Site icon TAJDID.ID

Ketua PP Agus Taufiqurrahman: Muktamar Muhammadiyah di Sumut Akan Jadi Sorotan Internasional

Ketua PP Muhammadiyah Dr.H. Agus Taufiqurrahman Sp,S., M. KesPP

TAJDID.ID~Medan || Ketua PP Muhammadiyah Dr.H. Agus Taufiqurrahman Sp,S.,M.KesPP dalam ceramahnya menjelaskan, sejak awal Muhammadiyah itu sudah dibesarkan membawa Islam yang penuh kegembiraan. Hal itu sejalan dengan pesan Nabi Muhammad, SAW, dakwah selalu disampaikan gembirakan jangan bikin umat bersedih terus lari, mudahkan jangan dipersulit. Maka para pimpinan Muhammadiyah itu, tidak boleh penuh dengan masalah agar bisa membawa kegembiraan.

“Kita para pimpinan yang mengelola dakwah ini kalau ingin menggembirakan yang jangan penuh problem, maka tentu kita pingin dalam pertemuan-pertemuan Muhammadiyah harus penuh kegembiraan” kata Agus Taufiqurrahman saat menyampaikan sambutan pada kegiatan buka puasa bersama sivitas akademika UMSU bersama PWM dan PWA Sumut di Auditorium UMSU, Sabtu (23/3).

Baca juga: UMSU dan Muhammadiyah Sumut Gelar Buka Puasa Bersama

Lebih lanjut, dijelaskan tentang Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta, tapi kemudian berkembang pesat di Padang. Selanjutnya tokoh Muhammadiyah, Buya Hamka diutus ke Makasar sehingga kemudian Muhammadiyah tumbuh sebagai organisasi besar.”Maka ada kalimat Muhammadiyah itu lahir di Yogyakarta, berkembang di Padang, besar di Makasar.

“Nah, sekarang karena Muktamar di Sumatera Utara tambah lagi kalimatnya, Muhammadiyah lahir di Yogyakarta, berkembang di Padang, besar di Makasar bergelora di Sumatera Utara. gitu,” katanya.

Sumatera Utara harus menunjukkan bisa menjadi tuan rumah yang sukses sebagai penyelenggara Muktamar ke 49 Muhammadiyah 20027.

“Kita tunjukkan betul, saat muktamar jadi sorotan internasional, karena Muhammadiyah bukan cuma kekuatan regional, kemarin bukti kita sudah mendapatkan penghargaan internasional Zayed Award sebagai lembaga yang kiprahnya dalam memajukan kemanusiaan dan persaudaraan global,” katanya.

Bahkan ada wacana karena kiprahnya terhadap kemanusiaan dan perdamaian internasional, Muhammadiyah, bukan orangnya tapi kelembagaannya mendapatkan hadiah Nobel. Artinya Muhammadiyah secara internasional sudah diakui, maka jika Muktamar itu tempatnya di Sumut, otomatis akan menjadi sorotan internasional.

“Oleh karena itu kita yang mengambil peran sejarah itu, bapak ibu karena kebetulan kita yang diamanati untuk mengawal persyarikatan tinggal sudut pandangnya, kalau yang sudut pandangnya itu selalu pesimis maka yang dipikirkan beban. Tapi kalau orang-orang yang optimis maka yang dipikirkan adalah peluang,” ungkapnya.

Sementara, Rektor UMSU, Prof. Dr mengatakan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh UMSU selaku penyelenggara dan Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai tuan rumah Muktamar ke-49. Persiapan itu terkait dengan lokasi, termasuk pemanfaatan teknologi absensi digital.

“Bagaimana memanfaatkan teknologi terutama dalam rangka absensi digital, yang ujicobanya dimulai hari ini pada berbuka puasa. Setidaknya ini merupakan pemanasan sebagaimana diketahui amanah daripada Pimpinan Pusat yang menunjuk Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai tuan rumah Muktamar Muhammadiyah tahun 2027 dan UMSU dan ditunjuk sebagai penyelenggaranya,” katanya.

Buka puasa bersama sendiri jelasnya,menjadi rutinitas tahunan PWM Sumut, Aisyiah bersama sivitas akademika UMSU. Harapannya kegiatan silaturahmi ini akan semakin memperkokoh semangat dalam rangka menghadapi Muktamar ke 49, dimana Muhammadiyah Sumut ditunjuk sebagai tuan rumah dan UMSU sebagai penyelenggara.

Terakhir, Ketua PWM Sumut Prof. Dr. H Hasyimsyah terkait tentang muktamar Muhammadiyah, berharap seluruh kader Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat mengambil bagian dalam menyukseskan Muktamar karena persatuan menjadi kunci utama berkemajuan. (*)

Exit mobile version