Site icon TAJDID.ID

Irfan Dahnial: Peringatan Hardiknas Bukan Hanya Serimonial

Dr Irfan Danial MPd

TAJDID.ID~Medan || Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 diperingati dengan tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, sebuah ajakan kolektif untuk memperkuat sinergi semua elemen bangsa dalam membangun pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan bermutu di seluruh penjuru negeri.

Pemerhati pendidikan, Dr Irfan Dahnial MPd mengatakan, peringatan Hardiknas bukan hanya seremonial, tetapi juga menjadi momen reflektif untuk melihat kembali sejarah panjang pendidikan di Indonesia. “Dalam perjalanannya, pendidikan nasional pernah mengalami masa-masa kelam, khususnya pada era penjajahan. Akses terhadap pendidikan kala itu sangat terbatas, hanya dinikmati oleh golongan elite. Rakyat jelata, perempuan, dan masyarakat adat terpinggirkan dari sistem pendidikan yang adil,” tutur Irfan, Jum’at (2/5/2025)

Dosen Fakultas Keguruan dan Pendidikan Pendidikan Universitas Muhammadiyah (FKIP UMSU) ini mengungkapkan, sosok seperti Willem Iskander dan Ki Hadjar Dewantara hadir sebagai pelopor yang menerobos batas-batas diskriminatif tersebut. Mereka mengusung gagasan bahwa pendidikan adalah hak semua anak bangsa, dan harus dijiwai oleh semangat kebangsaan serta pengabdian pada kemanusiaan.

Dalam refleksi Hardiknas tahun ini, Irfan mengingatkan para guru untuk terus meneladani pemikiran para tokoh pendidikan tersebut. “Sebagai pendidik, kita perlu terus meneladani semangat dan visi para tokoh pendidikan. Willem Iskander mengajarkan pentingnya pendidikan sebagai alat perjuangan bangsa, sementara Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa guru adalah pemimpin yang membimbing dengan hati dan keteladanan,” ujar Irfan.

Lebih lanjut, Irfan menekankan ditengah-tengah era ketidakpastian seperti saat sekarang ini, perlunya penguatan pendidikan karakter dan nilai-nilai Pancasila pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi. “Pendidikan yang bermutu bukan hanya soal akademik. Kita harus serius membina karakter, etika, serta semangat kebangsaan peserta didik. Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini dan dikawal hingga jenjang perguruan tinggi,” tegasnya.

Irfan juga menyerukan agar pemerintah memberikan posisi yang lebih bermartabat bagi para pendidik. “Sudah saatnya negara memberikan penghargaan yang layak dan martabat yang tinggi kepada guru. Sebab guru itu merupakan pilar utama dalam mencetak generasi penerus yang cerdas dan berintegritas,” tambahnya.

Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran historis, peringatan Hardiknas 2025 diharapkan menjadi titik tolak untuk menguatkan sistem pendidikan nasional yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara moral dan spiritual. Pendidikan bukan semata proses belajar-mengajar, melainkan proses memanusiakan manusia. (*)

Exit mobile version