SEBENTAR LAGI GELAP TIBA
Karya: Martiningsih
Kau tahu sore begitu-
Lengang
Sedang desing mereka
Tak
Berkesudahan
Semua buat mereka saja
Kau tahu aku-
Tak begitu-
Menginginkannya
Selama udara
Menghidup kala
Yang musim-musim berkisar
Di pusarannya
Kau tahu
Nanti sore menjadi senja
Dan senja menjadi-
Cinta
Yang bertumbuh dalam kegelapan seketika
Gelap yang meletupkan
Kata-kata
Gelap
Yang bersemayam
Di dalam sukma
DI HADAPAN JALAN
Karya: Martiningsih
jalan
aku tak sedang
menapak jalan-
yang panjang kering-
dan kehujanan
yang hawa dingin-
dan sendirian
atau remang dalam-
kerumunan orang dan
binatang
jalan
aku tak sedang
membentang jalan
tak pedulikan berapa-
butir yang terbuang
semenjak resah dan
gejolak tak menjadi soal
di jalan
daratan
di permukaan yang sudah larut
dalam pandangan
KEPADA DEBU-DEBU
Karya: Martiningsih
Perlahan disiram
debu usang yang
bersarang
beribu
wayah silam
Ditatap ada
yang kala ada
ada
dan tetap ada
Bahkan siraman
bak bukanlah
pembersihan
Dari noda
dari duka
dari segala
dari padanya
Benih
selamanya benih itu sendiri
Meski langit semakin rendah
Musim semakin mengakrab saja
Seolah
hujan dan kemarau
selalu cerah
Benih
selamanya pada apa
yang engkau cari
Tanpa mimpi
Tanpa kunci dari
mata api
Semua kadung dicuci
Perihal katanya kan jadi
lebih berarti
Walau
sekali
dua kali
tak akan lain
tak akan waktu membuatku yakin
Hanya benih itu sendiri
yang hidup berangsur hari
Hanya itu
bagian demi bagiannya
menjelma bunga dan
berbuah suatu kala
Sementara
kau
tak berani duga
Apalagi menatap
dan membersih kulitnya
Kini masa berperan sudah
Kau
bahkan tak lekas
melihat debu-debu itu
Hanya kumpulan deru
Bio Penulis
Martiningsih, lahir di Kebumen pada 1995. Gemar membaca dan menulis puisi. Karyanya dimuat di beberapa buku antologi bersama dan media online. Buku tunggalnya yang telah terbit yakni Sedalam Puisi (2021). Hingga kini, penggal bait puisinya dapat dijumpa di akun @sedalampuisi miliknya. Atau dapat disapa di @nings_marti.