TAJDID.ID~Medan ||
Ketua Komunitas Siaga Bencana (KOGANA) Deli Serdang, Roni Jambak mengatakan, demi capaian Net Zero Emission 2060, bus listrik tak cukup beroperasi di Kota Medan, namun diharapkan beroperasi di kota – kota yang berbatasan langsung dengan Kota Medan seperti rute tujuan Medan – Binjai dan Medan – Deli Serdang. Dalam hal ini, perusahaan angkutan umum transportasi darat plat merah yaitu DAMRI diminta untuk memenuhinya.
“Untuk di Deli Serdang, terdapat beberapa desa yang langsung berbatasan dengan Kota Medan yaitu Desa Helvetia, Sampali, Manunggal juga Desa Tembung. Keempat desa tersebut dapat menjadi contoh lokasi penyumbang emisi karbon terburuk yang bersumber dari kendaraan bermotor, apalagi di waktu senja di saat puncaknya pekerja pulang kerja, yang didominasi oleh para komuter “ katanya, Senin (2/6).
Pantuan KOGANA, lanjut Roni, antara perbatasan Medan dan Deli Serdang lalu lintas terutama di Jalan Kapten Sumarsono menuju Simpang Jalan Veteran (Desa Helvetia) dan Simpang Jalan Cemara pintu keluar masuk Tol Haji Anif (Desa Sampali).
Kemudian untuk Medan – Binjai, lalu lintas padat kendaraaan bermotor dimulai dari jalan Jendral Gatot Subroto/Simpang Kapten Muslim hingga ke Simpang Terminal Pinang Baris.
“Dari hasil pantuan KOGANA di Jalan Kapten Sumarsono menuju Simpang Jalan Veteran serta di Simpang Jalan Cemara Pintu Tol Haji Anif terpantau sering macet apalagi jalan itu tempatnya perlintasan truk berbadan lebar. Nah ketika macet, truk – truk yang masih menyala itu membuang emisi karbon semakin tinggi. “ jelasnya.
Maka dari itu KOGANA sangat berharap kepada DAMRI agar segera mengoperasikan bus listrik di Sumut khususnya di Deli Serdang demi tujuan bersama yaitu Net Zero Emission 2060. (*)