• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Senin, November 24, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Jalan Tanpa Ujung Para Pencari Kebenaran dan Keadilan

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2025/11/24
in Nasional, Opini, Tilikan
0
Jalan Tanpa Ujung Para Pencari Kebenaran dan Keadilan

Foto ilustrasi (by AI)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: M. Risfan Sihaloho

“Musa datang untuk membenahi kerusakan akhlak ini. Dan Musa mesti berkali-kali tersungkur sebab dia coba mempersembahkan cahaya kebenaran yang serbaasing bagi kaum yang terlanjur mengakrabi kegelapan” 

 

Nukilan yang ditulis Hendri Teja dalam bukunya Iblis-Iblis Capres itu seperti cermin besar yang kita pasang di hadapan zaman kita sendiri. Zaman ketika kebenaran dianggap barang antik yang tidak lagi laku dijual, dan keadilan jadi komoditas mewah yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang bermodal kuasa.

Memperjuangkan kebenaran dan keadilan memang kerja yang mulia. Tapi marilah jujur barang sejenak: siapa yang benar-benar mau menanggung konsekuensinya? Berapa banyak orang yang siap menukar kenyamanan dengan risiko, popularitas dengan cemooh, kedudukan dengan ancaman?

Baca juga:

  • Keadilan Harus Diperjuangkan
  • Ketika yang Lemah Melawan
  • Kaum Abu-abu

Di negeri di mana keberpihakan pada kekuasaan sering lebih dihargai ketimbang integritas, menjadi pejuang kebenaran adalah profesi tak bergaji, bahkan lebih sering justru rugi secara materi duniawi. Orang-orang waras pun bisa dibuat tampak bodoh hanya karena memilih untuk tidak menunduk.

Karena itu jumlah pejuang kebenaran selalu sedikit. Justru yang ramai adalah penonton, komentator, atau mereka yang memilih diam sembaril menghibur diri dengan fatalisme murahan: “begitulah dunia,” “kita kan rakyat kecil,” “yang penting hidup aman.”

Padahal dunia hanya berubah oleh mereka yang berani tidak aman.

Dan perjuangan itu, seperti diingatkan Mochtar Lubis dalam bukunya Jalan Tak Ada Ujung, bukanlah perjalanan pendek yang bisa ditempuh dalam waktu yang singkat. “Saya sudah tahu—semenjak semula—bahwa jalan yang kutempuh ini adalah tidak ada ujung,” tulisnya. Sungguh sebuah pengakuan jujur bahwa perjuangan melawan ketidakadilan tidak pernah mengenal garis finis.

Habis satu tirani tumbang, tirani lain tumbuh dari reruntuhannya. Satu kebohongan runtuh, kebohongan berikutnya sedang antre naik panggung. Manusia selalu diuji: mana yang ia pilih: cahaya yang menyilaukan atau kegelapan yang menenangkan?

Mereka yang memilih jalan panjang tanpa ujung itu sebenarnya bukan orang-orang yang tidak takut. Mereka takut—justru karena itu mereka melangkah. Sebab di titik tertentu hidup hanya menawarkan dua pilihan: menjadi bagian dari masalah atau berdiri, walau sendirian, menjadi bagian dari solusi.

Baca juga:

  • Topeng Kekuasaan
  • Unstoppable
  • Bero(n)tak

Pejuang kebenaran mungkin tidak selalu menang. Tapi mereka selalu meninggalkan jejak-jejak yang membuat dunia tahu bahwa tidak semua manusia bisa dibeli, disogok, atau ditundukkan.

Dan jika Anda, aku, kita semua, akhirnya memilih jalan itu, maka bersiaplah: ini bukan jalan yang nyaman, bukan jalan yang riuh oleh tepuk-tangan, dan bukan jalan yang singkat.

Ini jalan tanpa ujung. Jalan tak mulus dan dipenuhi lobang dan duri. Jalan yang hanya bisa ditempuh oleh mereka yang percaya bahwa kebenaran mungkin kalah hari ini, tapi takkan pernah punah.

Dan di setiap zaman, selalu ada—meski sedikit—manusia yang memilih untuk terus berjalan. (*)

Tags: jalan tak ada ujungkeadilanKebenaranTulisan M. Risfan Sihaloho
Previous Post

PonpesMu Manafi’ul ‘Ulum Sambi Tebar 1000 Bibit Cabai & Terong pada Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Boyolali

Next Post

Rektor UMSU Serahkan Rp1,9 Miliar Insentif Publikasi Ilmiah 2025

Related Posts

Kaum Abu-abu

Kaum Abu-abu

19 November 2025
129
Candu Kekuasaan dan Monopoli Kebenaran

Candu Kekuasaan dan Monopoli Kebenaran

7 November 2025
133
Sampah Pemuda

Sampah Pemuda

28 Oktober 2025
384
Ericktoral

Ericktoral

12 Oktober 2025
158
Purbaya: “Si Menteri Koboi”

Purbaya: “Si Menteri Koboi”

9 Oktober 2025
181
Kebodohan Buatan

Kebodohan Buatan

8 Oktober 2025
168
Next Post
Rektor UMSU Serahkan Rp1,9 Miliar Insentif Publikasi Ilmiah 2025

Rektor UMSU Serahkan Rp1,9 Miliar Insentif Publikasi Ilmiah 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In