Site icon TAJDID.ID

Haedar Nashir: 700 Ribu Mahasiswa Muhammadiyah yang Tersebar di 173 PTMA Terintegrasi dalam Satu Rumpun

Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

TAJDID.ID || Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) dimanapunakan secara otomatis berjejaring atau memiliki jaringan dengan 173 (PTMA) di seluruh Indonesia, bahkan juga di Malaysia.

“Mahasiswa di seluruh PTMA berada dalam satu rumpun Persyarikatan Muhammadiyah. Bahkan karena jaringannya yang luas tersebut, mahasiswa Muhammadiyah menyumbang 10 persen dari total mahasiswa Indonesia,” ungkap Haedar dalam agenda Grand Opening Masta Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) secara daring, Selasa (1/8)

“Sebab jika dikalkulasikan jumlah mahasiswa Muhammadiyah yang tersebar di 173 PTMA mencapai kurang lebih 700.000 mahasiswa. Ratusan ribu mahasiswa tersebut terintegrasi dalam satu rumpun,” imbuhnya, dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

“Karena itu kalian tidak hanya berada didalam satu kampus tetapi kalian berada di satu rumah besar kampus-kampus Muhammadiyah yang tersebar di seluruh tanah air.” kata Haedar

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa Muhammadiyah tidak boleh berkecil hati. Haedar berpesan supaya kesempatan belajar di PTMA untuk menimba wawasan, berinteraksi secara luas, serta berpaham Islam yang Berkemajuan, dan berilmu yang melintas batas.

“Bukan hanya pembelajar ilmu tapi juga menjadi orang yang mendidik diri insan yang kamil, insan yang utuh, insan yang sempurna selain berilmu dan berkeahlian tapi juga beriman dan berakhlak mulia.” tutur Haedar.

Lebih lanjut ia menegaskan, mahasiswa Muhammadiyah tidak cukup hanya berilmu, namun lemah dalam akhlak. Dalam hematnya, berilmu saja di era sekarang dan masa depan akan menyebabkan prahara di muka bumi.

“Sehebat-hebat sebuah bangsa sehebat-hebat manusia dengan ilmunya di akan menjadi masalah bagi kehidupan jika akhlaknya rusak, jika tidak berkeadaban. Perang dan seluruh prahara dimuka bumi ini terjadi karena banyak orang berilmu menguasai teknologi, cerdas tetapi tidak berkeadaban.”ujarnya.

Menurut Haedar, ilmu dan akhlak akan melahirkan keadaban. Tidak cukup sampai di situ, mahasiswa Muhammadiyah juga diharapkan mempelajari nilai benar dan baik, serta nilai luhur. (*)

Exit mobile version