Site icon TAJDID.ID

Agus Samsudin: Muhammadiyah Tidak Pernah Ambil Untung dari Aset Amal Usaha

Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin. (foto: muhammadiyah.or.id)

TAJDID.ID ||  Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) adalah salah satu bidang dakwah Persyarikatan yang paling menonjol. Berjumlah puluhan ribu, AUM yang terdiri dari lembaga pendidikan hingga pelayanan sosial dan kesehatan tersebar ke seluruh Indonesia.

Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin menegaskan, meski AUM identik dengan manajemen dan bisnis, sejatinya Muhammadiyah tidak menjadikan AUM sebagai alat kapitalisme guna meraup keuntungan pribadi atau organisasi.

Menurut Agus, seluruh keuntungan yang diperoleh AUM diputar kembali untuk dikembalikan pada masyarakat.

“Karena itu kalau (pemerintah atau NGO) membantu Muhammadiyah pada hakikatnya membantu masyarakat luas karena Muhammadiyah tidak mengambil keuntungan, tidak mengambil untung yang didapat untuk Muhammadiyah, tetapi semuanya dikembalikan untuk masyarakat,” tegasnya ketika menyampaikan pidato pada acara Milad ke-51 Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Kamis (23/6)

Agus mengungkapkan, bahwa seluruh keuntungan yang didapatkan dari AUM digunakan untuk tiga hal yakni, operasional dakwah, investasi pengembangan AUM, dan terakhir kesejahteraan karyawan yang ada di AUM tersebut.

“Jadi Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemudian tidak ada pembagian dividen (laba) atau mengambil dalam jumlah besar terhadap amal usahanya,” tegasnya.

Sebagai pengejawantahan Surat Al-Ma’un, kata Agus, AUM yang menjadi investasi dakwah Muhammadiyah tetap mengutamakan keberpihakan kepada kaum dhuafa kendati terus meningkatkan kualitas baik dari sisi teknologi, pelayanan, hingga sarana-prasarana.

Karena itu meskipun memiliki klaster pelayanan sesuai segmen ekonomi tertentu, Amal Usaha Muhammadiyah terutama di bidang kesehatan tetap memperhatikan pelayanan kaum duafa lewat bantuan dana dari lembaga zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah (Lazismu).

“Kedua, jika (dana Lazismu) kurang maka dana dari rumah sakit juga bisa dikeluarkan. Oleh karena itu, kerja sama apapun yang dilakukan dengan rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah, maka insyaallah akan kembali kepada masyarakat secara lebih luas,” tegasnya. (*)

Exit mobile version