Site icon TAJDID.ID

Rapim LLHPB ‘Aisyiyah Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Respon Krisis Iklim dan Bencana

TAJDID.ID~Yogyakarta || Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran perempuan dalam merespons krisis iklim dan kebencanaan yang kian kompleks. Komitmen itu ditegaskan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) LLHPB PP ‘Aisyiyah, 20–21 Desember 2025, di Yogyakarta.

Melalui Rapim ini, anggota pimpinan LLHPB PP ‘Aisyiyah melakukan konsolidasi untuk meninjau capaian program dan menyusun respons strategis atas eskalasi risiko bencana di berbagai wilayah Indonesia.

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Prof. Masyitoh Chusnan, menegaskan bahwa seluruh gerak LLHPB ‘Aisyiyah harus dilandaskan pada niat yang lurus sebagai bagian dari Gerakan Perempuan Islam Berkemajuan. Ia menekankan bahwa kerja-kerja kebencanaan tidak terpisah dari nilai keimanan. “Setiap langkah pengabdian, termasuk saat mendampingi masyarakat terdampak bencana, adalah bagian dari ibadah dan dakwah,” ujarnya.

Menurut Prof. Masyitoh, ‘Aisyiyah memiliki tanggung jawab sejarah untuk terus menjadi harakatut taghyir (gerakan perubahan) dan harakatut tajdid (gerakan pembaruan) yang adaptif terhadap tantangan zaman. Ia berharap Rapim LLHPB PP ‘Aisyiyah mampu menajamkan arah dan program kerja yang fokus, berkualitas, dan berdampak nyata sebagai bagian dari konsolidasi menuju Muktamar 2027.

Sementara itu, Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah, Rahmawati Husein, menegaskan bahwa krisis lingkungan dan kebencanaan merupakan dua persoalan yang tidak dapat dipisahkan. “Bencana hari ini menunjukkan betapa tipisnya batas antara persoalan lingkungan dan kebencanaan. Kerusakan ekologis yang berlangsung panjang telah memperparah dampak bencana dan menuntut respon jangka panjang,” katanya.

Rahmawati menjelaskan bahwa LLHPB ‘Aisyiyah menjalankan respon kebencanaan secara terkoordinasi dalam skema One Muhammadiyah One Response (OMOR), dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sebagai pintu koordinasi. Skema ini memungkinkan seluruh unsur Muhammadiyah, termasuk ‘Aisyiyah, bergerak efektif sesuai peran dan kapasitas masing-masing.

Ia menambahkan, respon LLHPB ‘Aisyiyah di wilayah terdampak seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat disesuaikan dengan kebutuhan lokal, mulai dari dukungan psikososial, perlindungan perempuan dan anak, hingga pemulihan berbasis komunitas. “Perempuan bukan hanya kelompok yang paling terdampak, tetapi juga aktor penting dalam respon dan pemulihan pascabencana,” tegasnya.

Selain itu, Rapim ini juga membahas penguatan kesiapsiagaan dan pemetaan wilayah rawan bencana, termasuk antisipasi potensi siklon hingga Maret–April 2026, serta penuntasan program prioritas sebagai bagian dari komitmen menjalankan putusan Muktamar. Forum ini sekaligus menjadi bagian dari persiapan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LLHPB ‘Aisyiyah Wilayah se-Indonesia.

Sejalan dengan itu, program prioritas tahun 2026 diarahkan pada pengintegrasian isu lingkungan hidup dan kebencanaan ke dalam konsep Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah ‘Aisyiyah, penguatan kerja sama strategis di bidang energi, serta peningkatan kapasitas kelembagaan. Agenda tersebut meliputi pelatihan penulisan proposal, penulisan berita, dan pengelolaan media sosial, pelaksanaan Ngaji Lingkungan dalam rangka Green Ramadan dan Green Idulfitri, Ngaji Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana, serta penyelesaian modul Satuan Pendidikan Aman Bencana untuk TK ‘Aisyiyah. (*)

 

✒️ Dzikrina Farah Adiba/ Wakil Sekretaris LLHPB PP ‘Aisyiyah

Exit mobile version