Site icon TAJDID.ID

Aisyiyah Perkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayyibah untuk Jawa Timur Mandiri dan Sejahtera

TAJDID.ID~Pasuruan || Memasuki usia ke-108, ‘Aisyiyah tak hanya merayakan umur panjang organisasi, tapi juga mengkonsolidasikan kekuatan perempuan untuk membangun desa berdaya dan ketahanan pangan. Sinergi dengan pemerintah pun ditingkatkan.

Di tengah riuhnya perubahan global dan tantangan pangan yang semakin nyata, organisasi perempuan Muhammadiyah bernama ‘Aisyiyah, menapaki usianya yang ke-108 dengan langkah strategis: membumikan konsep Qaryah Thayyibah, desa ideal yang mandiri, harmonis, dan berdaya sebagai fondasi dakwah sosial dan penguatan ketahanan pangan.

Pimpinan Wilayah’Aisyiyah Jawa Timur menggelar puncak milad pada Selasa, 1 Juli 2025, di ‘Aisyiyah Training Center, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.

Di hadapan sekitar 600 peserta, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Rukmini Amar, menegaskan bahwa perempuan tidak sekadar berada di belakang layar pembangunan.

“Kerja dakwah tidak pernah libur, dan ketahanan pangan kini menjadi prioritas perjuangan kami.” ujarnya lantang.

Tema milad tahun ini, “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayyibah untuk Jawa Timur Mandiri dan Sejahtera”, mencerminkan keberanian ‘Aisyiyah menjawab isu global dengan aksi lokal.

Rukmini menjelaskan, Desa Kertosari dan Martopuro di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, kini ditetapkan sebagai pilot project Qaryah Thayyibah.

“Fokus kami bukan pada bantuan instan, tetapi pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan, koperasi, dan sekolah wirausaha,” kata Rukmini.

Konsep Qaryah Thayyibah telah diletakkan sejak 2019 dengan peletakan batu pertama pembangunan Desa Wisata oleh ‘Aisyiyah Jawa Timur. Kini, ide itu menjelma menjadi ekosistem dakwah terintegrasi yang menyentuh sisi spiritual, sosial, hingga lingkungan.

Dalam sambutannya, Moch. Sasmito Djati, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, memuji konsistensi ‘Aisyiyah dalam membangun peradaban dari langkah-langkah kecil yang berkelanjutan.

“Muhammadiyah bisa besar karena perjuangan para ibu ‘Aisyiyah. Mereka tidak hanya mendidik, tapi menggerakkan,”ujarnya.

Sorotan utama acara milad tahun ini adalah penandatanganan perjanjian kerja sama antara PWA Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang melibatkan 15 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Kolaborasi lintas sektor tersebut mencakup bidang kesehatan, pertanian, UMKM, lingkungan, pendidikan, hingga ketenagakerjaan menandai salah satu sinergi terluas yang pernah dijalin oleh pemerintah provinsi bersama organisasi masyarakat sipil.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir langsung, menyebut kemitraan dengan ‘Aisyiyah sebagai best practice dalam membangun sinergi pembangunan dari bawah.

“Ini sinergi paling luas selama masa jabatan saya. Kerja nyata ‘Aisyiyah bukan hanya untuk ‘Aisyiyah, tapi untuk masyarakat,” ujarnya.

Menurut Khofifah, ‘Aisyiyah telah menjadi motor penggerak ketahanan pangan berbasis komunitas yang konkret.

Khofifah juga menyebut posisi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. Data menunjukkan, sejak 2020 hingga Mei 2025, produksi padi provinsi ini tertinggi se-Indonesia. “Dan ‘Aisyiyah menjadi bagian dari capaian itu,”katanya.

Sebelum menutup kunjungannya, Gubernur menanam pohon kelengkeng merah bersama Ketua PP ‘Aisyiyah, Latifah Iskandar, sebagai simbol keberlanjutan gerakan menanam dan swasembada pangan.

Ia juga menyempatkan diri mengunjungi stand bazar produk unggulan ‘Aisyiyah, termasuk hasil program Gerakan Lumbung Hidup (GLH) seperti jamur citra, alpukat, cabai jamu, bibit tanaman, serta abon duri ikan dari OPL.

Latifah Iskandar dalam sambutannya menegaskan bahwa Qaryah Thayyibah bukan sekadar nama program, tetapi manifestasi dari ajaran Islam yang holistik.

“Di sinilah hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal ‘alam terwujud dalam satu tarikan napas,”katanya.

Menurutnya, isu pangan kini tak lagi soal stok, tapi soal kelestarian lahan dan kedaulatan masyarakat.

Acara milad juga diramaikan oleh pentas budaya angklung, tari tradisional, drama tematik hadits, serta penyerahan hadiah kompetisi Green Ramadan, Green Idul Fitri, dan lomba GLH tingkat Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.

Tidak ketinggalan, kegiatan santunan anak yatim dan pembagian bakso gratis dari Lazismu PWM Jatim menambah semarak dan kehangatan acara.

Ketua Panitia, Akhtim Wahyuni, mencatat, peserta milad berasal dari berbagai unsur PWA dan PDA se-Jawa Timur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah-Aisyiyah, rektor perguruan tinggi Muhammadiyah, direktur rumah sakit dan klinik Aisyiyah, hingga perwakilan OPD dan kementerian.

“Ini adalah bukti bahwa gerakan perempuan bisa memimpin, membangun, dan mempersatukan,” ujarnya. (*)

✒️ Dwi Purwati/Iwan Abdul Gani

Exit mobile version