TAJDID.ID~Medan || Kawal Suara Rakyat, sebuah komunitas kaum muda yang peduli dengan demokrasi, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Survey Gibran Cawapres Paling Intelektual? Kegiatan ini dilaksanakan di medan bersama Kawan Coffe, yang dihadiri oleh beberapa mahasiswa dan kaum gen Z, yang menjadi jantung suara pada pemilu tahun 2024 ini.
Kegiatan ini sangat berlangsung aktif dan responsif, beberapa pemateri yang ikut hadir dalam acara tersebut adalah pengamat akademisi Irsan Armadi S.H,M,Si, M.H dan pengamat demokrasi Bara.
Acara yang berlangsung pada siang hari pukul 14.00, Selasa (21/11) tersebut memunculkan pro dan kontra terkait tentang Survey Gibran Cawapres Paling Intelektual?
Baca juga:
- Analisis Efek Elektoral Ketiga Cawapres
- Menyoroti Sepakterjang Politik Keluarga Jokowi
- LSI Denny JA Sebut Warga Muhammadiyah Dominan Pilih Pasangan Ganjar-Mahfud, Shohibul: Tendensi Potretannya Tidak Merepresentasikan Aspirasi Indonesia
Pengamat akademisi Irsan Armadi S.H,M,Si, M.H menjelaskan seseorang yang intelektual harus memiliki kecerdasan, memiliki ilmu pengetahuan yang mampu mempengaruhi nalar seseorang. Begitu juga bisa memecahkan problem bagi masyarakat banyak.
“Gibran terlepas sebagai anak presiden,ia memiliki cakupan yang luas dalam memimpin dan membangun suatu daerah. Inilah yang membedakan, sehingga dikategorikan ia unggul dalam hal intelektual kalau dikaji secara akademis,” ujar Irsan.
Menurut Irsan, Indikator penelitian yang dilakukan oleh lembaga survei bisa saja tidak sesuai keinginan publik, namun nalar politik sedikit dipaksa untuk dapat menerima kenyataan. Karena penelitian yang dilakukan mungkin telah melalui metodelogi keabsahan data yang secara rasional dan sistematis sehingga orang lain dapat mengamati kesesuaian data objektif yang bisa dipertanggungjawabkan
Sedangkan Bara sebagai pengamat demokrasi menjelaskan, tolak ukur intelektual harus dilihat dalam sudut pandang objektif, jangan hanya pada satu sisi saja, sehingga tolak ukur sebagai penyandang intelektual harus jelas.
Beberapa peserta bertanya dan memberikan masukan kepada narasumber pada kegiatan tersebut. Akbar salah satu mahasiswa dari kampus universitas swasta di Kota Medan Sumatera Utara menanyakan soal perbandingan gelar akademik dan kapabilitas cawapres yang akan berkompetisi pada pemilu 2024 ini harus menjadi contoh dan panutan bagi kaum-kaum intelektual terkhusus mahasiswa.
Kegiatan FGD ini yang berakhir pada pukul 17.30 WIB berlangsung dengan sukses. Tampak antusias semangat para mahasiswa dan gen Z aktif dan responsif dalam kegiatan tersebut.
Diketahui, Elektabilitas atau keterpilihan bakal cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka unggul tipis dari bakal cawapres diusung PDIP, Mahfud MD, dalam simulasi survei tiga nama cawapres yang dirilis lembaga Indo Barometer.
Tingkat elektabilitas 25 persen di posisi puncak atau hanya selisih 1,2 persen dari Mahfud yang mendapatkan elektabilitas 23,8 persen.
“Sementara Muhaimin Iskandar 13,7 persen, tidak menjawab/belum tentukan pilihan/rahasia 35 persen dan tidak memilih 1,8 persen,” kata Peneliti Indo Barometer Christopher Nugroho dalam konferensi persnya secara daring, Sabtu (11/11). (*)