Ilmuwan yang Dermawan
Saudara-saudara Banu Musa juga dikenal menghabiskan banyak uang untuk ilmu pengetahuan. Mereka sangat memahami bahwa Allah mendorong manusia untuk belajar dan Dia menjanjikan para ilmuwan surga tingkat tinggi. Oleh karena itu, saudara-saudara menginvestasikan upaya dan juga uang mereka untuk penelitian ilmiah.
Dikisahkan, mereka biasa mengirim utusan dengan biaya sendiri ke Kekaisaran Bizantium untuk mencari manuskrip ilmiah yang langka. Mereka juga menghabiskan uang mereka untuk membayar naskah-naskah itu, dan untuk membayar para penerjemah yang menerjemahkan naskah-naskah itu ke dalam bahasa Arab. Penting untuk disebutkan bahwa gaji seorang penerjemah mencapai 500 dinar per bulan.
Saudara-saudara Banu Musa memberikan contoh hebat dari ilmuwan Muslim yang mengakui nilai ilmu pengetahuan dan menginvestasikan upaya dan uang mereka untuk kebaikan umat manusia.
Ilmuwan Masa Depan
Saudara-saudara Banu Musa menunjukkan minat yang besar dalam merawat ilmuwan muda dan mengadaptasi bakat mereka. Selain itu, mereka menghabiskan upaya mereka untuk publisitas para ilmuwan masa depan itu. Keadilan dan kemuliaan unik yang diciptakan Islam dalam diri para ilmuwan ini tidak ada di peradaban lain di mana para ilmuwan saling berperang demi kepentingan pribadi.
Diceritakan, bahwa Muhammad Ibnu Musa Ibnu Shakir dalam perjalanan kembali dari Yunani bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama “Tsabit Ibn Qurah” yang disebutkan sebelumnya sebagai penerjemah di pusat terjemahan. Muhammad Ibn Musa merasakan kepintaran Tsabit dan dia mengizinkan anak itu untuk bergabung dengannya ke Baghdad untuk belajar di pusat ilmiah. Di Bagdad, Tsabit menjaring Khalifah Almutadid yang merawatnya. Tsabit tumbuh menjadi salah satu ilmuwan paling cerdas pada masanya. Dia memiliki banyak kontribusi di bidang teknik dan astronomi. Dia menulis sekitar 150 buku dan menerjemahkan beberapa manuskrip ke dalam bahasa Arab.
Akhirnya, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan tiga saintis bersaudara hebat yang membentuk tim peneliti ilmiah pertama dan mengadaptasi bakat ilmuwan muda. Mereka memberikan contoh yang bagus bagi para ilmuwan dalam hal pengetahuan, pengabdian, kejujuran, kemuliaan, kemurahan hati, dan tidak mementingkan diri sendiri. Mereka termasuk di antara ilmuwan Islam besar lainnya yang menciptakan peradaban yang menerangi jalan bagi umat manusia selama lebih dari seribu tahun. (*)
Sumber: islamstory.com
Ragheb Hanafi Sergani adalah profesor urologi Mesir di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo, Mesir. Ia terkenal dengan minat akademisnya dalam sejarah Islam dan telah menulis buku-buku tentang masalah ini.