Ketika seseorang membaca untuk pertama kalinya tentang peradaban Islam, dia akan diliputi perasaan penghargaan terhadap sumber pengetahuan dan kebijaksanaan yang luas ini. Setiap detail mencerminkan kecerdikan umat Islam yang membangun peradaban besar ini berdasarkan ajaran Al-Qur’an. Cara terbaik untuk menggambarkan Al-Qur’an yang Mulia adalah dengan mengutip Abdullah Ibn Masuud, seorang sahabat nabi, ketika dia mengatakan; “keajaiban Al-Qur’an tidak ada habisnya dan abadi”.
Dalam artikel ini saya akan menyajikan beberapa kontribusi peradaban Islam untuk rekayasa. Sungguh menakjubkan mengetahui bahwa umat Islam mencapai prestasi besar ini ratusan tahun yang lalu.
Apresiasi Islami Teknik
Islam mendorong pemeluknya untuk mengamati dunia sekitar. Pemikiran dan pemeriksaan ilmiah sangat dihargai dalam Islam. Sepanjang peradaban Islam, umat Islam telah menunjukkan apresiasi yang besar terhadap berbagai cabang teknik. Prestasi mereka tidak ada bandingannya dengan peradaban lain pada masanya.
Salah satu tokoh yang paling luar biasa dalam rekayasa Islam adalah Ibnu Khaldun. Dia mendefinisikan teknik sebagai ilmu yang berhubungan dengan bentuk dan angka. Bentuk-bentuk ini dapat berupa satu dimensi, dua dimensi, atau tiga dimensi. Dia mengatakan;
“Belajar teknik meningkatkan kemampuan mental seseorang. Rekayasa didasarkan pada pemeriksaan dan pengujian, dan karenanya tidak meninggalkan ruang untuk kesalahan. Nenek moyang dan cendekiawan kita biasa membandingkan efek teknik pada keterampilan mental seseorang dengan efek sabun pada kain kotor; itu membasuh semua noda dan merusaknya”.
Menurut Ibnu Kaldun, apresiasi besar terhadap rekayasa inilah yang membuat umat Islam menjadi pionir dalam beberapa aplikasi rekayasa termasuk industri, arsitektur, lingkungan, mekanik, dan lain-lain.
Renaisans Industri
Kemajuan dalam teknologi rekayasa biasanya tercermin dalam kebangkitan industri. Cedillo (1777-1833), seorang orientalis Prancis, memberikan kesaksian yang adil dan jujur: “Muslim menguasai semua seni industri. Mereka terkenal karena penyamakan, tenun, penempaan, dan pandai besi. Keterampilan mereka yang luar biasa tercermin dalam pedang tajam dan perisai mereka yang kuat namun ringan. Mereka memproduksi tekstil dari sutra, linen, dan wol”.
Orientalis lain, Reno, mengatakan: “Ketika Muslim datang dari Andalusia dan menyerbu Prancis selatan di bawah komando Alsamh Alkholani, Anbasa Alkalbi, dan Alhur Althakafi, mereka dilengkapi dengan senjata canggih yang tidak diketahui oleh barat”.
Insinyur dan teknisi Islam mengikuti metodologi ilmiah dalam semua pekerjaan mereka. Mereka biasa membuat model skala kecil untuk apa yang ingin mereka implementasikan. Banyak peralatan dan perlengkapan mereka yang kemudian diduplikasi dari tulisan para insinyur Islam tersebut. (Bersambung ke hal 3)