TAJDID.ID~Sergai || Persoalan sampah laut masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat pesisir. Di Desa Bagan Kuala, Serdang Bedagai, limbah plastik dan kemasan sekali pakai terus menumpuk di parit hingga bermuara ke laut, mengganggu ekosistem dan menurunkan hasil tangkapan nelayan. Rabu, (01/10/2025).
Kondisi ini menjadi perhatian Tim Ecowave melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mereka melakukan riset lapangan untuk mencari solusi berkelanjutan.
“Permasalahan sampah laut di Serdang Bedagai sangat mendesak karena berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, kelestarian ekosistem, dan ekonomi pesisir. Kebiasaan membuang sampah ke laut masih dianggap wajar, padahal ini menimbulkan kerusakan besar,” ujar dosen pendamping PKM Ecowave, Abdurrahman Zuhdi, Jumat (26/9/2025).
Menariknya, riset ini menempatkan keluarga sebagai titik awal perubahan perilaku.
“Banyak perilaku lingkungan diwariskan dari orang tua ke anak. Jika keluarga mampu memberi teladan, maka kebiasaan ramah lingkungan akan menyebar ke masyarakat luas,” tambahnya.
Selain itu, Tim Ecowave menemukan miskonsepsi warga yang mengira sampah di laut akan hilang terbawa arus. Padahal faktanya, plastik justru merusak biota laut dan bisa masuk rantai makanan manusia.
Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, mahasiswa UMSU menggali pola komunikasi keluarga dan peranannya dalam menjaga lingkungan. Hasil riset ini akan dituangkan dalam rekomendasi kebijakan untuk pemerintah daerah, mulai dari edukasi lingkungan hingga pembentukan kelompok sadar lingkungan.
Zuhdi berharap, riset ini tidak berhenti di laporan akademis. “Mahasiswa harus jadi fasilitator perubahan sosial, bukan sekadar peneliti. Kami ingin masyarakat bisa mandiri mengelola lingkungan,” katanya.
Melalui PKM Ecowave, UMSU menegaskan komitmennya menghubungkan dunia akademik dengan persoalan nyata di masyarakat, sekaligus mendorong terwujudnya pesisir Serdang Bedagai yang lebih bersih dan berkelanjutan. (*)