TAJDID.ID~Yogyakarta || Workshop Jurnalistik Budaya bertajuk “Menyelami Geliat Kebudayaan Masyarakat DIY” diselenggarakan di Sky Ballroom Hotel Fortuna Grande Seturan, Rabu (20/8). Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yang membahas pentingnya memahami sekaligus melestarikan budaya tradisional maupun kontemporer di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Dinas Kebudayaan, BPK Cahyo Sigit, menegaskan bahwa kebudayaan DIY merupakan warisan leluhur yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. “Kebudayaan adalah identitas sekaligus ruh kehidupan masyarakat Yogyakarta. Tugas kita adalah melestarikan dan mengembangkannya,” ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD DIY, BPK Dimas, menyoroti peran jurnalistik budaya dalam merekam geliat adat dan tradisi. Menurutnya, setiap tradisi memiliki makna kehidupan yang mendalam dan penting untuk didokumentasikan. “Jurnalistik budaya bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi sarana menjaga nilai luhur adat,” jelasnya.
Mas Aji Purwantoro turut memaparkan sinergi antara budaya tradisi dan kontemporer. Ia menilai keduanya dapat berpadu menghasilkan karya baru yang lebih kuat. Ia mencontohkan festival-festival di Yogyakarta seperti Artjog, Festival Kebudayaan Yogyakarta, hingga Ngayogjazz sebagai bentuk kolaborasi tersebut.
Dalam sesi berikutnya, Mas Bambang membagikan wawasan mengenai penulisan feature news. Ia menekankan bahwa berita feature harus mengutamakan human interest dengan gaya naratif dan deskriptif. “Feature dapat menghidupkan fakta dengan jiwa manusia, sekaligus menjadi medium efektif untuk mempromosikan kebudayaan lokal,” katanya.
Workshop ini menjadi ruang bagi peserta untuk memperdalam pemahaman tentang kebudayaan DIY sekaligus mengasah keterampilan jurnalistik. Melalui sinergi antara tradisi dan kontemporer, diharapkan lahir karya budaya baru yang memperkuat nilai moral, pendidikan, serta identitas masyarakat Yogyakarta. (*)
Kontributor: Nashrul Mu’minin