TAJDID.ID~Belawan || Masyarakat Kota Pelabuhan Belawan dan beberapa sudut kecamatan yang ada di Medan Utara saat ini, diasumsikan akan kembali merayakan Idul fitri diiringi banjir rob yang menenggelamkan pemukiman warga. Karena menurut data yang di keluarkan oleh pihak BMKG ketiggian air pasang laut akan mencapai sekitar 2,6 meter pada tanggal 02 Mei yang akan datang.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari organisasi kemasyarakatan Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) yang selama ini konsisten menyikapi bencana berkelanjutan banjir rob yang menimpa warga masyarakat pesisir utara kota Medan tersebut.
Menurut Ketua Umum FABB, R. Khairil Chaniago, pemerintah kota Medan dan provinsi Sumatera Utara sepertinya tidak ”punya hati” terhadap warga kota Belawan dan Pesisir Utara kota Medan lainnya yang sudah bilangan tahun merayakan Fidil fitri diiringi banjir rob.
Khairil menuturkan, Keceriaan dalam bersilatuhmai bersama keluarga dan jiran tetangga terganggu akibat air pasang laut yang masuk membanjiri ruang tamu hingga dapur. Kemudian dilanjutkan dengan menguras genangan air pasang di dalam rumah setelah pasang mengalami surut agar pada malam harinya ruangan kembali bisa digunakan untk tempat berhalal bi halal bersama keluarga.
“Hal ini terus berlangsung hingga lebaran hari ke empat,” ujar Khairil.
Akibatnya, lanjut Khairil, tidak ada semangat bagi masyarakat untuk memperindah rumahnya dalam menyambut lebaran seperti pada tahun-tahun silam, pemukiman warga pun semakin terlihat kumuh.
“Sudah bilangan tahun kami menjalani lebaran Idul Fitri dengan kondisi dan suasana yang berbeda dengan saudara saudara kami di wilayah kota Medan yang lain,” ungkap Khairil yang didampingi oleh Plt Sekretaris Umum Muhammad Asril.
Sungguh sebuah ironi yang berkepanjangan, Khairil menilai hal ini mengindikasikan perhatian pejabat daerah sangat lemah. Menurutnya, kehadiran para pejabat tersebut selama ini hanya meninggalkan jejak-jejak digital tanpa wujud pembangunan yang fundamental.
Dikatakannya, Pemko Medan dan Pemprop Sumut yang hanya bisa berwacana dan mengumbar janji dari tahun ke tahun untuk menata kota kecil yang menyumbang devisa cukup besar bagi negeri ini.
“Lebih tepanya kota Belawan hanya dijadikan ajang seremonial yang bersifat bluffing media belaka namun minim esensi,” ketus Khairil.
Lebih lanjut khairil menjelaskan, bahwa sebenarnya banyak solusi untuk menyelamatkan kota Belawan dari bencana banjir rob yang siklusnya semakin sering terjadi. Disebutkannya, salah satu program jangka pendeknya adalah melakukan pengerukan endapan material pasir dan lumpur di beberapa titik alur dan muara sungai yang ada di sekitar pesisir utara Medan, menata dan membangun drainase atau parit di pemukiman warga yang terkoneksi dengan laut.
Kedua solusi ini,kata Khairil, menurut perhitungan tidak begitu besar membutuhkan anggaran, sebagaimana jika membangun tanggul rob yang di perkirakan menelan biaya sebesar 7 Trilyun.
“Jadi jangan masyarakat kota Belawan terus di iming-imingi dengan janji tetapi tanpa realisasi, ini sama halnya dengan penipuan publik,” ujarnya.
Untuk itu Khairil meminta kepada bapak Walikota Medan serta Gubernur Sumut agar jangan lalai dengan kota kecil yang membawa berkah bagi negeri ini.
“Janji janji yang tidak ditepati ibarat hinaan bagi kami. Banjir rob memiliki sifat merusak, baik terhadap infrastuktur maupun kesehatan masyarakat setempat, bibit penyakit mengancam masyarakat pesisir utara kota medan akibat limbah dari beberapa pabrik yang di buang ke laut bercampur dengan air pasang yang masuk ke dalam rumah warga,” sebutnya.
Khairil mengingatkan, warga kota Belawan dan pesisir Medan Utara saat ini masuk ke dalam fase krisis kesehatan karena lingkungan yang kurang streril dampak dari banjir rob.
“Untuk itu kami membutuhkan political will dari pemko Medan untuk sesegera mungkin mengatasi hal ini. Mari kita berkolaborasi untuk hal yang fundamental dan bukan sebatas seremonial,” harapnya.
“Atau kami harus berembuk bersama masyarakat Medan Utara yang lain untuk mengajukan opsi ‘pemekaran daerah’ agar kami punya kewenangan untuk menata dan memperbaiki kondisi daerah kami,” tutup R. Khairil Chaniago. (MRS)