Site icon TAJDID.ID

Jihad, Hijrah, Cinta dan Air Mata

الهِجْرَةُ ثَقِيْلَةٌ، لكِنْ فِيْهَا شُعُوْرٌ بِالمُتْعَة

Hijrah itu memang berat, tetapi di dalamnya ada rasa nikmat.

Saat air mata jihad harus hijrah. Saat tak ada kenyamanan di Makkah lagi, berhijrah adalah jihad yang paling utama.

Panggillah hati kaum muslim telah ditabuh sebagai langkah awal perjuangan. Kekuatan kaum muslim berawal dari hijrah. Hati kaum muslim saat itu telah membuat semangat dan siap dihadirkan dalam cinta setiap waktu.

الهِجْرَةُ رِحْلَةٌ جَمِيْلَةٌ، لكِنْ مُتَعَرِّجَة

Hijrah itu perjalanan indah namun berliku.

Puncaknya ibadah adalah jihad, yakni saat kemungkaran semakin merajalela dan tak ada jalan lain kecuali dengan jihad. Jihad merupakan pengorbanan yang tertinggi dan risikonya adalah syahid. Saat cinta sudah tak berdaya solusinya adalah berkorban dengan rasa.

Saat itu Rasulullah dikepung oleh orang-orang kafir yang telah makar. Mereka sepakat untuk menghabisi Rasulullah. Dibalik kegelapan ada cahaya. Dua sahabat luar biasa yang menyertai dalam cinta adalah Ali bin Abi Thalib yang menggantikan posisi di kamar beliau. Risikonya dibunuh dan mati sebagai syahid.

Tetapi sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melindungi hambaNya yang sholeh. Setelah Ali bin Abi Thalib, sahabat kedua yang setia adalah Abu Bakar bin Shiddiq yang menemani dalam cinta dan air mata. Bersamanya selama tiga hari bersembunyi di Jabal Tsur. Puncaknya ada gua Tsur. Saksi sejarah perjuangan jihad dan hijrah. Setelah menempuh perjalanan hijrah yang mengharukan dan mencekam.

Allah menyelamatkan Rasulullah dan Abu Bakar dari rencana pembunuhan di Jabal Tsur. Allah mengirimkan laba-laba dan sarangnya yang begitu indah. Laba-laba dan sarangnya adalah simbol pertahanan Jihad serta hijrah.
Burung merpati dan dua telurnya menghiasi keindahan jihad, hijrah, cinta dan air mata. Burung merpati adalah simbol cinta dan air mata.

Tentang hijrah cinta tertuang juga dalam kisah romantis penuh makna. Kisah salman Al-Faritsi dan Hasan Al-Bashri misalnya yang telah gagal karena cinta adalah sebuah ibroh bahwa kegagalan cinta bukan membuat lemah justru sebagai kekuatan perjuangan hidup.

Ya …..hijrah dan air mata adalah jalan yang indah.

Seperti layaknya jalan kekuatan yang berliku yaitu cahaya sebuah kemenangan dahsyat. Perjuangan Rasulullah dan para sahabat ketika hijrah adalah puncak dari jihad yang penuh air mata. Malam itu hampir saja konspirasi dan rencana jahat orang-orang kafir akan berhasil untuk menghabisi Rasulullah. Allah lindungi dengan jihad dan cinta.

Tentang semangat cinta, teringat kisah cinta Hasan Al-Bashri dan Rabiah Al-Adawwiyah. Ketika sinar mentari menembus di lubang pintu, hati Hasan sakit karena cintanya ditolak Robiah. Suara dan kicauan burung sedikit menghibur dalam bahtera cinta. Walaupun senyum kali ini tidak seperti hari-hari sebelumnya. Senyumnya menyakitkan. Angin siang bertiup sepoi-sepoi menyentuh tubuh rumah sederhana dan mengabarkan akan cinta yang hilang. Hasan merasa sakit saat Robiah menolak lamarannya.

Kisah yang serupa dialami oleh Salman Al-Faritsi, gadis pilihannya lebih memilih Abu Darda sebagai sahabat karib. Seluruh harta yang dipersiapkan untuk melamar gadis pujaan Salman akhirnya diberikan kepada Abu Darda. Luka hati Salman bertambah ketika menyaksikan gadis itu bersanding dengan Abu Darda. Salman dengan ikhlas, tegar, dan penuh kekuatan hati untuk menyerahkan sepenuh hati menerima ketetapan Allah. Air mata berganti menjadi mata air.

Sahabat, engkau mungkin tidak merasakan sakitnya Hasan dan Salman ketika posisimu seperti Robiah dan gadis itu. Hatimu tertutupi dengan bunga-bunga cinta bersamanya.
Itulah sekilas tentang hijrah, jihad, dan air mata.

Kisah cinta yang pilu tersebut tentu tidak sebanding dengan perjalanan cinta dan perjuangan Ali bin Abi Thalib serta Abu Bakar bin Ash-Shidiq yang begitu cinta membela Rasulullah.

Jihad, Hjirah, Cinta, dan air mata berakhir dengan bahagia. Seluruh penduduk Yastrib saat itu menyambut dengan suka- cita. Saat perjuangan dakwah dan jihad serta cinta Rasul ditolak bahkan akan dihabisi di Makkah. Justru dengan perjuangan tetesan air mata Rasulullah bersama para sahabat diterima di kota perjuangan. Perjuangan di Madinah selama 10 tahun dengan jihad dan air mata menghasilkan peradaban cinta surga untuk semua setelah 13 tahun penuh air mata di Makkah kota kelahiran Nabi.

Umat Islam bukan kelompok manusia yang perhatiannya hanya ditumpahkan untuk hidup. Umat Islam adalah jamaah yang mempunyai semangat akidah untuk mengatur hubungannya dengan Allah, menentukan pandangannya yang jelas tentang hidup, mengatur segi-segi khusus urusan pribadi dan menuntun hubungan dengan alam di luar dirinya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Bukti jihad, hijrah, cinta, dan air mata yang dicontohkan Rasulullah pertama kali adalah membangun masjid untuk menampilkan start perjuangan syiar Islam. Menurut riwayat, Rasulullah membangun masjid pertama di tempat unta beliau berhenti pada saat kedatangan beliau di Madinah, yaitu di Mirbad, sebidang tanah milik dua orang asuhan As’ad bin Zararah. Dua orang pemilik tanah itu ingin menyerahkan kepada Rasulullah dengan cuma-cuma demi keridhaan Allah. Tetapi Rasulullah menolak dengan tetap membayarnya.

Setelah Masjid adalah membangun persaudaraan. Kemudian menjalin hubungan dengan orang-orang di luar Islam. Perjuangan selanjutnya adalah perjuangan berdarah menghadapi fitnah, peperangan, dan kemungkaran. Perang Badr, perang Uhud, perang Badr kedua, Operasi militer di Daumatul-Jandal, Memerangi berita hoax atau Haditsul Ifk yang merobek perjuangan cinta Aisyah dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala langsung membela Aisyah dengan diturunkannya Q.S. An-Nuur ayat 11.

اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).

Dengan peristiwa ini, Rasulullah kemudian menjatuhkan hukuman hadd (cambuk) terhadap beberapa orang yang terbukti turut menyebarkan berita hoax mengenai Aisyah. Hassan bin Harits, Mishtah, dan Himnah. Sementara itu tokoh utama penyebar fitnah Abdullah bin Ubay meloloskan diri. Peristiwa ini sebagai gerakan militer terhadap Bani Mushthaliq, terjadi setelah perang Khandaq (Perang Ahzab), Peristiwa jihad selanjutnya adalah perang Mu’tah, perang Hunain, perang Tabuk, hingga memerangi masjid Dhirar dan berakhirlah perjalanan jihad, cinta, dan air mata Rasulullah dengan indah yakni ketika bertemu kekasihnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebelumnya adalah situasi mantap, Hujjatul Wada, dan kepulangan ke Madinah.

Semoga tulisan ini menambah khasanah makna untuk menapaki sisa-sisa hidup yang lebih semangat lagi walau tanpa harus berpegang dengan jabatan, harta melimpah yang didambakan, hingga pertarungan manusia akhir zaman yang terus menuhankan pencitraan. Wallahu A’lam. Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb. Wa Bashshiril Mu’minin. (*)

Ketua PDM Kota Tegal

Exit mobile version