Site icon TAJDID.ID

Insiden Gas Beracun di Madina Kembali Berulang, Bupati: Harus Ditangani Serius

Bupati Mandailing Natal (Madina) Muhammad Jafar Sukhairi Nasution.

TAJDID.ID~Panyabungan || Bupati Mandailing Natal (Madina), Muhammad Jafar Sukhairi Nasution meminta kepolisian untuk menangani serius dugaan peristiwa gas beracun perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Julu Kecamatan Puncak Sori Marapi yang menelan korban puluhan korban warga, terlebih karena peristiwa serupa sebelumnya sudah pernah terjadi.

“Ya, kejadian ini harus ditangani serius, apalagi warga yang terdampak yang diduga akibat gas beracun dari perusahaan kemabali berulang,” ujarnya usai meninjau korban yang diduga terkena gas beracun di rumah sakit umum daerah (RSUD) Panyabungan kepada wartawan, Ahad (6/3).

Bersama beberapa OPD, Bupati Madina tiba sekitar pukul 20: 00 WIB untuk melihat kondisi korban yang berada di Instalansi Gawat Darurat RSU Panyabungan.

Baca Juga:

Kendati demikian, Pemkab Madina belum bisa menyimpulkan atas kejadian yang menimpa warga Desa Sibanggor Julu tersebut, apakah disebabkan kelalaian perusahaan atau dipicu karena faktor alam.

“Kita belum tahu apakah ini kelalaian perusahaan atau murni faktor alam, namun kita serahkan kepada pihak berwajib ini ditangani dengan serius. Bahwa ini kejadian berulang kedua kalinya. Jadi saya berharap pihak perusahaan ikut bertanggung jawab baik juga warga kita yang menjadi korban,” tegas Sukhairi.

Menurutnya, atas kejadian yang kerap berulang dan mengancam nyawa masyarakat yang berada di wilayah kerja perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi, keberadaannya patut dipertimbangkan.

“Patut juga kita pertimbangkan, patut juga perusahaan mempertimbangkan terkait kondisi masyarakat di seputar kegiatan, apakah ini pihak perusahaan melakukan relokasi?” sebutnya.

Ketika ditanya apakah apa penyebab kejadian tersebut,  Sukhairi belum bisa menyimpulkan.

“Itu bukan kapasitas kita. Kita serahkan kepada ahli dan aparat penegak hukum,” ujarnya.

Akan tetapi, menurut Sukhairi, sekarang sudah saatnya mempertimbangkan nasib warga di wilayah kerja PT SMGP, sebab apa yang terjadi kedepannya tidak ada yang tahu.

Sukahiri menyebutkan warga korban dugaan yang terkena gas beracun dari informasi yang didapatnya masih sekitar 21 orang.

“Meski demikian apabila warga terus berdatangan kita meminta pihak rumah sakit menanganinya dengan baik,” katanya.

Sukhairi juga mengimbau warga apabila kondisinya mengkhawatirkan kerena gejala dampak gas beracun agar segera datang ke rumah sakit. Dan ia meminta Camat tetap memonitor kondisi warga yang terdampak.

Sementara sekarang ini sebut Sukhairi, kondisi di Desa Sibanggor Jae belum dapat disimpulkan apakah sudah stabil yang diduga akibat semburan gas dari uji pengeboran yang dilakukan pihak perusaahaan.

“Semburan gas belum termonitor karena saya melakukan koordinasi disaat kegitaan ditinggal oleh karyawan,” katanya.

Dari penjelasan Humas PT SMGP, Roby Cahyadi, diketahui kejadian bermula saat perusahaan sedang melakukan kegiatan Well Test di Well Pad AAE di Desa Siabanggor Julu, pada Minggu (06/03/2022), sekira pukul 15.00 WIB.

Ia menjelaskan, pada saat pembukaan tidak terdeteksi adanya sebaran H2S (Hidrogen Sulfida). Setelah pembukaan terdapat keluhan dari masyarakat ada yang mencium bau H2S dan mengalami muntah dan lemas.

“Mendapat keluahan dari masyarakat tim di lapangan langsung melakukan evakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Panyabungan,” ungkapnya. (*)

Kontributor: Zikri A Lubis

 

Exit mobile version