TAJDID.ID || Jum’at, tanggal 7 April 2023 jadi momen diselenggarakannya bedah program LLHPB (Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana) PWA Jawa Timur.
Kegiatan tersebut diikuti oleh koordinator bidang, ketua dan seluruh anggota Lembaga. Kegiatan tersebut dilakukan disalah satu rumah anggota Lembaga.
LLHPB merupakan Lembaga yang bergerak pada program pelestarian lingkungan dan penanggulangan bencana.
Salah satu rencana program yang akan dilakukan yaitu bekerjasaman dengan majelis terkait dalam bentuk kegiatan edukasi, sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah organic maupun anorganik melalui penerapan bank sampah.
LLHPB akan melakukan pendampingan pada Pimpinan Ranting Aisyiyah Muhammadiyah yang kemudian dijadikan sebagai pilot project agar program tersebut dapat terduplikasi pada PRA lainnya.
Selain itu LLHPB juga membuat rencana program tentang edukasi, sosialisasi assessment dan kegiatan penanggulanagan bencana yang akan bekerjasama dengan majelis terkait dan MDMC.
Lembaga ini membuat usulan inovasi tentang penyediakan akses layanan toilet portable bagi masyarakat disabilitas pada kondisi bencana atau di tempat mengungsian.
Mengingat selama hal tersebut jarang bahkan belum pernah dilakukan, kelompok disabilitas dipaksa agar bisa menggunakan toilet layaknya orang normal pada umumnya. Padahal mereka juga mimiliki hak untuk memperoleh kemudahan akses terbelih di lokasi pengungsian.
Setelah kegiatan bedah program, dilanjutkan dengan kegiatan buka Bersama. Anggota LLHPB berkomitmen untuk senantiasa membudidayakan pola hidup bersih dan sehat.
Hal tersebut juga diterapkan saat acara buka puasa bersama, dengan membiasakan mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya atau tidak menyisakan makanan yang telah diambil, serta makan menggunakan perlatan yang dapat digunakan secara berulang bukan menggunakan bungkus atau wadah sekali pakai. Hal ini bertujuan guna untuk meminimalisisr menumpukan sampah.
Kegiatan buka bersama sering kali menimpulkan masalah peningkatan volume sampah. Padahal kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah masih sangat minim dilakukan. Sehingga menjadi tidak sebanding volume sampah yang dihasilkan dengan jumlah sampah yang dapat diolah menjadi hal yang bermanfaat.
Oleh sebab itu hal tersebut menyadarkan dan menuntut kita untuk memulai melakukan pencegahan penceramaran lingkungan akibat sampah dari kegiatan meminimalisisr jumlah produksi sampah yang dihasilkan.
Hal ini dapat diimplementasikan melalui kegiatan makan dengan porsi secukupnya dan harus menghabiskan makanan yang diambil supaya tidak menjadi sampah sisa makanan.
Kemudian menggunakan peralatan makan yang bisa digunakan secara berulang atau tidak menggunakan tempat makan sekali pakai, seperti steroform, sendok plastic, dan lain seterusnya.
Walaupun hal tersebut memang agak sukar dilaksanakan, karena ketika menggunakan peralatan yang dapat dipakai berulang, kita akan dihadapkan dengan kegiatan mencuci piring, dan peralatan makan lainnya yang menumpuk.
Berbeda dibandingkan dengan menggunakan alat makan sekali pakai yang lebih ringkas, karena kita tidak perlu bersusah payah untuk mencuci atau membersihkannya, tingkal digunakan setelah itu langusng dibuang. Sehingga kebanyakan masyarakat lebih memilih menggunakan peralatan makan sekali pakai.
Namun dampak jangka panjang yang ditimpulkan dari kegiatan tersebut lama kelamaan akan menyebabkan masalah menumpukan sampah yang berujung pada terjadinya pencemaran lingkungan dan peningkatan suhu ekstrim.
Penggunakan peralatan yang dapat dipakai berulang memang kelihatan melelahkan, namun melalui kegiatan ini kita dapat minimalisir jumlah produksi sampah dan menjadi contoh implementasi rasa cinta dalam pendukung kegiatan pelestarian lingkungan hidup.
Budaya hidup sehat dan bersih harus dibiasakan, sebagai wujud keperdulian terhadap keberlangsungan alama. Karena membangun kesadaran dan perilaku ramah lingkungan menjadi kewajiban bagi seluruh umat islam dan harus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten.
Mulailah menjaga lingkungan melalui penerapan hal kecil yang dapat dimulai dari diri kita sendiri.(*)
Kontributor: Vella Rohmayani (Anggota LLHPB PWA Jawa Timur)