Site icon TAJDID.ID

Kontribusi Milineal terhadap Islam Berkemajuan

Ilustrasi milenial berkemajuan.

Oleh: Ravita Dwi


Pandangan Muhammadiyah bahwa Islam merupakan agama yang mengutamakan nilai-nilai kemajuan, yang bertujuan untuk mewujudkan peradaban umat manusia sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kemajuan dalam pandangan Islam adalah terciptanya kebaikan, yang melahirkan kehidupan yang unggul, serta mengutamakan kekukuhan Tauhid. Islam Berkemajuan adalah suatu misi besar bagi seluruh umat yang menganutnya.

Oleh karena itu, seluruh umat muslim tanpa terkecuali terutama para kaum millenial harus turut berperan penting dalam mengembangkan Agama Islam sebagai Agama yang Rahmatan Lil ‘Alamiin. Adapun, Dakwah menjadi suatu effort yang konkrit untuk mewujudkan Perubahan, Keadilan, kemakmuran, serta kemaslahatan hidup Umat dan tentunya dalam Islam berkemajuan.

 

Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah

Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah. Bahkan, dakwah telah menjadi suatu ikon dan identitas yang melekat kuat dengan Muhammadiyah.

Ciri Khas dari gerakan Islam yang di dirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada tahun 1912 ini adalah yang bertemakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yaitu yang mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemunkaran yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits, dengan mengembangkan Ijtihad berbagai bidang kehidupan yang merupakan aktualisasi dari gerakan pencerahan.

Gerakan dakwahnya tidak hanya bersifat lisan dan tulisan, namun juga dengan perbuatan dan tindakan. Dakwah Islam yang diemban Muhammadiyah sejak awal bersifat menyeluruh, bukan sekadar tablig atau penyiaran, tetapi juga amaliah yang multiaspek.

Dakwah telah menjadi misi gerakan Muhammadiyah sejak awal. Menurut Kyai Haji Ahmad Azhar Basyir, bahwa “sejak mula-mula didirikan hingga sekarang dan untuk waktu-waktu yang akan datang, menurut hemat saya, Misi Muhammadiyah dapat dikatakan berkisar pada tiga pokok, yang untuk mudahnya dapat dikatakan empat pola perjuangan Muhammadiyah, yaitu:

  1. Menegakkan keyakinan “Tauhid” yang murni, sesuai dengan ajaran Allah Subhanahu Wata’ala yang dibawa oleh Rasul Allah, sejak Adam Alaihissalam hingga Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam;
  2. Menyebarluaskan ajaran-ajaran islam yang bersumber kepada kitab suci Al-Qur’an, kitab Allah yang terakhir diturunkan untuk umat manusia dan seluruh Nabi;
  3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan perseorangan, keluarga, dan masyarakat;
  4. Pemahaman agama dengan menggunakan rasio.” (Basyir, 1987: 3).

Memasukan pemahaman agama dengan menggunakan rasio sebagai salah satu misi Muhammadiyah merupakan pemikiran yang penting dan mendasar yang diperkenalkan oleh K.H. Azhar Basyir, yang dikenal sebagai ahli filsafat dan fikih yang sangat menonjol di lingkungan Muhammadiyah maupun ulama muslim di Indonesia. (Muhammadiyah gerakan pembaruan, Dr. Haedar Nashir. M.Si., 2016: 265).

Jadi salah satu misi berdirinya Muhammadiyah adalah demi tercapainya Islam yang berkemajuan, melalui amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, kegiatan ekonomi, dan peran-peran kebangsaan yang luas.

 

Peran Penting Millenial dalam Dakwah Islam di Era Modern

Di Era Modern ini, apapun sudah serba instan. Salah satunya dalam mediainformasi, yaitu media sosial.Kini, berseliweran berbagai macam Informasi. Dalam media informasi, memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Dan tidak jarang, informasi yang diterima tidak bisa di pertanggungjawabkan ke akuratannya. Sehingga banyak menimbulkan kesalahpahaman dan perpecahan antara individu, kelompok, organisasi, agama satu dengan yang lainnya.

Kondisi Islam di era modern ini sedang tidak baik-baik saja, melihat banyaknya paham liberal yang di anut oleh umat. Liberal sendiri seacara bahasa berarti bebas. Paham ini pertama kali diterapkan dalam ranah sosial, politik dan pemerintahan. Namun, Lambat laun juga memasuki ranah pemikiran intelektual.

Paham liberal awal yang pertama digagas oleh Yunani, kemudian di ambil oleh kaum barat. Namun sayangnya, paham yang berasal dari dunia Barat ini malah diambil dan diterapkan dalam islam, sehingga menganggap bahwa siapapun memiliki kebebasan.

Paham liberal ini menjadikan maraknya budaya barat yang masuk ke Negara Islam terbesar di dunia ini, menjadikan sebagian orang bahkan umat muslim menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa dan lumrah. Namun tidak melihat bagaimana dampak yang akan terjadi jika hal tersebut terus menerus di biarkan dan tidak ada upaya untuk mencegahnya, dan juga seringkali dengan masuknya budaya barat ke Indonesia sedikit demi sedikit akan menggerus ajaran Islam terutama pada kaum millenial yang memiliki karakter sangat akrab dengan media dan internet.

Tanpa sadar, Islam tengah di perangi melalui media sosial, yaitu dengan cara ghazwul fikri (perang pemikiran). Betapa gentingnya jika di era sekarang ini, umat islam tengah diperangi pola pikirnya dengan paham-paham yang menentang dan tidak sesuai dengan Syariat. Dan sebagian besar yang diperangi adalah para kawula muda yang seharusnya justru memiliki peran penting dalam mempertahankan dan menyiarkan Agama Islam lebih luas lagi.

Melihat Kondisi Islam yangtidak baik-baik saja, maka kontribusi kaum millenial sangat dibutuhkan untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam demi islam yang berkemajuan. Dengan dukungan teknologi yang semakin canggih, informasi ada di genggaman mereka. Semua Informasi bisa di akses dengan mudah dimanapun dan kapanpun mereka mau. Maka hal itu bisa di manfaatkan kaum millenial untuk berdakwah sebagaimana Misi yang telah dianut oleh Muhammadiyah.

Dukungan Teknologi seperti Media sosial menjadi salah satu alat yang digunakan oleh orang-orang yang meninginkan Islam terpecah belah untuk memerangi umat islam, maka sebagai Umat Islam yang perduli terhadap kekukuhan Tauhid serta berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits pun bisa menjadikan Media Sosial sebagai alat untuk melawan mereka untuk mewujudkan Islam yang Berkemajuan, Peran-peran penting yang perlu di terapkan adalah :

  1. Menggunakan Teknologi sebagai dakwah untuk menyiarkan Islam
  2. Menggunakan Teknologi dengan Bijak dan Baik
  3. Menggunakan Teknologi dengan mengutamakan kebermanfaatan untuk Kemajuan Islam
  4. Tidak Mudah terdistraksi oleh informasi yang menentang dari ajaran Islam
  5. Tabayyun (Menggali kejelasan sebuah informasi) terlebih dahulu sebelum mempercayai terhadap suatu Informasi.

Penulis adalah Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Exit mobile version