Site icon TAJDID.ID

Relawan ABG Jawab Cibiran dan Protes dengan Dua Kali Aksi Nyata Kemanusian Tanpa Pamrih

TAJDID.ID~Lubuk Pakam || Relawan Ayo Berbagi Gembira (ABG) kembali menegaskan bahwa kerja kemanusiaan tidak bisa dihentikan oleh cibiran, hinaan, maupun protes yang lahir dari rasa iri dan ketakutan kehilangan pengaruh. Hingga saat ini, ABG telah dua kali menyalurkan donasi kemanusiaan yang dihimpun dari masyarakat Lubuk Pakam serta berbagai majelis pengajian, dan disalurkan langsung ke lapangan secara terbuka, bertanggung jawab, dan tanpa pamrih.

Ironisnya, di tengah kerja nyata tersebut, relawan ABG justru menghadapi serangan verbal, cibiran, hinaan, serta protes dari sejumlah pihak yang tidak pernah terlibat langsung dalam kerja lapangan. Alih-alih ikut membantu atau memberi solusi, sebagian pihak memilih meremehkan, mencurigai, dan membangun opini negatif, tanpa dasar fakta dan tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Relawan ABG menilai, sikap tersebut lebih mencerminkan kecemburuan sosial dan ketidakmampuan menerima kenyataan bahwa masyarakat mampu bergerak secara mandiri, menggalang solidaritas, dan menyalurkan bantuan tanpa harus berada di bawah kendali kelompok atau figur tertentu. Ketika kepercayaan publik tumbuh kepada relawan, kegaduhan justru datang dari mereka yang tidak siap menerima perubahan.

Namun sejak awal, ABG telah mengambil sikap yang jelas: tidak membalas hinaan dengan hinaan, tidak terjebak dalam konflik verbal yang melelahkan, dan tidak mengalihkan fokus dari tujuan utama—kerja kemanusiaan. Jawaban ABG bukan retorika, melainkan aksi nyata di lapangan.

Pembina Relawan ABG, Alfi Syahrin Harahap, menegaskan bahwa cibiran adalah bagian dari ujian dalam setiap perjuangan sosial.

“Kerja kemanusiaan memang tidak selalu disambut tepuk tangan. Jika niatnya lurus, maka biarkan cibiran itu menjadi saksi bahwa kita benar-benar bekerja, bukan sekadar berbicara,” tegasnya.

Sementara itu, Ujang Suhandi menekankan bahwa rasa iri tidak boleh menghalangi kerja kemanusiaan.

“Jika ada yang merasa terganggu oleh kerja relawan, seharusnya itu menjadi bahan introspeksi. ABG akan terus bergerak, karena yang kami bela adalah nilai kemanusiaan, bukan kepentingan pribadi,” katanya.

Pembina ABG lainnya, Yusrizal Ar, menyampaikan bahwa relawan ABG berdiri di atas amanah masyarakat, bukan kepentingan kelompok atau individu tertentu.

“Donasi ini adalah titipan umat. Kami bertanggung jawab kepada masyarakat dan kepada Allah. Bukan kepada mereka yang hanya berani mencibir dari kejauhan tanpa pernah turun ke lapangan,” ujarnya.

Dua kali penyaluran donasi yang telah dilakukan menjadi jawaban paling tegas atas segala tudingan dan hinaan. Ketika sebagian pihak sibuk membangun opini dan kegaduhan, relawan ABG hadir di medan nyata, menyapa masyarakat terdampak, dan memastikan bantuan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan.

ABG menegaskan akan terus melanjutkan gerakan ini secara konsisten, transparan, dan mandiri. ABG juga mengajak masyarakat untuk menilai dari kerja nyata, bukan dari suara paling keras.

Kebaikan tidak butuh izin.
Kemanusiaan tidak tunduk pada iri hati. Dan Relawan ABG akan terus melangkah—meski dihina, meski diprotes—selama masih ada amanah dan masih ada yang membutuhkan. (*)

✒️ Fahri Fitranda

Exit mobile version