• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Minggu, Juli 6, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Hak dan Suara Formatur Dipecundangi: IMM Apa Kabar?

Edi Suyuti by Edi Suyuti
2023/06/15
in Daerah, IMM, Opini, Ortom
0
Hak dan Suara Formatur Dipecundangi: IMM Apa Kabar?

Edi Suyuti.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Edi Suyuti

Kader PC IMM Makasar

Sejak 1912 didirikan dan di besarkannya Muhammadiyah mengalami ragam macam rentetan peristiwa. Menguji kelayakannya sebagai organisasi yang pada nantinya akan menghimpun ratusan juta anggota, ratusan Lembaga Pendidikan, Lembaga sosial, rumah sakit, panti asuhan, dan amal usaha lainnya, termasuk berhasil membesarkan ke tujuh ortomnya; Aisyiah, Pemuda Muhammmadiyah, Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

IMM dalam perjalanan kepemimpinannya telah mengalami banyak pembaharuan. Tak ingin ketinggalan dengan organisasi lain, IMM terus mencoba untuk meramu setiap dimensi yang jarang tersentuh oleh gerakan kepemudaan lainnya. Mulai dari aspek pengembangan ilmu, pengembangan sistem, pola perkaderan dan pembinaan, serta sampai pada aspek social of response terhadap problem kemasyarakatan yang mendaging di meja-meja para fakir dan miskin jarang di kaki-tangani oleh empati pemerintah, bahkan yang tidak sama sekali.

Namun terdapat sebuah perkara yang menjadi cukup alot dalam kancah perjalanan sejarahnya, kepemimpinan dalam IMM menurut Kuntowijoyo masih sangat tersentralisasi pada kepentingan-kepentingan yang sifatnya pragmatis.

Menjadi hal yang menarik untuk mengupas persoalan kepemimpinan di IMM, nampaknya kepemimpinan di IMM masih mengadopsi model yang cukup tradisional. Misalnya saja seperti yang di ungkapkan oleh Kuntowijoyo di atas, atau sebut saja kepemimpinan ala sukuisme dimana putusan kepala suku adalah sesuatu yang tidak bisa di ganggu gugat.

Lain halnya dengan kepemimpinan yang kolektif dan kolegial. Tentu bukan menjadi sesuatu yang asing di kepala para anggota-anggotanya, terlebih yang telah menjadi pejabat di level kepemimpinan mana saja. Atau sebut saja kepemimpinan profetik seperti yang di sebutkan oleh Halim Sani dalam bukunya, di kalangan anggota dan atau simpatisan IMM buku ini sangat mahsyur bahkan sering di perbincangkan di tingkat perkaderan utama, pembina, sampai perkaderan pendukung. Manifesto GIP, siapa yang tidak kenal buku ini.

Sedikit mengupas tentang kepemimpinan yang mengedepankan hak otoritas Ketua Umum (sebut saja “Ketum terpilih hasil Musycab”). Jika kita menyandingkan tentang hak otoritas Ketua Umum (terpilih) dengan kepemimpinan kolektif-kolegial IMM, sebut saja di lingkaran musyawarah formatur (putusan Musycab) maka kita akan menemukan keduanya bertolak satu sama lainnya.

Disatu sisi kepemimpinan kolektif-kolegial nampaknya agak modern dan relevan dengan perkumpulan/organisasi masa sekarang, sedang disisi lain kepemimpinan yang mengedepankan hak otoritas ketua (sebut saja dictator atau hak veto) mencerminkan kepemimpinan yang tradisional dan tentu tidak akan cukup adaptif untuk perkumpulan/organisasi masa sekarang.

IMM sendiri memiliki 4 level kepemimpinan; pertama DPP atau Dewan Pimpinan Pusat, kedua DPD atau dewan pimpinan daerah, ketiga PC atau pimpinan cabang, dan terakhir PK atau pimpinan komisariat. Dan masing-masing memiliki porsi tugas dan fungsinya sendiri, termasuk dalam proses permusyawaratan.

Musyawarah cabang IMM adalah musyawarah tertinggi di tingkat cabang yang merupakan Amanah dari seluruh kader yang ada di cabang tersebut. Dalam kontestasi musyawarah cabang, akan menghasilkan 1 orang ketua umum terpillih, dan 12 orang formatur. Beserta putusan-putusan lain yang berfungsi untuk kemajuan organisasi.

Sangat disayangkan jika hasil musyawarah yang disebut oleh Tanfidz IMM sebagai permusyawaratan tertinggi tersebut “di pecundangi” (Misalnya Ketua terpilih tidak menimbang hak formatur dengan mengankat tema “Hak Veto Ketua”, atau “Otoritas Ketua”).

Amanah formatur adalah kelanjutan dari Amanah musyawarah (Musykom, Musycab, Musyda, Mukhtamar) baik itu di tingkat pusat, daerah, cabang, dan komisariat. Sehingga menimbang putusan-putusan formatur dengan seideal mungkin adalah kewajiban formatur termasuk ketua umum terpilih. Sehingga menimbang semua gagasan formatur termasuk hak suara formatur adalah juga menjaga Amanah musyawarah tertinggi di setiap level kepemimpinan. Jika sejak awal hak dan suara formatur di nafikkan dengan dalih “hak veto” ketua terpilih, maka pertanyaannya adalah untuk apa di adakan pemilihan formatur?

Penyusunan pimpinan menurut Tanfidz IMM sedapat mungkin dari formatur terpilih. Namun mirisnya adalah jika ketua umum terpilih mengangkat “hak veto” tersebut dengan Menyusun secara eksplisit komposisi pimpinan dan tambah lagi jika salah seorang formatur tidak di angkat menjadi calon pimpinan yang akan menjabat. Kemudian di sisi lain ketua terpilih masih tidak menyepakati satu putusan di saat mayoritas formatur sudah menyepakati keputusan tersebut.

IMM adalah milik semua kader, IMM bukan milik segelintir kelompok, apalagi milik perseorangan. Tugas menjaga dan merawat IMM adalah tugas semua kader IMM. Mulut pejabat memang tidak mematikan, akan tetapi putusan-putusannya yang akan menentukan hidup matinya organisasi. Olehnya dalam menentukan hidup mati IMM para pejabatnya mesti pandai dalam memutuskan putusan organisasi.

Selanjutnya menyoal tentang initegritas seorang pemimpin. Tentu semua yang terpimpin tidak menginginkan di pimpin oleh mereka yang tidak berintegritas. Karena integritas kepemimpinan akan banyak berefek terhadap yang di pimpin dan tentu organisasi yang di pimpinnya. Ketua, kepala, pemimpin, leader, atau apaun istilahnya mesti menunjukkan integritasnya. Jika tidak maka tidak ada pilihan selain menunggu hitungan umur organisasi tersebut.

Dalam menjawab kritikan Kuntowijoyo di atas mesti di mulai dari tingkat akar rumput, IMM harus melangkah dari sebuah diskursus politik menuju diskursus perkaderan dan pembinaan kader serta pengembangan organisasi. Sentralisasi kekuasaan/kepemimpinan yang di sebut oleh Kuntowijoyo di atas mesti di jawab dan di tolak secara kolektif.

Sebuah kutipan pesan menyampaikan, “Di bawah pemimpin yang baik, anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir…”. Adalah instrumen tegas betapa pentingnya karakter seorang pemimpin. Integritas, konsisten, disiplin, visioner, dan memiliki mindset yang maju, memiliki visi yang maju di barengi dengan gerakan memajukan, memiliki visi menghimpun bukannya memecah, mengikat dan semakin mengeratkan ikatan bukan melepas tali ikatnya, netral dan tidak berberat sebelah, menjadi penengah bukannya larut dengan masalah. (*)

Makassar, 15 Juni 2023.

Tags: Edi SuyutiIMMOrtom Muhammadiyah
Previous Post

Dewan Pakar LPP PP Muhammadiyah Silaturrahmi ke Beberapa Tokoh di Bumiayu Brebes

Next Post

FISIP UMSU Tambah Lagi 4 Doktor Baru

Related Posts

Dugaan KKN Mencuat Tajam, IMM Laporkan Kadis & Sekdis Perkim Sumut ke Poldasu dan Kejatisu

Dugaan KKN Mencuat Tajam, IMM Laporkan Kadis & Sekdis Perkim Sumut ke Poldasu dan Kejatisu

4 Juni 2025
125
Milad 61 IMM Se-UMSU, Rektor Gelorakan Semangat Muktamar 49

Milad 61 IMM Se-UMSU, Rektor Gelorakan Semangat Muktamar 49

1 Mei 2025
115
PC IMM Malang Raya Laksanakan PM3

PC IMM Malang Raya Laksanakan PM3

8 Februari 2025
113
PK IMM FEBI dan FDK UIN SU Adakan Kolaborasi Menanam Pohon

PK IMM FEBI dan FDK UIN SU Adakan Kolaborasi Menanam Pohon

21 Januari 2025
140
PK IMM FEBI UINSU Adakan Darul Arqom Dasar 2024

PK IMM FEBI UINSU Adakan Darul Arqom Dasar 2024

30 November 2024
204
Meriah! Lomba Variasi Baris Berbaris FONIS IMM FH UMSU Diikuti 20 Tim Paskibra

Meriah! Lomba Variasi Baris Berbaris FONIS IMM FH UMSU Diikuti 20 Tim Paskibra

2 November 2024
132
Next Post
FISIP UMSU Tambah Lagi 4 Doktor Baru

FISIP UMSU Tambah Lagi 4 Doktor Baru

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In