TAJDID.ID || Peristiwa penangkapan tiga orang ustadz yang diduga terlibat terorisme oleh Densus 88 di Bekasi, Selasa (16/11) memicu pro-kontra di tengah-tengah masyarakat.
Pro-kontra tampak semakin menguat ketika diketahui salah seorang dari 3 orang ustadz tersebut, yakni AZA adalah anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Akibatnya, kemudian ada kelompok tertentu yang memunculkan wacana pembubaran MUI, dengan alasan organisasi itu sudah disusupi terorisme.
Di dunia maya, wacana pembubaran MUI itu diekspresikan lewat sebuah tagar: #BubarkanMUISarangTeroris.
Seperti biasa, sebuah mobilisasi tagar yang didasari pro-kontra akan mendapatkan tagar tandingan. Maka bersamaan dengan #BubarkanMUISarangTeroris menyumbul tagar tandingan #dukungMUI.
Dari pantauan tajdid.id, dalam dua hari terakhir ini, perang tagar antara #BubarkanMUISarangTeroris versus #dukungMUI begitu sengit terjadi di jagad dunia maya (terutama Twitter). Bahkan kedua tagar yang berseteru ini sempat menjadi trending.
Sampai berita ini diturunkan, perang tagar masih berlangsung sengit. Tampak tak sedikit akun-akun besar dari kedua kubu terlibat dalam pertempuran tagar ini.
Namun, sepertinya perang tagar ini berlangsung tidak berimbang. Dari pantauan tajdid.id di twitland, hingga pukul 22.00 malam ini, Kamis (18/11), #BubarkanMUISarangTeroris kalah telak dari #dukungMUI.
Rinciannya, #dukungMUI memiliki 104 ribu tweet, sedangkan #BubarkanMUISarangTeroris cuma 5.614 tweet. (*)