TAJDID.ID~Makasar || Saat memberikan pelatihan pengurusan jenazah angkatan ke 138, Wakil Ketua Pimpinan Daerah (PDM) Muhammadiyah kota Makassar, KH Sudirman menekankan kepada seluruh peserta agar senantiasa mendawamkan kalimat tauhid Lailaha Ilallah.
Sebab kata Kiai yang juga Direktur Muhammadiyah Boarding School (MBS) Awwalul Islam kota Makassar itu, baik buruknya amal seseorang, semuanya ditentukan oleh cara seseorang mengakhiri hidupnya.
“Berangkat dari sebuah sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Al Imam Al-Bukhari, beliau bersabda: “Innamal a’malu bil khawatim.” bahwa sesungguhnya setiap amalan yang dilakukan oleh manusia tolak ukurnya adalah al-khawatim—tergantung pada akhirnya.” ujar Kiai Sudirman saat memberi materi pelatihan pengurusan Jenazah di masjid Nur Inayah jalan Pendidikan Makassar, Sabtu (11/10/2025)
Maka sambung Kiai, saat terjadi proses nyawa akan dicabut, keluarga atau orang terdekat diminta memberikan tuntunan Talqin kepada seseorang yang mengalami sakratul maut di telinganya.
“Kita harus menuntun orang tersebut saat mengalami sakratul maut dengan kalimat tauhid terakhir yang dia dengar yakni “Lailaha Illallah”. Ini bagusnya kita punya telinga. Yang pertama kita dengar waktu lahir adalah Lailaha Illallah, dan pada waktu meninggal juga yang terakhir kita dengar Lailaha Illallah. Dia buka hidupnya dengan tauhid, dan dia tutup hidupnya dengan tauhid, Lailaha Illallah.” jelas Kiai Sudirman.
Nabi Muhammad SAW bersabda, sambung Kiai Sudirman, agar menuntun (talqin) orang yang akan meninggal untuk mengucapkan kalimat Lā Ilāha illallāh (Tiada Tuhan selain Allah). Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri, yang juga menyebutkan bahwa talqin ini bertujuan untuk membantu orang yang menghadapi sakaratul maut mengucapkan syahadat.
“Makanya kalau Bapak Ibu sekalian, jika ada orang yang mengalami sakaratul maut, kita usahakan menjaga kalimat ini sebagai kalimat terakhir yang dia dengar, bukan tangisan atau teriakan keluarganya yang akan menghalangi syahadatnya. Jadi pak dekati telinga kanannya dan pastikan dia mendengar kalimat Lailaha Ilallah.” ungkap Kiai Sudirman.
Selain itu , Kiai yang aktif berdakwah di berbagai stasiun radio di Makassar itu mengutip isi kandungan QS Al-Jumu’ah • Ayat 8, Yang berpesan bahwa kematian itu sesuatu yang pasti datang. Maka sebagai umat yang beragama kita dituntut untuk selalu berbuat baik kepada sesama.
Qul innal-mautalladzî tafirrûna min-hu fa innahû mulâqîkum tsumma turaddûna ilâ ‘âlimil-ghaibi wasy-syahâdati fa yunabbi’ukum bimâ kuntum ta‘malûn
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu. Kamu kemudian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
Pelatihan pengurusan jenazah di Masjid Nur Inayah ini mengangkat thema Bersatu dalam Aqidah, Toleransi dalam Khilafiah merupakan pertemuan kedua, setelah sebelumnya Kiai Sudirman membawakan materi seputar teori pengurusan jenazah, dan dihadiri pengurus masjid dan jamaah masjid tersebut.
“Alhamdulillah pertemuan ini adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya kita lebih anyak membahas masalah teori membedah buku. Dan pada kesempatan pelatihan ini kita lebih banyak membahas praktiknya,” tandas Kiai Sudirman (*)
Penulis: As Salim