbankan di altar loyalitas. Mereka tahu sesuatu itu salah, tapi tetap menjustifikasi dengan seribu alasan.

Orang yang seharusnya menjadi mercusuar akal sehat, justru rela menukar rasionalitas demi bisa dekat dengan kekuasaan. Integritas digadaikan untuk akses dan jabatan. Mereka menjadi intelektual yang tahu kebenaran, tapi memilih berpaling darinya.

Sungguh miris. Dari sini, lahirlah spesies baru: intelektual penjilat — pintar secara akademik, tapi tumpul secara moral. Inilah tragedi kaum intelektual yang kehilangan integritas di hadapan kekuasaan.

Sementara itu, di ruang digital, para buzzer bekerja seperti pasukan bayaran tanpa wajah. Mereka membangun glorifikasi untuk majikannya dan melakukan demonisasi terhadap siapa pun yang dianggap lawan.

Mereka lihai membuat kebijakan ngawur dan gagal tampak sukses, dan kritik rasional tampak seperti kejahatan. Semuanya dilakukan dengan satu prinsip sederhana: asal majikan senang.

Kebodohan buatan ini menemukan panggung sempurna di republik yang sedang mabuk pencitraan. Di sini, kepalsuan tak lagi dianggap aib, asal bisa dikemas dengan retorika nasionalisme dan jargon kesejahteraan. Kebenaran menjadi relatif, moral menjadi fleksibel, dan kebodohan menjadi bagian dari strategi komunikasi politik.

Selama masih ada bayaran, mereka siap pasang badan. Selama masih ada jatah, mereka akan menggonggong paling keras. Kekuasaan menjadi agama baru, dan “setia” menjadi dalih untuk segala bentuk pembenaran. Kita pun hidup dalam zaman di mana yang berisik dianggap benar, dan yang diam dicurigai.

Seneca benar. Tak ada yang lebih tragis dari kebodohan yang disertai keyakinan tinggi. Dan di negeri ini kebodohan tak sekedar ada, justru diorganisir, difasilitasi, dibiayai, dan dijaga agar tetap hidup.

Ya. Beginilah jadinya ketika akal sehat dijadikan korban politik. Negara kita mungkin tidak kekurangan orang pintar, tapi jelas kekurangan orang waras. (*)

 

Penulis adalah Pemred TAJDID.ID

 

 

Tags: Kebodohan BuatanTulisan M. Risfan Sihaloho
Previous Post

PDM Serdang Bedagai Pantau MBG Perguruan Muhammadiyah Sei Rampah

Related Posts

Tepuk

Tepuk

6 Oktober 2025
125
Diabetes Politicus

Diabetes Politicus

26 September 2025
142
Pidato Prabowo

Pidato Prabowo

25 September 2025
156
Literasi Politik Rakyat

Literasi Politik Rakyat

22 September 2025
116
Gebrakan Prabowo: Dejokowisasi?

Gebrakan Prabowo: Dejokowisasi?

15 September 2025
189
Rampas

Rampas

11 September 2025
131

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In