Site icon TAJDID.ID

Bandung dalam Lembaran Sejarah & Ayat Suci: Menguak Misteri Kota Kembang yang Tak Pernah Tidur

Oleh: Nashrul Mu’minin

Bandung, kota yang diam-diam menyimpan dinamika sejarah secepat gerak gunung dalam ayat ini. Dari hutan Cikapundung yang dibuka Bupati Wiranatakusumah II pada 1808, hingga gemerlap metropolis modern, setiap sudutnya adalah lembaran hidup yang terus “berjalan”.

Rasulullah ﷺ bersabda (HR. Bukhari):

“إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang berkarya dengan itqan (tepat/rapi).”
Semangat inilah yang terpatri pada arsitektur Art Deco Gedung Sate dan presisi industri tekstil era 1920-an.

Misteri Pendirian Bandung: Perlawanan Diam-Diam pada Daendels

Ketika Daendels memerintah pemindahan ibukota ke Cikapundung lewat surat 25 Mei 1810, Bupati Wiranatakusumah II sudah lebih dulu membabat hutan di sana sejak 1809. Fakta ini terungkap dari arsip KITLV Leiden: pembangunan jalan raya Pos justru memanfaatkan jalur yang sudah dirintis warga pribumi.

Hadis Riwayat Ahmad:

“الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ”

“Seluruh bumi adalah masjid (tempat ibadah), kecuali kuburan dan pemandian.”

Bandung menjadi saksi: tanah yang awalnya “hutan angker” diubah menjadi pusat peradaban tanpa menunggu perintah kolonial.

Jejak Spiritual di Balik Kemacetan Jalan Asia Afrika

Di bawah aspal Jalan Asia Afrika yang macet tiap weekend, tersimpan batu prasasti Cikapundung peninggalan abad ke-18, menandai lokasi ritual tolak bala masyarakat Sunda sebelum kota ini berdiri. Kini, berkah itu menjelma dalam 1.200 kedai kopi dan 56 co-working space yang menjamur.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

(QS. Al-A’raf: 96 – “Jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami bukakan berkah dari langit dan bumi.”)

Rasulullah ﷺ bersabda (HR. Muslim):

“مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ”

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan jalannya ke surga.”

Bandung membuktikannya: dari ITB hingga Unpad, kota ini melahirkan 3.000 startup (versi Dinas Kominfo Jabar 2023).

Dari “Balubur Hilir” ke “Braga”: Transformasi yang Tak Terduga

Kampung Balubur Hilir lokasi pertama Bupati tinggal kini menjadi Jalan LLRE Martadinata, kawasan elit dengan apartemen mewah. Sementara Braga yang dulu hanya jalur pengangkut kopi, pada 1920-an berubah menjadi “Parisj van Java” dengan butik-butik haute couture.

لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

(QS. Yunus: 49 “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun.”)

Hadis Riwayat Tirmidzi:

“اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ”

“Manfaatkan lima hal sebelum lima hal: hidupmu sebelum matimu.”

Bandung tak menyia-nyiakan waktu: dalam 200 tahun, ia berubah dari desa agraris jadi kota kreatif nomor 1 di ASEAN (dikukuhkan UNESCO 2015).

Teka-Teki “Kebon Kawung” yang Hilang

Lokasi persinggahan terakhir Bupati sebelum kota selesai Kebon Kawung kini menjadi Gedung Pakuan, kantor Walikota. Tapi tahukah Anda? Nama “Kawung” (pohon aren) mengisyaratkan filosofi Sunda:

“Teu aya kawung nu teu ngaluarkeun cai” (Tak ada aren yang tak mengeluarkan air), simbol ketahanan hidup.

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

(QS. Hud: 6 – “Tidak ada makhluk bergerak di bumi yang tidak dijamin rezekinya oleh Allah.”)

Rasulullah ﷺ bersabda (HR. Ibnu Majah):

“مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ”

“Jibril terus mewasiatkan tentang tetangga, sampai aku kira ia akan mewariskannya.”

Bandung mempraktikkannya: sistem “rewang” (gotong royong) masih hidup di kampung-kampung tua seperti Dago Pojok.

Bandung 2045: Nostalgia atau Lompatan?

Proyek Bandung Smart City dengan IoT dan AI diprediksi bakal mengubah wajah kota. Tapi arsip tua di Museum Kota Bandung mengingatkan: “Ngindung ka waktu, ngabapa ka jaman” (Berlindung pada masa lalu, mengikuti zaman).

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ

(QS. An-Nur: 55 – “Allah menjanjikan orang-orang beriman dan beramal saleh akan menjadi khalifah di bumi.”)

Kemudian Dari Hadis Riwayat Abu Dawud:

“إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ”

“Ilmu hanya didapat dengan belajar.”

Bandung tak berhenti belajar: dari kota militer Belanda, jadi ibu kota Asia-Afrika 1955, hingga kini “Digital Hub”Indonesia.

Kesimpulan

Kota ini seperti Surah Ar-Rahman: dibaca berulang, tapi selalu ada makna baru,” ujar Ridwan Kamil dalam satu wawancara. Bandung bukan sekadar geografi, tapi “laboratorium peradaban” tempat ayat-ayat kauniyah dan qauliyah berdialog.(*)

 

Penulis adalah Content Writer Yogyakarta & Kader Muhammadiyah Lamongan

Exit mobile version