TAJDID.ID~Bantul || Jama’ah Masjid Al Muharram, Dusun Brajan, Desa Tamantirto Kabupaten Bantul kini dapat menjalankan ibadah dengan dukungan listrik yang sepenuhnya bersumber dari energi matahari.
Hal tersebut dapat terwujud melalui program Sedekah Energi yang diinisiasi oleh MOSAIC atau Kolaborasi Umat Islam untuk dampak iklim. Panel surya berkapasitas total 4.280 WP telah berfungsi sehingga bermanfaat memenuhi berbagai kebutuhan listrik operasional masjid hingga kegiatan lingkungan dan sosial warga.
Dr. Ir. Gatot Supangkat, selaku Dewan Pengarah MOSAIC mengatakan, selain menjadi rumah ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat dan penyebaran syiar Islam.
“Kami mengapresiasi berbagai inisiatif lingkungan di Masjid Al Muharram yang menunjukkan komitmen nyata bagaimana ajaran Islam sangat terkait dan peduli terhadap pelestarian lingkungan,”ucapnya
Gatot berharap, melalui MOSAIC dan Sedekah Energi makin banyak masjid yang terinspirasi untuk menerapkan inisiatif yang sama seperti Al Muharram.
“Dengan terwujudnya keterlibatan komunitas Islam dalam upaya kolaborasi seperti ini, kami percaya dampak negatif perubahan iklim di Indonesia dapat kita hadapi dengan lebi hbaik.”harapnya.
Melalui Sedekah Energi, MOSAIC berupaya mendorong penggunaan energi yang tidak merusak lingkungan dan minim emisi sebagai salah satu solusi dari krisis iklim.
Selain itu, MOSAIC juga mendorong kolaborasi kelompok muslim, termasuk komunitas masjid untuk muncul sebagai pemimpin yang Rahmatan lil Alamin dalam menjawab tantangan dampak iklim melalui pendekatan yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman.
Inisiatif Sedekah Energi dilaksanakan di masjid Al Muharram Dusun Brajan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Masjid tersebut terletak tidak jauh dari pusat kota.
Katua takmir masjid Al Muharram, Ananto Isworo menuturkan bahwa, warga setempat masih sering terkendala dengan ketersediaan listrik.
“Masalah yang kami hadapi termasuk masih seringnya mati listrik. Ketika tidak ada penerangan, di saat waktu shalat adzan tidak dapat berkumandang dan jama’ah perlu menggunakan gawai sebagai alat penerangan,”turut Ananto
Delapan panel surya dengan masing-masing kapasitas 535 WP, dua unit inverter, dan dua unitbaterai telah terpasang.
Panel ini mampu memenuhi 100% kebutuhan listrik masjid yang menjadi pusat aktivitas ibadah dan sosial bagi lebih dari 600 jama’ah ini.
Listrik yang dihasilkan juga akan membantu penerangan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah PAUD, serta kegiatan sosial warga lainnya.
Pelatihan tentang pengoperasian dan perawatan panel surya telah diberikan kepada 17 oranglaki-laki dan 13 orang perempuan jama’ah setempat.
Melalui transfer pengetahuan ini, diharapkan warga dan jama’ah dapat mengambil peran dalam pemelihara’an mandiri, sehingga panel surya dapat berfungsi dengan baik hingga 25 tahun mendatang.
“Memiliki panel surya merupakan cita-cita kami sejak lama, karena kami ingin mewujudkan eco-masjid secara menyeluruh setelah menerapkan konsepnya di berbagai aspek seperti arsitektur bangunan, sumur resapan, penghijauan dan program sedekah sampah,”ungkap Ananto.
Koordinator Sedekah Energi Elok Faiqotul Mutia menjelaskan, sedekah Energi di Jogja ini terwujud melalui berbagai upaya kampanye digital dan crowd funding yang telah lakukan oleh pihaknya.
Ia menambahkan, ada 5.538 orang telah ikut bersedekah energi hanya dalam waktu dua bulan saja.
“Ini menunjukkan antusiasme yang besar dari komunitas muslim untuk ikut berkontribusi mewujudkan energi terbarukan, khususnya melalui pemakmuran masjid.”ungkap Elok.
Konsep sedekah yang diperkenalkan juga terjadi secara dua arah di mana terwujud sedekah untuk pengadaan teknis panel surya berikut peningkatan kapasitas masyarakat, serta sedekah dari masyarakat sekitar untuk mengelola dan merawat sistem panel surya tersebut.
Keberadaan panel surya di Masjid Al Muharram melengkapi komitmen masjid ini untuk menjadi masjid percontohan berkonsep ramah lingkungan.
Selain itu, Sedekah Energi adalah salah satu program lanjutan dari Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang mulai diinisiasi pada 2021.
Tentang Al Muharram
Masjid Al Muharram merupakan pelopor eco-masjid dengan program Gerakan Sedekah Sampah (GSS) yang sudah berlangsung selama 10 tahun.
Festival Al Muharram adalah festival yang diadakan dalam rangka merayakan 10 tahun gerakan sedekah sampah, ulang tahun masjid Al-Muharram sekaligus lengkapnya prinsip eco-masjid Al Muharram dengan adanya solar panel.
Festival ini akan dilakukan 3 hari, yaitu 14 – 16 Juli di Masjid tersebut. Adapun kegiatan yang termasuk dalam festival ini adalah, acara serah terima sedekah energi, eco-masjid tour, sedekah sampah dan juga pengajian.
Tentang MOSAIC
MOSAIC adalah singkatan dari Muslims for Shared Actions on Climate Impact atau Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim.
MOSAIC merupakan inisiator dari Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang telah diinisiasi sejak2021. Pada2022, Kongres tersebut menghasilkan tujuh poin risalah untuk mencapai Indonesia Lestari.
Kolaborasi ini diinisiasi oleh LPBI NU, MLH Muhammadiyah, Republika, Purpose, dan Pares UGM kepengurusan tahun 2022, kemudian menjelang akhir2022 Enter Nusantara bergabung dengan MOSAIC ,mengukuhkan keterlibatan anak muda dalam kolaborasi. (*)
Kontributor: Iwan Abdul Gani