Site icon TAJDID.ID

Ngobrol Bareng PP PM dan PP NA: Pentingnya Regenerasi di Ranting dan Cabang

TAJDID.ID~Percut Sei Tuan || Angkatan Muda Muhammmadiyah (AMM) Percut Sei Tuan menggelar kegiatan “Ngobrol Bareng” bersama Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat Nasyiyatul Aisyiyah.

Kegiatan ini diikuti oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah, Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah Se Percut Sei Tuan beserta Undangan.

Adapun yang menjadi narasumber dalam Kegiatan ini adalah Amrizal, M.Pd Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Dr. Munthazimah Nasution, M.Pd Anggota Departemen PP Nasyiyatul Aisyiyah.

Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Percut Sei Tuan, Dakwati dalam sambutannya dipembukaan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Saat ini kita melihat anak-anak muda Islam semakin kurang meminati berorganisasi, mereka lebih disibukkan aktifitas sekolah dan kampus sehingga tak memiliki waktu untuk berorganisasi. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena sesungguhnya aktivitas berorganisasi terutama di Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah ini merupakan aktifitas positif bagi anak-anak muda Islam dalam mengembangkan potensi dirinya dan keilmuan agamanya,’ tuturnya.

Melihat fonomena saat ini, Dakwati menghimbau kepada warga Asyiyah agar bisa mendorong dan mengajak anak-anaknya untuk aktif berPemuda Muhammadiyah dan berNasyiyatul Aisyiyah.

“Karena Regenerasi kita ditentukan bagaimana anak muda kita hari ini,” kata Dakwati.

Bersambung ke hal 2

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Amrizal, M.Pd menyampaikan ceramahnya dalam Ngobrol Bareng.

Menggerakkan AMM di Ranting dan Cabang Tanggungjawab Bersama

Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Amrizal, M.Pd dalam Ngobrol Bareng-nya menyampaikan bahwa Ranting dan Cabang Pemuda Muhammadiyah saat ini kering dari aktifitas dakwah, hal ini bisa dilihat saat Ramadhan ini, dimana mesjid-mesjid Taqwa Muhammadiyah sangat minim dengan aktivitas anak-anak muda.

“Bahkan hanya untuk sekedar mencari pembawa acara pengajian malam, Pimpinan Ranting Muhammadiyah kesulitan. Femonema ini terlihat jelas di mesjid mesjid kita,” ungkap Amrizal.

Amrizal menegaskan, menggerakkan AMM di ranting dan cabang adalah tanggungjawab bersama. Dimana pimpinan di atasnya seharusnya dan wajib memiliki ranting dan cabang.

“Cukuplah PDPM atau PWPM mengawal rantingnya masing masing agar bisa hidup dan bergerak. Namun realitanya yang menjadi PDPM atau PWPM banyak yang tidak jelas keberadaan ranting Pemuda Muhammadiyah, apalagi ranting atau cabang Muhammadiyahnya,” ungkap Amrizal.

Faktanya saat ini, kata Amrizal, hampir semua di PDPM ranting Pemuda Muhammadiyahnya tidak hidup, apalagi bergerak.

“Yang lebih membuat kita miris, ranting-ranting siluman nanti akan diadakan hanya untuk sekedar kepentingan Musyawarah Daerah. Contoh paling dekat adalah di daerah kita Kota Medan, Muhammadiyah Kota Medan Memiliki sekitar lebih kurang 142 ranting. Bisa kita lihat tidak lebih dari 20 persen ranting yang beraktifitas dan bergerak,” sebutnya.

“Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, karena akan mengancam regenerasi Muhammadiyah di cabang dan ranting. Rendahnya minat anak muda Islam saat ini untuk berorganisasi merupakan tantangan kita semua untuk bisa menghadirkan Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah sebagai Organisasi yang menarik. Organisasi yang bisa menjadi Rumah Kehidupan bagi anak-anak muda Islam untuk mengembangkan diri, meningkatkan kualitas diri dan membangun jaringan dalam mendukung karir atau pekerjaan,” imbuhnya.

Menurut Amrizal, tanggungjawab dan tugas mulia ini merupakan PR bersama untuk mencari formula, sehingga kehadiran Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah akan semakin disenangi anak-anak muda Islam.

Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara ini menghimbau warga persyarikatan, khususnya Pimpinan dan Anggota Muhammadiyah dan Aisyiyah agar bisa menyuruh anak-anaknya yang sudah berusia pemuda.dan pemudi untuk bisa aktif berorganisasi, karena saat ini faktanya, ayah dan bundanya tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah, namun justru anak-anaknya sama sekali tidak mengenal Muhammadiyah dan Aisyiyah.

“Ini sangat mengkhawatirkan kita semua. Untuk itu, regenerasi ini harus kita mulai dari rumah kita masing-masing dan tanggungjawab kita sebagai pimpinan Persyarikatan di semua level,” pungkasnya.

Bersambung ke hal 3

Dr. Munthazimah Nasution, M.Pd, Anggota Departemen PP Nasyiyatul Aisyiyah.

Ber-Nasyiyatul Aisyiyah itu Mengasikkan

Sementara itu, Dr. Munthazimah Nasution, M.Pd dalam ceramahnya menyampaikan fenomena yang sama juga terjadi di tubuh Nasyiatul Aisyiyah. Oleh karena itu kegiatan motivasi dan saling memberi semangat seperti kegiatan ini harus sering dilaksanakan.

“Ber-Nasyiyatul Aisyiyah itu mengasikkan, menyenangkan dan sangat bermanfaat untuk mengembangkan diri,” kata Munthazimah.

Ia mengungkapkan, kondisi di NA yang sedikit berbeda dengan Pemuda Muhammadiyah adalah NA ini banyak diisi oleh mama-mama muda, yang masih punya anak-anak kecil, namun itu tidak bisa dijadikan alasan untuk berhenti bergerak di NA. Justru kondisi ini harus menjadi cambuk bagi NA agar bisa mencari formula dan menjadikan NA semakin bermanfaat untuk putri putri Islam.

“NA harus bisa hadir mencerdaskan perempuan muda Islam. Mewujudkan lahirnya perempuan muda berkemajuan,” ujarMunthazimah.

Dalam kegiatan ini juga disiapkan puluhan doorprize di antaranya baju, jilbab, sembako, sirup, PIN PM dan NA, buku-buku, uangTHR dan lain sebagainya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh unsur PCM, PCA, PRM dan PRA Se Percut Sei Tuan. (*)

Exit mobile version