Oleh: Jufri
Ketua PD Muhammadiyah Kota Tebing Tinggi
Salah satu kunci organisasi tetap besar adalah kebesaran jiwa para pimpinannya. Kemampuan memilah dan komunikasi saling memahami sehingga ada saatnya berdinamika secara internal, tapi tetap menunjukkan kebersamaan. Langkah- langkah strategis dari atas harus dipahami sampai ke bawah, sehingga apa yang dilakukan sebagai kebijakan pada pimpinan pusat tidak menjadi polemik dan bisa dijelaskan sampai ke bawah .
Dalam hal inilah sikap politik, ekonomi dan bidang lainnya di Muhammadiyah disikapi dengan memegang prinsip untuk memajukan dan kemajuan Islam dalam wadah gerakan. Saling menguatkan dan melengkapi, bukan saling melemahkan dan mengurangi.
Secara personal setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan berorganisasi manusia bisa saling memahami. Karena menilai itu sangatlah mudah, tapi melakukan sesuatu apalagi dengan keterbatasan adalah seni yang tidak bisa ada pada setiap orang. Maka kearifan dan kebijaksanaan adalah sikap yang perlu ada disetiap pimpinan .
Dalam usia yang sudah sangat matang ini Muhammadiyah tentulah berhadapan dengan begitu banyak tantangan dan rintangan, sekaligus peluang dalam berbagai bidang, termasuk diantaranya pujian dan kritikan.
Diantara pujian itu adalah kemampuan Muhammadiyah dalam memelihara gerakan dengan berbagai amal usaha, sehingga sering disebut sebagai organisasi Islam terkaya didunia dengan aset melebihi 400 triliun rupia. Muhammadiyah juga dipuji karena komitmen kebangsaannya sehingga bisa menjadi penyeimbang dalam menyikapi kehidupan berbangsa dalam pandangan dan sikap moderat .
Di samping itu Muhammadiyah juga sering dikritik karena dianggap agak lamban dalam menyikapi berbagai fenomena , terutama politik dan kurang keras bersikap terhadap pemerintah.
Pujian kepada Muhammadiyah tentu harus disyukuri dan pujian itu jelaslah meningkatkan kebanggaan dan rasa percaya diri , walaupun pujian kadang tidak selama berdampak positif, karena meskipun kaya, di berbagai daerah justru Muhammadiyah masih kelihatan miskin, sehingga banyak warga Muhammadiyah sendiri yang mempertanyakan sebutan sebagai organisasi terkaya itu.
Adapun kritikan dari berbagai pihak juga perlu diperhatikan, seperti Muhammadiyah dianggap lamban dan tidak tegas dalam menyikapi isu politik. Apalagi pada saat pemilu, utamanya ketika pilpres Muhammadiyah sering diseret atau diminta untuk menyatakan sikap atau dukungan secara terus terang kepada salah satu pasangan calon, yang itu tak mungkin dilakukan karena Muhammadiyah bukan partai politik, dan sikap Muhammadiyah tentu saja sudah melalui kajian dan sikap Muhammadiyah berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang matang. Tentu sikap Muhammadiyah tidak bisa dibandingkan dengan sikap organisasi lain dengan karakteristik dah budaya kepemimpinan yang berbeda .
Ke depan tantangan Muhammadiyah itu akan semakin kompleks seiring dengan kompleksitasnya masalah bangsa Indonesia dan masyarakat dunia. Kompleksitas masalah itu akan muncul secara internal dan eksternal Muhammadiyah. Tentu saja Muhammadiyah hanyalah gerakan dan jama’ah yang diisi oleh manusia yang juga banyak kekurangan dan kelemahan. Namun satu hal dalam Islam, yang dipahami juga oleh Muhammadiyah, bahwa keimanan dan keislaman itu harus melahirkan amal shaleh dan kebermanfaatan yang berkelanjutan dari generasi ke generasi sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing pribadi maupun daerahnya.
Memakai Istilah saudara kita di Al Washliyah bolehlah kita berharap semoga Muhammadiyah berkemajuan zaman-berzaman .
Silaturahmi Kolaborasi Sinergi Harmoni. (*)

