Site icon TAJDID.ID

Isu Perampasan Lahan di Tingkat Global

Oleh: Shohibul Anshor Siregar

Buku The Global Land Grab: Beyond the Hype karya Kaag dan Zoomers adalah kajian kritis tentang fenomena perebutan lahan skala besar di berbagai belahan dunia. Kaag dan Zoomers menunjukkan bahwa perebutan lahan adalah proses yang kompleks, dinamis, dan kontekstual, yang melibatkan berbagai aktor, motif, dan dampak.

Bab I memberikan pengantar umum tentang konsep, sejarah, dan perkembangan perebutan lahan di dunia. Bab ini juga menjelaskan kerangka analisis yang digunakan oleh para penulis untuk memahami perebutan lahan sebagai fenomena sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan.

Bab II membahas tentang aktor-aktor yang terlibat dalam perebutan lahan, baik sebagai pelaku, pihak yang terkena dampak, maupun penentang. Bab ini mengidentifikasi berbagai jenis aktor, seperti negara, korporasi, lembaga keuangan, masyarakat lokal, gerakan sosial, dan organisasi non-pemerintah. Bab ini juga menggambarkan bagaimana aktor-aktor tersebut berinteraksi, berkonflik, atau berkolaborasi dalam konteks perebutan lahan.

Bab III mengkaji tentang motif-motif yang mendorong perebutan lahan, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Bab ini menyoroti berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan lahan, seperti krisis pangan, energi, dan keuangan; perubahan iklim; urbanisasi; dan geopolitik. Bab ini juga menelaah berbagai faktor yang mempengaruhi penawaran lahan, seperti reforma agraria, liberalisasi pasar, desentralisasi, dan perubahan demografi.

Bab IV mengeksplorasi tentang dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perebutan lahan, baik positif maupun negatif. Bab ini membedakan antara dampak langsung dan tidak langsung; jangka pendek dan jangka panjang; lokal dan global; serta ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Bab ini juga menguraikan tentang tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para peneliti dan praktisi dalam mengukur dan mengevaluasi dampak-dampak tersebut.

Apa saja dampak negatif perebutan lahan? Bab ini memberikan beberapa contoh dampak negatif yang sering dilaporkan oleh berbagai sumber, seperti:

Bab V menyajikan tentang strategi-strategi yang diambil oleh berbagai aktor untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul akibat perebutan lahan. Bab ini membagi strategi-strategi tersebut menjadi tiga kategori: preventif, mitigatif, dan adaptif. Bab ini juga memberikan beberapa contoh praktik baik dan buruk dalam implementasi strategi-strategi tersebut.

Strategi preventif adalah strategi yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya perebutan lahan. Contoh strategi preventif adalah:

Strategi mitigatif adalah strategi yang bertujuan untuk mengurangi atau menyelesaikan dampak negatif perebutan lahan. Contoh strategi mitigatif adalah:

Strategi adaptif adalah strategi yang bertujuan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan peluang dari perebutan lahan. Contoh strategi adaptif adalah:

Bab VI memberikan kesimpulan akhir dari buku ini. Bab ini menekankan bahwa perebutan lahan bukanlah fenomena baru atau sementara, melainkan merupakan manifestasi dari dinamika sosial-ekonomi-politik global yang berkelanjutan. Bab ini juga menyarankan bahwa solusi untuk mengatasi perebutan lahan harus bersifat inklusif, partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

Bab ini memberikan beberapa poin penting yang dapat diambil dari buku ini, seperti:

Bab ini juga memberikan beberapa rekomendasi untuk para pembaca buku ini, seperti:

 

Ilustrasi perampasan lahan. (Net)

Buku ini bukanlah satu-satunya sumber informasi yang dapat dijadikan acuan. Berikut adalah beberapa karya lain yang juga membahas isu perampasan lahan dari berbagai perspektif:

Exit mobile version