TAJDID.ID~Tapsel || Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah Jawa Tengah bersama Relawan Muhammadiyah Jawa Tengah masih terus menjalankan misi kemanusiaan dalam penanganan darurat bencana banjir di Kabupaten Tapanuli Selatan. Memasuki pekan ketiga, tim tetap fokus memberikan layanan kesehatan bagi warga terdampak, khususnya di Kecamatan Batang Toru yang menjadi salah satu wilayah terparah.
Kehadiran EMT Muhammadiyah Jawa Tengah tidak hanya menjawab kebutuhan layanan medis darurat, tetapi juga merespons permintaan khusus dari masyarakat. Salah satunya datang dari warga Dusun Pulo Lubang, Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru. Warga setempat mengajukan permohonan layanan khitan bagi anak-anak mereka yang terdampak langsung bencana banjir bandang.
Permintaan tersebut berangkat dari kondisi ekonomi warga yang kian sulit pascabencana. Salah satu orang tua anak yang dikhitan menuturkan bahwa rencana khitan sebenarnya telah lama disiapkan. Mereka berencana melaksanakannya setelah masa panen tiba. Namun, banjir bandang yang melanda wilayah tersebut merusak ladang dan menggagalkan harapan panen yang selama ini menjadi tumpuan.
“Rencananya khitan dilakukan setelah panen. Tapi banjir bandang menghancurkan ladang kami,” ujar salah satu orang tua anak yang menerima layanan khitan, sebagaimana dituturkan kepada relawan di lokasi, Rabu (25/12). Meski berada dalam situasi penuh keterbatasan, mereka tetap berharap rencana tersebut dapat terwujud.
Di tengah kondisi sulit yang dialami warga, EMT Muhammadiyah Jawa Tengah berupaya memberikan solusi melalui layanan kesehatan yang bersifat responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Layanan khitan tersebut akhirnya dapat dilaksanakan sebagai bagian dari dukungan kemanusiaan bagi warga terdampak banjir.
Dalam pelaksanaan layanan tersebut, EMT Muhammadiyah Jawa Tengah menugaskan Eko Anggoro, yang tergabung dalam Roasterlist 2 EMT Muhammadiyah Jawa Tengah. Ia bertindak langsung sebagai petugas medis yang menangani proses khitan di lokasi pengungsian warga Dusun Pulo Lubang.
Pelayanan berlangsung dengan memperhatikan standar medis dan kondisi psikologis anak-anak yang akan dikhitan. EMT Muhammadiyah Jawa Tengah memastikan seluruh proses berjalan aman dan nyaman, meski dilaksanakan di tengah keterbatasan fasilitas akibat dampak bencana.
Sebanyak tiga anak mendapatkan layanan khitan dalam kegiatan tersebut. Bagi warga, layanan ini bukan sekadar tindakan medis, tetapi juga menjadi bentuk perhatian dan kepedulian di tengah masa sulit yang mereka alami. Orang tua anak menyambut baik kehadiran EMT Muhammadiyah Jawa Tengah yang dinilai mampu meringankan beban mereka.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian dukungan EMT Muhammadiyah Jawa Tengah selama masa tanggap darurat banjir di Tapanuli Selatan. Selain layanan kesehatan dasar, tim juga terus berkoordinasi dengan relawan setempat untuk menjangkau wilayah-wilayah yang masih membutuhkan bantuan medis lanjutan.
EMT Muhammadiyah Jawa Tengah bersama Relawan Muhammadiyah Jawa Tengah menegaskan komitmennya untuk tetap hadir mendampingi masyarakat terdampak bencana. Layanan kesehatan yang diberikan tidak hanya difokuskan pada penanganan penyakit akibat banjir, tetapi juga menyesuaikan kebutuhan riil warga di lapangan. (*)
✒️ Uli Nuha

