Negeri Srimulat
Karya: Anggalih Bayu Muh Kamim
Yang kuasa keluar dari singgasana,
Algojonya ketar-ketir.
Yang kuasa kelar siap berkelana,
Algojonya minta mampir.
Algojonya melempar suara, Yang kuasa menyanggupi
Algojonya menampar suasana, Yang kuasa menjalani
Yang kuasa penurut, bukalah kaca
Kawula clingak-clinguk
Algojonya atur seserahan, Yang kuasa memelototi
Algojonya matur paparan, Yang kuasa melobi
Yang kuasa mengkerut, tataplah mata-mata
Kawula dangak angguk-angguk
Yang kuasa berceloteh, seserahannya ditembakkan
Kawula terkekeh-kekeh, seserahannya diperebutkan
Yang kuasa menoleh, mringis…….. hahahehehahahehe….
Kawulanya serasa disembelih, miris……. huhuhuhu……
Kawulanya jadi hiburan, Yang kuasa bangga
Algojonya hahahihi kesenangan, Yang kuasa berbunga-bunga
Seserahan bahan keroyokan, Yang kuasa lempar lagi
Seserahan hiburan kekuasaan, Yang kuasa tak tahu diri
Tontonan rakyat, kawula mlarat…….
Hiburan pejabat, merasa merakyat….
Hidup bagai panggung sandiwara bejat, di negeri Srimulat
Hil yang Mustahal
Karya: Anggalih Bayu Muh Kamim
Yang kuasa merancang hajatan, algojonya siap-siap
Pembuat warta menampilkan, pirsawannya menatap
Yang kuasa memaparkan, katanya minta disentil
Pembuat warta menyajikan, pirsawannya agak labil
Esoknya tembok dilukis, sorenya algojo menangkis
Lusanya simboknya dipelototi, algojonya tak punya hati
Simboknya dihardiki, algojonya yang mengehendaki
Besoknya Yang kuasa pengumuman, katanya perlu jaga kesopanan
Gerombolan kawula nunggu depan singgasana, algojo sembunyi-sembunyi
Kumpulan kawula justru merana, algojo mulai memarahi
Yang kuasa pergijalan-jalan, kawulanya bak tontonan
Yang kuasa salim-salim, kawulanya dijajah nekolim
Kawula sentil pada dunia maya, algojonya patroli….
Dedengkotnya sentimentil, algojonya mulai mengkatroli….
Kawula diciduk, Yang kuasa duduk-duduk
Kawula tersentuh, Yang kuasa nyuruh-nyuruh
Minta disentil, jadi sentimentil…..
Maunya disambut, kuasanya tak akan terenggut….
Yang kuasa suka dengar, katanya…..
Yang kuasa buka layar, katanya….
Patgulipat……… banyak akal,
Alamat………. Hil yang Mustahal
Mak Bedunduk
Karya: Anggalih Bayu Muh Kamim
Layar dibuka, para kawula jadi pemirsa
Pasar warta, Yang kuasa selebriti semesta
Kabar dibaca, para kawula tak bisa apa-apa
Jedar…. terlaksana agenda penguasa
Mahar di mata, pasal-pasal dagang sapi
Kelakar penguasa, membegal cita-cita proklamasi
Pakar diminta, membual mimpi-mimpi
Byar…. Pada bersua kepada ambisi
Petantang-petenteng….. pengumuman kebijakan
Centeng-centeng mengamankan kepentingan
Abra kadabra…. Si Nujum menyulap pembangunan
Astaga naga belum kalap melebih-lebihkan
Buat semalam, sembunyi-sembunyi….
Para kawula tak ditarik bergumul
Adat disulam, demi mimpi dan ambisi….
Para kawula bak titik di dalam kemul
Muncul di layar, katanya pasal-pasal untuk rakyat
Bergumuldibayar, bilangnya tak asal jalankan amanat
Mak bedunduk…..
Mak jegagik….
Mak petungul….
Agenda buluk….
Kebijakanjijik….
Pasal asal sebul….
Untung Ada Saya
Karya: Anggalih Bayu Muh Kamim
Pesanbukansembarangamanat
Tidakberjalanbisakualat
Tapiditekanmalahbalikmelaknat
Kerjaan Yang kuasa dan para pejabat
Pesan ditulis, diterbangkan
Kesan dirilis, dibacakan
Lho…. Lho… Lho… Elah Dalah…
Melongo… sudah salah kaprah
Tensinya naik, Yang kuasa panggil algojo
Risikonya kritik, bahasa berujung menyonyo
Yang nulis, mencari untung….
Yang rilis, lari lalu mematung….
Memang lagi mujur, penolongnya datang
Tak jadi ajur, algojonya dihadang
Yang nulis…. Yang rilis…. Minta perlindungan
Yang kuasa…. Petugasnya…. Bawa pentungan
Untung ada saya….
Yang nulis…. Yang rilis…. disayang-sayang
Yang kuasa…. Petugasnya…. Malang bukan kepayang
Untung ada saya….
Kritik tak jadi dihardik
Untung ada saya….
Perkara pelik tinggal setitik
Anggalih Bayu Muh Kamim. Lahir di Sleman pada 14 Juni 1997. Besar dari lingkungan yang sedang mengalami perubahan agraria secara massif membuatnya sering menulis mengenai masalah petani, agraria, lingkungan, ekonomi sumber daya alam dalam berbagai esai, artikel ilmiah, karya tulis ilmiah maupun karya sastra sebagai wujud refleksi atas apa yang terjadi di sekitarnya. Kini sedang menikmati masa-masa menjadi penulis independen.